Bernapas terlalu cepat bisa bahayakan kesehatan
Bernapas terlalu cepat ternyata dapat memancing berbagai penyakit bagi tubuh.
Apakah Anda sering menarik napas dan menghembuskannya cepat-cepat? Penelitian terbaru menunjukkan bahwa bisa jadi cara Anda bernapas itu malah berbahaya bagi kesehatan Anda.
Dilansir dari Washington Post, Patrick McKeown direktur dari Buteyko Clinic International menyatakan bahwa masalah terbesar bagi kesehatan tubuh adalah bernapas terlalu banyak. Perilaku ini disebut dapat memicu kecemasan berlebih, asma, kelelahan, insomnia, masalah jantung dan bahkan obesitas.
-
Kenapa kesehatan lidah penting? Seiring dengan fungsinya yang kompleks, kesehatan lidah dapat mencerminkan kondisi keseluruhan dari kesehatan seseorang. Perubahan warna, tekstur, atau adanya gejala seperti luka, bintik, atau pembengkakan pada lidah bisa menjadi tanda awal masalah kesehatan yang lebih serius.
-
Siapa yang melakukan penelitian mengenai keheningan? “Sejauh ini, sampai penelitian kami muncul, belum ada tes empiris utama untuk pertanyaan ini. Dan itulah yang ingin kami berikan,” kata Rui Zhe Goh, peneliti bidang Sains dan Filsafat dari Johns Hopkins University. Goh dan para profesornya mengerjakan ilusi sonik untuk memahami jika orang merasakan keheningan saat mereka memproses suara dari perspektif kognitif.
-
Kapan penelitian ini dilakukan? Studi ini didasarkan pada National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES) 1999–2018, yang melibatkan lebih dari 17.000 wanita berusia 20 hingga 65 tahun.
-
Bagaimana BPJS Kesehatan menjaga netralitas dalam penilaian Lomba Karya Jurnalistik? Untuk menjaga netralitas dalam melakukan penilaian, nama jurnalis dan media massa pada seluruh karya lomba yang masuk telah dihilangkan, sehingga bersifat anonim.
-
Dimana tempat penelitian ini dilakukan? Bukti ini ditemukan lewat studi yang dipimpin oleh Gaia Giordano dari Universitas Milan, Italia.
-
Di mana para astronot ini melakukan penelitian tentang sakit kepala? Tim peneliti melakukan penelitian terhadap 24 astronot yang pergi ke Stasiun Antariksa Internasional (ISS) selama 26 minggu.
Ketika menghembuskan napas, tubuh manusia mengeluarkan karbon dioksida. Proses bernapas yang terlalu banyak membuat tubuh kehilangan karbon dioksida lebih cepat dari yang seharusnya dibutuhkan oleh tubuh. Teori ini berdasar pada metode dari Konstantin Buteyko, seorang dokter dari Rusia yang menemukan salah satu cara menangani penyakit asma.
McKeown menyarankan agar orang tidak bernapas terlalu banyak dalam tempo yang cepat. Kegiatan yang disarankan agar bernapas dalam tempo yang tepat antara lain berlatih menahan napas lebih lama, menarik napas dalam-dalam, serta menutup mulut ketika tertidur di malam hari. Selain itu bernapas lebih pelan juga biasa digunakan untuk menenangkan pikiran dan sebagai relaksasi.
Maka mulai cobalah untuk bernapas pelan-pelan karena lebih sehat dan menenangkan.
Baca juga:
Gadis ini bersin 12.000 kali dalam sehari
Terkena radang tenggorokan? Sembuhkan dengan 5 cara alami ini
Ini 10 cara efektif bersihkan paru-paru dalam 2 hari
Hati-hati, 6 makanan ini bisa memperburuk asma!
Sering berkendara di malam hari bikin sakit paru-paru?