Penyebab Penyakit Beri-beri yang Perlu Diwaspadai, Begini Cara Mengatasinya
Beri-beri adalah penyakit yang disebabkan oleh kekurangan vitamin B1 atau thiamine dalam tubuh.
Beri-beri adalah penyakit yang disebabkan oleh kekurangan vitamin B1 atau thiamine dalam tubuh.
Penyebab Penyakit Beri-beri yang Perlu Diwaspadai, Begini Cara Mengatasinya
Beri-beri adalah penyakit yang disebabkan oleh kekurangan vitamin B1 atau thiamine dalam tubuh.
Gejala umum dari penyakit ini meliputi kelemahan otot, kesulitan bernapas, pembengkakan pada kaki, dan gangguan pada sistem saraf. Ada tiga jenis beri-beri yang umum terjadi, yaitu beri-beri kering, beri-beri basah, dan beri-beri jantung.
-
Apa penyebab wabah penyakit beri-beri? Wabah penyakit sudah bermunculan sejak pendudukan Belanda di Bumi Nusantara. Masalah ini membuat para pakar ahli di bidang kesehatan memutar otak untuk menemukan ramuan yang tepat untuk mengatasi wabah tersebut.
-
Bagaimana cara buah beri menjaga kesehatan dan imun? Jenis buah beri seperti blueberry dan blackberry memiliki kandungan vitamin yang bagus untuk menjaga kesehatan dan kestabilan imun.
-
Apa saja penyakit yang diobati warga Betawi? Beberapa penyakit luar yang bisa diobati secara tradisional oleh masyarakat Ciganjur di antaranya kebotakan, jerawat, luka terkena benda tajam, luka bakar, memar, bengkak, kudis, panu, bisul, mata ikan dan kutil. Sedangkan untuk penyakit dalam di antaranya demam, sakit kepala, keracunan makanan, sakit lambung, mimisan, batuk pada anak, sariawan, diare, cacingan, sakit ulu hati, radang tenggorokan, flu, campak, epilepsi sampai biduran.
-
Apa saja penyakit yang diderita warga Bantargebang? Pemkot Bekasi mengakui warga di sekitar TPST rentan mengalami masalah kesehatan. Misalnya, gangguan pernapasan, kulit hingga diare.
-
Bagaimana jamur ini bisa menyebabkan penyakit? Meskipun parasit jamur lain telah ditemukan di area ini sebelumnya, ini adalah kasus pertama penyebab penyakit pada tanaman.
-
Apa itu penyakit keturunan? Penyakit keturunan juga dikenal sebagai penyakit genetik, yaitu kondisi kesehatan yang disebabkan oleh mutasi atau perubahan pada genetik yang diwariskan dari orang tua kepada anak.
Beri-beri kering ditandai dengan kelemahan otot dan kesulitan berjalan, sementara beri-beri basah disertai dengan retensi cairan yang menyebabkan pembengkakan pada kaki dan area lainnya.
Ada beberapa penyebab penyakit beri-beri yang perlu diwaspadai. Berikut penyebab penyakit beri-beri yang merdeka.com lansir dari berbagai sumber:
Gejala Penyakit Beri-Beri
Beri-beri adalah penyakit akibat kekurangan vitamin B1 (tiamin) yang memiliki dua bentuk, yaitu beri-beri kering dan beri-beri basah.
Gejala beri-beri kering meliputi penurunan fungsi otot pada tungkai bawah, kesemutan atau mati rasa pada tangan dan kaki, kesulitan berbicara, dan kelumpuhan.
Sedangkan gejala beri-beri basah meliputi pembengkakan, penurunan fungsi jantung, sesak napas, dan penumpukan cairan di dalam tubuh.
Selain beri-beri, juga terdapat sindrom Wernicke-Korsakoff yang disebabkan oleh kekurangan tiamin. Gejala sindrom Wernicke-Korsakoff meliputi gangguan mental, kebingungan, kehilangan memori, dan perubahan perilaku.
Kedua bentuk beri-beri dan sindrom Wernicke-Korsakoff dapat menyebabkan kerusakan pada saraf dan otot, serta berpotensi membahayakan jiwa jika tidak segera diobati. Oleh karena itu, penting untuk mengonsumsi makanan yang mengandung vitamin B1 dalam jumlah yang cukup untuk mencegah terjadinya penyakit ini.
Penyebab Penyakit Beri-beri
Berikut sejumlah penyebab penyakit beri-beri yang perlu diwaspadai:
1. Pola Makan Tidak Seimbang
Kekurangan thiamine terutama terjadi pada individu yang mengonsumsi pola makan tidak seimbang, terutama yang didominasi oleh karbohidrat seperti beras dan kurang sumber makanan yang kaya thiamine.
2. Konsumsi Alkohol Berlebihan
Alkohol dapat menghambat penyerapan thiamine dan mempengaruhi metabolisme vitamin B1. Oleh karena itu, individu yang mengonsumsi alkohol berlebihan memiliki risiko lebih tinggi terkena beri-beri.
3. Malabsorpsi atau Gangguan Pencernaan
Gangguan dalam sistem pencernaan atau malabsorpsi nutrisi dari usus dapat menyebabkan kekurangan thiamine.
4. Penyakit Kronis
Beberapa penyakit kronis seperti HIV/AIDS, kanker, atau penyakit ginjal dapat meningkatkan risiko beri-beri karena gangguan metabolisme tubuh.
Faktor Risiko Penyakit Beri-Beri
Faktor risiko penyakit beri-beri termasuk kekurangan vitamin B1 (tiamin) yang disebabkan oleh pola makan yang tidak seimbang, konsumsi alkohol yang berlebihan, dan kondisi medis yang mengganggu penyerapan atau metabolisme tiamin oleh tubuh.
Malnutrisi juga menjadi faktor risiko utama penyakit beri-beri, terutama pada orang-orang yang bergantung pada diet yang rendah akan tiamin, seperti masyarakat miskin di negara berkembang.
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya penyakit beri-beri meliputi pola makan yang tidak seimbang, kebiasaan minum alkohol secara berlebihan, dan kondisi medis tertentu seperti penyakit Crohn atau sindrom malabsorpsi.
Komplikasi yang dapat terjadi jika penyakit beri-beri tidak diobati termasuk kerusakan saraf, berkurangnya fungsi jantung, dan gangguan dalam system pencernaan.
Dengan demikian, penting untuk menjaga pola makan yang seimbang, mengurangi konsumsi alkohol, dan berkonsultasi dengan dokter jika memiliki kondisi medis yang dapat mengganggu penyerapan atau metabolisme tiamin, untuk mencegah terjadinya penyakit beri-beri dan komplikasinya.
Diagnosis Penyakit Beri-Beri
Beri-beri adalah penyakit akibat kekurangan vitamin B1 dalam tubuh. Untuk mendiagnosis beri-beri, dokter akan memulainya dengan menanyakan keluhan pasien, seperti kelemahan otot, kesemutan, dan gangguan pernapasan.
Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik untuk mencari tanda-tanda klinis beri-beri, seperti edema (pembengkakan) pada kaki dan tangan.
Selain itu, dokter juga akan menjalankan beberapa tes untuk membantu diagnosis, seperti tes urine untuk mendeteksi kekurangan vitamin B1, tes darah untuk mengukur kadar vitamin B1, dan USG jantung untuk melihat kondisi jantung pasien. Dokter juga perlu menanyakan gaya hidup dan pola makan pasien, karena kebiasaan makan yang tidak sehat atau alkoholisme dapat menjadi faktor risiko terkena beri-beri
Dengan demikian, prosedur diagnosis penyakit beri-beri melibatkan pengumpulan informasi melalui wawancara dengan pasien, pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan tes urine, tes darah, dan USG jantung.
Cara Mengatasi Penyakit Beri-beri
Pengobatan beri-beri melibatkan pemberian thiamine atau vitamin B1 untuk mengatasi kekurangan thiamine dalam tubuh.
Berikut adalah beberapa cara mengatasi penyakit beri-beri:
Suplementasi Thiamine
Untuk kasus beri-beri yang parah, dokter mungkin akan memberikan injeksi thiamine secara intramuskular atau intravena untuk meningkatkan kadar thiamine dalam tubuh secara cepat.
Pada kasus yang lebih ringan, suplemen thiamine dapat dikonsumsi secara oral. Dosis dan durasi penggunaan akan ditentukan oleh profesional kesehatan berdasarkan kondisi pasien.
Perubahan Pola Makan
Peningkatan konsumsi makanan yang kaya thiamine seperti daging, ikan, kacang-kacangan, biji-bijian, dan produk gandum dapat membantu mengatasi kekurangan thiamine.
Selain itu, menganjurkan pola makan seimbang yang mencakup berbagai jenis makanan dapat membantu mencegah kekurangan thiamine di masa mendatang.
Menghindari Faktor Pemicu
Jika penyebab beri-beri terkait dengan konsumsi alkohol, mengurangi atau menghentikan konsumsi alkohol dapat membantu mengatasi masalah.
Jika beri-beri disebabkan oleh gangguan pencernaan atau malabsorpsi, pengobatan atau manajemen yang tepat untuk kondisi tersebut dapat membantu penyerapan thiamine.
Pengawasan Medis
Penderita beri-beri yang sedang menjalani pengobatan perlu dipantau secara teratur oleh profesional kesehatan untuk memastikan respons yang memadai terhadap pengobatan dan untuk mengatasi kemungkinan komplikasi.
Pencegahan Penyakit Beri-beri
Untuk mencegah penyakit beri-beri, konsumsilah makanan yang kaya akan vitamin B1, atau tiamin. Makanan-makanan tersebut meliputi daging, ikan, kacang-kacangan, biji-bijian, sereal, dan juga sayuran hijau.
Penting untuk menghindari kondisi seperti alkoholisme, diabetes, dan penyakit pencernaan yang dapat menghambat penyerapan tiamin oleh tubuh.
Bagi wanita hamil atau menyusui, dan juga bagi siapa pun yang menggunakan susu formula untuk bayi, sangat penting untuk memperhatikan konsumsi tiamin. Kekurangan tiamin pada ibu hamil dapat menyebabkan komplikasi pada kehamilan dan perkembangan janin, sedangkan kekurangan pada bayi dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan.