Dampak Apa yang Bisa Diperoleh dari Konsumsi Bir Non-Alkohol
Konsumsi bir non-alkohol jadi salah satu alternatif dari konsumsi alkohol. Namun bisakah minuman ini membatasi konsumsi alkohol seseorang?
Dalam beberapa tahun terakhir, minuman non-alkohol telah menjadi tren yang semakin populer di kalangan konsumen. Minuman ini, yang dulunya sering menjadi bahan candaan, kini justru menjadi salah satu sektor dengan pertumbuhan tercepat dalam industri alkohol. Penjualan bir, anggur, dan minuman keras non-alkohol meningkat sebesar 32 persen dari tahun 2022 hingga 2023, sementara penjualan alkohol secara keseluruhan hanya tumbuh sebesar 1 persen.
Peningkatan ini kemungkinan dipicu oleh meningkatnya kesadaran akan bahaya kesehatan yang ditimbulkan oleh alkohol serta minat yang semakin besar terhadap gaya hidup sehat dan moderasi dalam konsumsi alkohol. Sebuah studi baru-baru ini menemukan bahwa kesadaran akan kesehatan, rasa ingin tahu, dan keinginan untuk menghindari efek negatif alkohol seperti mabuk adalah alasan utama mengapa orang beralih ke minuman non-alkohol. Selain itu, kini tersedia lebih banyak pilihan minuman non-alkohol yang lebih baik dan beragam di pasaran.
-
Bagaimana pengaruh minuman beralkohol terhadap otak? Minuman beralkohol secara langsung memengaruhi jalur komunikasi otak. Semakin banyak Anda minum, semakin sulit untuk memproses informasi baru atau mengingat hal-hal. Alkohol juga bisa membuat Anda merasa bingung atau depresi.
-
Mengapa minuman beralkohol dapat menghambat usaha berhenti merokok? Kebiasaan minum dan merokok erat terkait. Menahan diri selama bulan pertama dan membatasi atau bahkan berhenti total dapat mengurangi risiko kembali ke kebiasaan lama merokok.
-
Kenapa kebiasaan konsumsi alkohol berlebihan bisa bikin cepat pikun? Konsumsi alkohol berlebihan dapat menyebabkan atrofi otak dan hilangnya ingatan dini. Alkohol berdampak pada hippocampus, yang sebagian besar bertanggung jawab untuk memori.
-
Bagaimana cara berhenti minum alkohol? Keputusan untuk berhenti mengkonsumsi alkohol membutuhkan sebuah rencana.
-
Kenapa mengonsumsi minuman beralkohol berlebihan dapat menyebabkan paru-paru basah? Mengonsumsi alkohol secara berlebihan bisa menyebabkan peradangan dan merusak sistem imun. Perlahan-lahan kondisi itu akan menyebabkan penyakit paru-paru basah dan juga infeksi.
-
Bagaimana cara mengatasi beri-beri yang disebabkan oleh konsumsi alkohol berlebihan? Jika penyebab beri-beri terkait dengan konsumsi alkohol, mengurangi atau menghentikan konsumsi alkohol dapat membantu mengatasi masalah.
Apa Itu Minuman Non-Alkohol?
Untuk dikategorikan sebagai minuman non-alkohol, suatu minuman harus memiliki kandungan alkohol kurang dari 0,5 persen alkohol per volume (ABV). Biasanya, produsen menggunakan metode seperti filtrasi atau distilasi untuk menghilangkan alkohol dari produk mereka.
Teknik terbaru bahkan mengubah proses fermentasi sehingga gula dalam minuman tidak berubah menjadi alkohol. Minuman lain yang dipasarkan sebagai alternatif alkohol tidak mencoba meniru bir, anggur, atau minuman keras, melainkan dibuat dengan jus atau bahan-bahan botani.
Bahan berbahaya utama dalam minuman beralkohol – yang merusak hati dan berkontribusi terhadap kanker – adalah alkohol itu sendiri, sehingga setelah alkohol hampir sepenuhnya dihilangkan, risiko kesehatan yang terkait dengan minuman beralkohol sebagian besar hilang.
"Dari perspektif kesehatan, jumlah alkohol yang sangat kecil dalam minuman Anda mungkin tidak membuat perbedaan yang besar," ujar John Holmes, seorang profesor kebijakan alkohol di Universitas Sheffield, Inggris dilansir dari CNA.
Meskipun demikian, para ahli memperingatkan bahwa minuman dengan kandungan alkohol kurang dari 0,5 persen masih dapat menimbulkan masalah dalam beberapa kasus. Bagi mereka yang memiliki gangguan penggunaan alkohol, menggantikan minuman beralkohol dengan bir, anggur, atau minuman keras non-alkohol dapat membantu mereka mengurangi konsumsi atau berhenti sepenuhnya. Namun, minuman ini juga bisa menjadi pemicu kambuh bagi sebagian orang.
"Rasanya sangat mirip dengan minuman beralkohol asli," kata Molly Bowdring, seorang peneliti pascadoktoral di bidang psikologi klinis di Universitas Stanford.
"Hal ini bisa menjadikannya sebagai pengganti yang bermanfaat, tetapi juga termasuk semua isyarat yang mungkin mengaktifkan keinginan untuk minum."
Dapatkah Minuman Non-alholo Bisa Bermanfaat?
Data menunjukkan bahwa lebih dari 80 persen orang yang membeli minuman non-alkohol juga membeli minuman beralkohol. Pada tahun 2022, produk non-alkohol hanya mencakup kurang dari 1 persen dari total penjualan alkohol. Namun, jika orang menggantikan sebagian dari konsumsi bir, anggur, atau minuman keras mereka dengan versi non-alkohol, hal ini dapat memberikan dampak positif pada kesehatan.
"Semakin banyak Anda minum, semakin besar manfaat yang akan Anda peroleh dari pengurangannya," kata Dr. Holmes.
"Jika Anda minum sepuluh gelas dalam seminggu, mengurangi menjadi sembilan gelas masih akan memberikan manfaat bagi kesehatan Anda."
Namun, tidak semua orang yakin bahwa orang benar-benar menggantikan minuman beralkohol dengan minuman non-alkohol. Dr. Tim Naimi, direktur Canadian Institute for Substance Use Research di Universitas Victoria, mengatakan bahwa orang mungkin mengonsumsi minuman non-alkohol sebagai tambahan, bukan pengganti, dari alkohol yang sudah mereka konsumsi.
"Dampak dari minuman non-alkohol mungkin untuk menggantikan konsumsi minuman beralkohol," katanya, "atau mungkin untuk menggantikan konsumsi soda atau air soda."
Pertumbuhan kategori minuman non-alkohol ini memang menarik, tetapi yang paling penting adalah bagaimana hal ini memengaruhi penjualan total alkohol.
"Pertanyaannya adalah apakah minuman ini akan memberikan dampak positif pada kesehatan masyarakat," pungkas Dr. Naimi.