Bongkar 3 mitos tentang kanker otak
Beberapa mitos tentang kanker otak ini ternyata belum terbukti kebenarannya.
Memiliki kanker otak adalah hal yang menakutkan dan mengerikan bagi orang yang mengalaminya. Selain kanker otak mempengaruhi bagian penting tubuh, masih banyak hal yang tak diketahui tentang kanker ini.
Beberapa mitos tentang kanker otak bahkan telah berkembang dan dipercaya oleh banyak orang. Berikut adalah beberapa mitos kanker otak yang banyak dipercaya, seperti dilansir oleh Everyday Health (11/04/11).
-
Bagaimana makanan olahan bisa memicu kanker? Sejumlah penelitian mengungkap bahwa konsumsi daging olahan ini bisa menimbulkan kanker usus besar pada beberapa orang.
-
Bagaimana cara mencegah kanker? Ada beberapa cara yang dapat Anda lakukan untuk mencegah kanker, antara lain: Mengonsumsi makanan sehat, rutin berolahraga, menghindari rokok dan minuman beralkohol, melakukan deteksi dini, melakukan vaksinasi, dan mengurangi paparan sinar matahari.
-
Apa ciri khas berat badan turun karena kanker? Salah satu ciri khas penurunan berat badan karena kanker adalah hilangnya nafsu makan. Penurunan berat badan yang tidak disengaja sering kali menjadi salah satu tanda awal kanker.
-
Apa itu kanker pankreas? Kanker pankreas adalah jenis kanker yang berasal dari sel-sel yang ada di jaringan pankreas. Sel-sel kanker pankreas merupakan sel-sel yang mengalami pertumbuhan yang tidak terkontrol dan dapat menyebar ke organ dan jaringan lain di sekitarnya.
-
Bagaimana cara mencegah kanker usus? Cara mencegah kanker usus adalah dengan mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat dan melakukan pemeriksaan usus secara berkala. Berikut adalah beberapa tips yang bisa Anda lakukan untuk mencegah kanker usus: Perbanyak konsumsi sayur, buah, kacang-kacangan, dan biji-bijian. Makanan-makanan ini kaya akan serat, vitamin, mineral, dan antioksidan yang bisa membantu melindungi usus dari kerusakan sel dan peradangan. Serat juga bisa membantu membersihkan usus dari sisa makanan yang bisa menjadi sumber toksin.Batasi konsumsi daging merah, daging olahan, dan makanan yang dibakar. Makanan-makanan ini mengandung zat karsinogenik, yaitu zat yang bisa merusak DNA sel dan menyebabkan kanker. Daging merah juga bisa meningkatkan kadar zat besi dalam tubuh, yang bisa merangsang pertumbuhan sel kanker. Berhenti merokok dan batasi konsumsi alkohol. Rokok dan alkohol juga mengandung zat karsinogenik yang bisa meningkatkan risiko kanker usus. Alkohol juga bisa mengganggu penyerapan folat, yaitu vitamin yang penting untuk menjaga kesehatan sel.Berolahraga secara rutin. Olahraga bisa membantu menjaga berat badan ideal, meningkatkan metabolisme, dan mengurangi peradangan di usus. Olahraga juga bisa merangsang gerakan usus, sehingga mencegah penumpukan sisa makanan di usus. Jalani skrining kanker usus secara berkala. Skrining kanker usus adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk mendeteksi adanya polip atau tumor di usus besar.Polip adalah benjolan yang bisa menjadi kanker jika tidak diangkat. Skrining kanker usus bisa dilakukan dengan kolonoskopi, sigmoidoskopi, tes darah samar, atau tes DNA tinja.
-
Bagaimana sel kanker menyebar? Penyebaran sel kanker atau metastasis adalah hal yang paling ditakutkan dari penyakit kanker. Sel kanker bisa menginvasi jaringan di sekitarnya, sewaktu-waktu dapat masuk ke aliran darah atau saluran limfe dan terbawa jauh ke jaringan atau organ tubuh lain.
#1
Mitos: Kanker otak bisa disebabkan oleh pemanis buatan
Fakta: Banyak artikel online dan situs yang mengklaim bahwa pemanis buatan, terutama aspartame, berkaitan dengan kanker otak. Hal ini berkaitan dengan penelitian pada tahun 1996 yang menunjukkan bahwa pengenalan pemanis buatan memicu kenaikan angka kasus tumor otak antara tahun 1975 - 1992. Meski begitu, faktanya menurut National Cancer Institute, kenaikan kasus kanker otak telah lama dimulai sebelum adanya pengenalan terhadap pemanis buatan.
Hingga saat ini tak ada bukti yang jelas apakah pemanis buatan berkaitan dengan kanker otak. Meski begitu, ini bukan berarti Anda bebas menggunakan pemanis buatan. Anda juga harus tetap mewaspadai penggunaannya karena bisa menyebabkan penyakit lainnya.
#2
Mitos: Pewarna rambut bisa menyebabkan kanker otak
Fakta: Pewarna rambut memang mengandung bahan kimia yang bisa beracun bagi kesehatan. Penelitian pada tahun 2004 mengungkap bahwa wanita yang menggunakan pewarna rambut secara reguler memiliki kemungkinan lebih besar terkena kanker. Meski begitu, faktanya perusahaan pewarna rambut telah menghilangkan bahan berbahaya sejak tahun 1970, sehingga pewarna rambut yang ada saat ini lebih aman.
Selain itu, sebuah penelitian tahun 2007 mengungkap bahwa tak ada bukti yang jelas mengenai kaitan pewarna rambut dengan munculnya tumor serta kanker otak.
#3
Mitos: Microwave bisa memicu kanker otak
Fakta: Microwave disebut bisa menyebabkan kanker otak. Hal ini dikaitkan dengan radiasi elektromagnetik yang dihasilkan oleh microwave. Padahal radiasi elektromagnetik yang dikeluarkan oleh microwave cukup kecil dan jauh dari radiasi sejenis sinar X. Ini berarti radiasi yang dihasilkan tak cukup kuat untuk bisa mengubah struktur molekul atau atom dalam tubuh.
Selain itu, dengan penggunaan yang baik, radiasi elektromagnetik yang ditimbulkan oleh microwave tak akan sampai bocor ke luar dan mempengaruhi penggunanya. Peneliti juga tak menemukan adanya bukti bahwa microwave berkaitan dengan kanker otak.
#4
Mitos: Semua pasien kanker otak memiliki gejala yang sama
Fakta: Setiap pasien kanker otak memiliki gejala sendiri-sendiri yang bisa jadi berbeda, bergantung pada diagnosis yang mereka alami. beberapa orang tak menunjukkan gejala, sementara orang lainnya memiliki gejala yang sangat parah ketika didiagnosis. Sementara ada juga pasien kanker otak yang tak merasakan apapun dan merasa baik-baik saja, namun mengalami diagnosis yang parah.
#5
Mitos: Tumor otak yang tidak ganas tak butuh kemoterapi
Fakta: Meski kemoterapi memang tak harus selalu dilakukan, namun beberapa jenis tumor jinak pada otak terkadang juga harus dirawat menggunakan kemoterapi. Hal ini berbeda-beda, bergantung pada kondisi pasien, besar, dan letak tumor tersebut.
Itulah beberapa mitos yang dipercaya oleh banyak orang mengenai kanker otak. Sebaiknya jangan mencari informasi berdasarkan pengetahuan umum atau internet. Bertanya pada dokter dan mendapatkan pendapat kedua dari orang yang mengerti mengenai kanker otak lebih baik daripada mempercayai mitos-mitos itu begitu saja.
(mdk/kun)