Cuaca Panas Meningkatkan Risiko Demam Tifoid, Begini Cara Membedakannya dengan Demam Biasa
Cuaca panas bisa membuat demam tifoid lebih rentan terjadi. begini cara membedakannya dengan demam biasa.
Cuaca panas dan tingkat polusi yang tinggi, seperti yang sedang dialami di Indonesia, dapat meningkatkan risiko infeksi demam tifoid. Hal ini disebabkan oleh kurangnya kesadaran masyarakat terhadap kebersihan.
Cuaca Panas Meningkatkan Risiko Demam Tifoid, Begini Cara Membedakannya dengan Demam Biasa
Menurut Ketua Pencegahan Infeksi dan Kontrol dari Komite Kontrol Resistan Antimikroba RS Cipto Mangunkusumo, Dr. dr. Ari Prayitno Sp. A (K), cuaca panas dan tingkat polusi yang tinggi memungkinkan kontaminasi dan penyebaran kuman lebih mudah terjadi.
-
Apa saja gejala dari demam tifoid? Gejalanya meliputi:Demam tinggiSakit kepalaNyeri perutKonstipasi atau diare
-
Bagaimana cara mencegah penularan demam tifoid? Dilansir dari Mayo Clinic, makanan dan air yang mengandung bakteribisa menjadi penyebab demam tifoid. Kontak dekat dengan seseorang yang membawa bakteri salmonella juga dapat menyebabkan demam tifoid.
-
Kapan seseorang biasanya merasa lebih baik setelah mengidap demam tifoid? Sebagian besar orang yang mengalami demam tifoid merasa lebih baik sekitar seminggu setelah mereka mulai pengobatan untuk membunuh bakteri, yang disebut antibiotik.
-
Kenapa kesehatan lidah penting? Seiring dengan fungsinya yang kompleks, kesehatan lidah dapat mencerminkan kondisi keseluruhan dari kesehatan seseorang. Perubahan warna, tekstur, atau adanya gejala seperti luka, bintik, atau pembengkakan pada lidah bisa menjadi tanda awal masalah kesehatan yang lebih serius.
-
Apa itu demam? Demam merupakan kondisi di mana suhu tubuh seseorang naik di atas 37 derajat Celsius.
-
Buah apa yang bisa membantu mengatasi demam dan meningkatkan kekebalan tubuh? Buah beri, seperti raspberry, blueberry, dan strawberry, mengandung banyak vitamin C dan antioksidan yang efektif dalam meningkatkan sistem kekebalan tubuh serta mempercepat pemulihan tubuh.
"Tangan kita menyentuh sesuatu masuk ke mulut enggak cuci tangan atau cuci tangan enggak benar ditambah udara kering mempermudah kontaminasi dan penyebaran kuman sehingga infeksi lebih mudah masuk ke pencernaan," terang Ari dilansir dari Antara
Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk lebih berhati-hati terhadap penyakit yang menyebar melalui transmisi udara dan kontaminasi makanan.
Salah satu faktor yang dapat mempermudah infeksi demam tifoid adalah kebiasaan mencuci tangan yang kurang. Ari menjelaskan bahwa kebiasaan ini dapat memungkinkan kuman masuk ke makanan yang sudah terkontaminasi dari tangan yang kotor, yang pada gilirannya dapat menyebabkan infeksi demam tifoid. Untuk itu, penting untuk selalu mencuci tangan dengan benar.
Ari juga menyoroti pentingnya memperhatikan kontaminasi saluran tinja yang dapat masuk ke saluran air yang dikonsumsi. Kontaminasi ini juga dapat mempermudah penyebaran kuman penyebab demam tifoid. Untuk mencegah demam tifoid, perbaikan kebersihan lingkungan dan sanitasi sangat penting.
"Sanitasi yang buruk harus diperbaiki, kekurangan air minum yang aman harus diperbaiki karena ini mempengaruhi higienitas dari hidup seseorang atau sekelompok orang," tambah Ari.
Selain menjaga kebersihan, vaksinasi juga merupakan langkah penting dalam pencegahan demam tifoid, terutama bagi mereka yang tinggal di daerah endemis. Vaksinasi biasanya diberikan pada anak usia 2 tahun dan diulang pada usia 3 tahun. Ini dapat membantu melindungi individu dari gejala berat dan komplikasi demam tifoid.
- Bisa Tingkatkan Risiko Kematian, Ketahui 8 Bahaya dari Kebiasaan Tidur Terlalu Lama
- Jangan Lengah, Cuaca Panas Ekstrem Bisa Bikin Risiko Stroke Naik
- Tidur Siang Bisa Jadi Cara Turunkan Risiko Kanker, Begini Caranya Menurut Pakar Kesehatan Tidur
- Kesehatan Pria Bisa Ditentukan dari Ukuran Betis, Ini Alasannya secara Ilmiah
Cara Membedakan Demam Tifoid dan Demam Biasa
Untuk membedakan antara demam biasa dan demam tifoid, Ari memberikan beberapa panduan. Jika demam berlangsung kurang dari satu minggu, kemungkinan besar itu bukan demam tifoid.
Demam biasa umumnya disebabkan oleh infeksi lain seperti radang tenggorokan, radang saluran kemih, atau radang telinga tengah dan saluran pencernaan. Jadi, tidak perlu langsung mengkhawatirkan demam tifoid.
Demam tifoid biasanya berlangsung lebih dari satu minggu dan disertai gejala di saluran cerna seperti muntah, diare, kesulitan buang air besar, dan jarang buang air besar. Jika anak sudah masuk usia sekolah dan sering makan di luar meskipun kebersihan di rumah terjaga, baru kemungkinan besar itu bisa dikaitkan dengan demam tifoid.
Untuk memastikan diagnosis demam tifoid, konsultasikan dengan dokter dan lakukan pemeriksaan laboratorium seperti widal atau tubeks yang mendeteksi bakteri salmonela melalui darah, urin, atau sumsum tulang. Dengan diagnosis yang benar, perawatan yang tepat dapat diberikan.
Penting untuk memahami perbedaan antara demam biasa dan demam tifoid sehingga pengobatan yang tepat dapat diberikan sesuai dengan kondisi kesehatan seseorang.