Bisa Berbahaya, Ini Alasan Mengapa Bayi Belum Boleh Konsumsi Susu Sapi
Bayi hanya bisa konsumsi ASI dan susu formula namun tidak susu sapi karena bisa berbahaya.
Konsumsi susu sapi pada bayi masih belum boleh dilakukan karena sejumlah alasan.
Bisa Berbahaya, Ini Alasan Mengapa Bayi Belum Boleh Konsumsi Susu Sapi
Saat mempertimbangkan pilihan makanan dan minuman untuk bayi di bawah usia satu tahun, sangat penting untuk memahami batasan dan pertimbangan kesehatan yang ada. Sejumlah makanan yang kita kira aman ternyata bisa menjadi penyebab dari masalah kesehatan pada bayi.
-
Mengapa ASI berubah warnanya? Meskipun ini tentu saja menarik, belum ada bukti yang dipublikasikan sejauh ini yang menunjukkan bahwa perubahan warna ini adalah hasil langsung dari ASI yang berubah sebagai reaksi terhadap infeksi dari bayi yang disusuinya atau orang tua yang menyusui.
-
Kenapa ASI bisa encer? Penyebab ASI Encer Produksi air susu ibu (ASI) yang encer bisa dipengaruhi oleh berbagai faktor. Beberapa penyebab umum ASI encer antara lain: 1. Kurang Frekuensi Menyusui Jika ibu tidak menyusui bayi dengan cukup frekuensi atau tidak memberikan cukup waktu untuk proses menyusui, produksi ASI dapat menurun. Frekuensi menyusui yang rendah atau penggunaan jadwal menyusui yang tidak sesuai dengan kebutuhan bayi dapat mempengaruhi produksi ASI.
-
Babat itu bagian mana di sapi? Salah satu gank jeroan adalah babat. Bagian dalam perut sapi atau kambing yang berbentuk seperti handuk ini bisa diolah jadi makanan yang lezat.
-
Bagaimana proses mengubah ASI menjadi bubuk? Proses freeze-drying melibatkan pembekuan ASI pada suhu ekstrim -50 Celsius selama beberapa jam, diikuti dengan mengubah ASI beku menjadi bubuk menggunakan teknik sublimasi.
-
Apa saja bagian babat sapi? Setelah lapisan dalamnya dibuang, babat sapi yang berasal dari dinding otot perut sapi diolah. Lapisan ini mencakup rumen (babat handuk), retikulum (babat tawon/sarang lebah), omasum (babat jarit/buku), dan abomasum (babat buluh).
Dilansir dari Live Science, dr. Jae Kim dari Cincinnati Children's Hospital menerangkan bahwa ASI memang diproduksi secara khusu untuk memenuhi kebutuhan bayi. Sementara itu, susu sapi sesungguhnya diproduksi untuk memenuhi kebutuhan anak sapi.
Walau susu formula juga dibbuat dari susu sapi, namun kandungan protein yang ada di dalamnya telah dihilangkan. Selain itu, terdapat juga sejumlah formula yang ditambahkan pada susu khusus bayi ini.
"Susu formula yang sudah jadi ini sedikit berbeda dari susu sapi yang ada," terang dr. Kim.
ASI dan Susu Formula adalah Pilihan Terbaik
Pada bayi dengan usia di bawah satu tahun, pilihan susu yang bisa mereka konsumsi cukup terbatas. Mereka hanya boleh mengonsumsi air susu ibu (ASI) atau susu formula khusus yang dirancang untuk bayi. Ini karena kedua jenis susu ini telah dirancang untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bayi selama periode pertumbuhan dan perkembangan mereka yang kritis.
Perbedaan Mendasar Antara ASI dan Susu Sapi
Menurut American Academy of Pediatrics, salah satu alasan utama mengapa bayi tidak boleh diberi susu sapi adalah karena perbedaan mendasar antara ASI dan susu sapi. ASI diproduksi secara khusus oleh tubuh ibu untuk memenuhi kebutuhan bayi, sementara susu sapi diproduksi untuk anak sapi.
Selain itu, susu sapi mengandung protein yang sulit dicerna oleh sistem pencernaan bayi yang masih berkembang. Selama periode ini, tubuh bayi belum siap untuk menerima jenis dan jumlah protein yang terdapat dalam susu sapi. Konsumsi protein yang berlebihan dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan pada bayi, seperti stres, demam, dan diare.
Kekurangan Nutrisi pada Susu Sapi
Selain perbedaan dalam kandungan protein, susu sapi juga memiliki kekurangan pada beberapa nutrisi yang sangat penting bagi bayi. Misalnya, zat besi adalah nutrisi kritis yang diperlukan untuk pertumbuhan bayi yang sehat.
Namun, susu sapi memiliki kadar zat besi yang rendah, yang dapat menyebabkan defisiensi zat besi pada bayi yang mengonsumsinya. Defisiensi zat besi pada bayi dapat mengakibatkan anemia, yang dapat berdampak negatif pada perkembangan fisik dan kognitif mereka.
Tidak Siapnya Sistem Pencernaan Bayi
Sistem pencernaan bayi sangat rentan dan masih berkembang. Ginjal, sistem imun, dan usus bayi membutuhkan waktu untuk tumbuh dan berkembang sebelum mereka dapat mengatasi jenis dan jumlah protein yang ditemukan dalam susu sapi. Kandungan tinggi protein dan mineral dalam susu sapi dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan pada bayi, termasuk peradangan, reaksi alergi, stres, dan diare.
Kapan Bayi Boleh Mengonsumsi Susu Sapi?
Usia ideal bagi bayi untuk mulai mengonsumsi susu sapi adalah setidaknya di atas satu tahun. Saat memperkenalkan susu sapi ke dalam diet bayi, penting untuk melakukan ini dengan hati-hati dan dengan pengawasan dokter anak. Orangtua harus memperhatikan tanda-tanda dan gejala yang mungkin timbul saat bayi mulai mengonsumsi susu sapi.
Gejala alergi atau intoleransi terhadap susu sapi dapat mencakup gumoh, diare, kolik, atau bahkan reaksi kulit. Dalam kasus yang lebih parah, bayi dapat mengalami pendarahan di tinja atau masalah kesehatan lainnya. Konsultasikan dengan dokter anak sebelum memperkenalkan susu sapi ke dalam diet bayi Anda, dan perhatikan bagaimana bayi Anda meresponsnya.
Meskipun susu sapi adalah sumber nutrisi yang baik untuk orang dewasa, hal ini tidak berlaku untuk bayi di bawah usia satu tahun. ASI dan susu formula adalah pilihan yang lebih aman dan sesuai dengan kebutuhan nutrisi bayi selama periode pertumbuhan awal mereka.