Bicara bohong ternyata bisa merusak kesehatan!
Berbohong tak hanya bisa merugikan orang lain, tetapi juga bisa berbalik menyerang diri Anda sendiri!
Siapa yang tak pernah berbohong di dunia ini? Meski tidak untuk menipu orang lain, terkadang seseorang berbohong untuk menyenangkan orang lain, untuk menghindari masalah, atau lainnya yang disebut white lies. Berbohong memang salah satu hal yang tidak terpuji, terutama jika kebohongan kita merugikan orang lain. Namun ternyata kebohongan yang kita ucapkan bisa berbalik menyerang diri sendiri.
Sebuah penelitian mengungkap bahwa orang yang sering berbohong bisa mengalami beberapa masalah kesehatan. Hal ini telah dibuktikan oleh para peneliti di University of Notre Dame yang mengamati 110 partisipan berusia antara 18 sampai 71 tahun. Peneliti melakukan pengamatan terhadap para partisipan selama 10 minggu, seperti dilansir oleh Care2 (14/08).
Selama penelitian, salah satu kelompok diminta untuk tidak mengatakan kebohongan satu pun, sementara kelompok yang lain tak diberikan mandat serupa selama penelitian. Sekali dalam seminggu, partisipan akan menghadapi mesin pendeteksi kebohongan untuk mengetahui kebohongan yang mereka lakukan.
Dalam waktu 10 minggu diketahui bahwa kelompok yang sering mengatakan kebohongan mengalami beberapa masalah kesehatan seperti sakit kepala, insomnia, dan masalah kesehatan lain seperti radang tenggorokan. Selain itu, tingkat stres yang mereka alami pun meningkat.
"Analisis secara statistik ini menunjukkan bahwa meningkatnya hubungan dan kesehatan berkaitan dengan jumlah kebohongan yang diungkapkan. Semakin sedikit kebohongan, maka semakin tinggi pula peningkatan kesehatan," ungkap profesor Lijuang Wang dari Notre Dame University.
Berdasarkan penelitian di US News, orang biasanya berbohong secara konstan setiap hari. Sebuah penelitian bahkan mengungkap bahwa seseorang bisa mengatakan dua sampai tiga kebohongan setiap 10 menit. Penelitian tersebut mengungkap bahwa setidaknya seseorang berbohong sekali sehari.
Peneliti berpendapat bahwa bukan jumlah kebohongan yang berimbas pada kesehatan, dan bukan alasan mengatakannya. Melainkan usaha dan tekanan seseorang untuk terus berbohong untuk menutupi kebohongan lainnya yang kemudian berimbas pada kesehatan mental dan fisik mereka. Keharusan untuk menutupi kebohongan dengan kebohongan lainnya akan menyebabkan produksi hormon stres meningkat dan menyebabkan kerusakan pada kesehatan.
Hal ini nantinya tak hanya berpengaruh secara mental, tetapi juga secara fisik. Stres yang berlebihan bisa memicu masalah kesehatan seperti insomnia, sakit punggung, detak jantung yang tak beraturan, sakit kepala, dan menurunnya sistem kekebalan tubuh. Sebaliknya, mengatakan sejujurnya malah memicu produksi hormon kebahagiaan yang membuat hidup menjadi lebih tenang, menurunkan stres, dan menjaga tubuh tetap bugar.
Baca juga:
Tips mencegah cedera akibat tas punggung
Zat antibakteri bahayakan janin dalam kandungan?
Hentikan kebiasaan makan di meja kerja sekarang juga!
Ini akibatnya jika tak rutin mengganti bantal!
Ini yang terjadi pada tubuh saat panik!
-
Kenapa kesehatan lidah penting? Seiring dengan fungsinya yang kompleks, kesehatan lidah dapat mencerminkan kondisi keseluruhan dari kesehatan seseorang. Perubahan warna, tekstur, atau adanya gejala seperti luka, bintik, atau pembengkakan pada lidah bisa menjadi tanda awal masalah kesehatan yang lebih serius.
-
Siapa yang melakukan penelitian mengenai keheningan? “Sejauh ini, sampai penelitian kami muncul, belum ada tes empiris utama untuk pertanyaan ini. Dan itulah yang ingin kami berikan,” kata Rui Zhe Goh, peneliti bidang Sains dan Filsafat dari Johns Hopkins University. Goh dan para profesornya mengerjakan ilusi sonik untuk memahami jika orang merasakan keheningan saat mereka memproses suara dari perspektif kognitif.
-
Kapan penelitian ini dilakukan? Studi ini didasarkan pada National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES) 1999–2018, yang melibatkan lebih dari 17.000 wanita berusia 20 hingga 65 tahun.
-
Mengapa penelitian ini penting untuk memahami perkembangan tubuh dan penyakit? Studi ini memberikan pemahaman lebih lanjut tentang proses perkembangan yang mendasari, yang dapat membantu dalam penelitian dan penanganan penyakit di masa depan.
-
Di mana penelitian ini dilakukan? Tim peneliti dari Universitas Yonsei di Seoul, Korea Selatan, berhasil mengembangkan varietas beras hibrida yang dipadukan dengan protein daging sapi dan sel lemak.
-
Mengapa para peneliti melakukan penelitian tentang kematian? Penelitian ini bertujuan untuk melihat sisi lain secara ilmiah bagaimana yang terjadi ketika orang-orang diambang kematian.