Hindari Makanan Ini Supaya Anak Tidak Mengalami Obesitas
Hal-hal yang perlu diwaspadai supaya anak tidak mengalami obesitas. Penyebab obesitas umumnya terjadi karena tiga faktor, yaitu perilaku, lingkungan dan genetik
Tidak hanya orang dewasa, anak-anak juga rentan mengalami obesitas. Banyak yang memicu berat badan anak naik hingga menyebabkan obesitas.
Hindari Makanan Ini Supaya Anak Tidak Mengalami Obesitas
Pemahaman masyarakat awam yang mengatakan bahwa anak yang gendut lucu belum tentu sehat lho.
-
Bagaimana cara mencegah obesitas pada anak? Upaya pencegahan obesitas harus dimulai sejak dini dengan mengajarkan pola hidup sehat dan aktif. Orangtua perlu memberikan contoh yang baik dengan menerapkan gaya hidup sehat dalam keluarga. Mengurangi konsumsi makanan cepat saji, memperbanyak sayuran dan buah-buahan dalam diet harian, serta memastikan anak-anak melakukan aktivitas fisik secara teratur adalah beberapa langkah penting yang bisa diambil.
-
Apa penyebab utama obesitas pada anak? Salah satu penyebab utama obesitas pada anak adalah konsumsi makanan yang tinggi kalori, lemak jenuh, gula, dan garam, tetapi rendah nutrisi. Anak-anak yang sering mengonsumsi makanan cepat saji, minuman manis, dan camilan tidak sehat cenderung mengambil lebih banyak kalori daripada yang mereka bakar melalui aktivitas normal dan olahraga.
-
Bagaimana cara mengurangi obesitas pada anak? Makanan dan minuman manis dapat meningkatkan jumlah kalori yang diasup oleh anak. Jangan lupa untuk mengurangi segala sesuatu yang ditambahkan dalam makanan atau minuman sehingga membuatnya menjadi manis
-
Apa yang bisa dipicu oleh obesitas pada anak? Obesitas bisa menjadi masalah kesehatan yang memicu berbagai penyakit.
-
Makanan apa saja yang meningkatkan risiko obesitas pada anak? Beberapa makanan meningkatkan risiko obesitas pada anak. Anak-anak merupakan kelompok usia yang rentan mengalami obesitas. Bukan tanpa alasan, konsumsi makanan yang cenderung sembarangan menjadi salah satu faktor penyebab obesitas pada anak. Dengan begitu, penting bagi setiap orang tua untuk mengetahui berbagai makanan penyebab obesitas pada anak.
-
Kapan obesitas pada anak meningkat? Persentase obesitas ini bahkan meningkat dari 8 persen pada tahun 2007 menjadi 21,8 persen pada 2018.
Seperti yang dikutip dari website Kemenkes tahun 2017, anak yang memiliki kelebihan berat badan entah itu overweight maupun obese, berarti terjadi penumpukan lemak sehingga memiliki risiko penyakit tidak menular (PMT).
Penyebab obesitas umumnya terjadi karena tiga faktor, yaitu perilaku, lingkungan dan genetik. Faktor yang menyebabkan seorang anak mengalami obesitas 70% karena perilaku dan lingkungan. Sisanya 10-30% karena faktor genetik.
Obesitas yang terjadi pada anak tidak hanya menjadi masalah di Indonesia. Dari laman John Hopkins Medicine, Amerika Serikat juga mengalami peningkatan hingga dua kali lipat sejak 1980 soal obesitas di kalangan anak-anak.
Dilansir dari The Health Site, berikut enam hal yang memicu anak mengalami obesitas.
1. Makanan olahan dan makanan manis
Jus buah kemasan, susu cokelat, roti, keju, minuman kemasan, es krim adalah sebagian contoh makanan olahan yang mengandung banyak pemanis, tinggi kalori namun tidak ada nutrisinya sama sekali.
Saat orang tua tidak bijak dan tidak membatasi konsumsi jenis makanan tersebut, bisa jadi hal itu akan memicu obesitas pada anak.
Jika ingin memberikan camilan atau selingan makanan kepada anak, orang tua bisa membuatnya sendiri, karena bahan yang digunakan bisa lebih sehat dan orang tua takaran yang pas untuk anaknya. Atau bisa juga membuat jadwal makanan manis hanya diberikan saat weekend atau momen tertentu, supaya anak tidak kebablasan.
2. Pola dan porsi makan
Sejak anak mengenal makan, beberapa orang tua abai dengan pola dan jadwal makan. Padahal membuat jadwal dan pola makan bisa membuat anak makan lebih teratur. Serta dapat membatasi camilan tambahan di luar jam makan terutama makanan yang banyak mengandung pemanis, sehingga bisa mengurangi risiko anak terkena obesitas.
Selain itu, berdasar dari WHO, membatasi porsi anak akan menurunkan kerentanan terhadap obesitas karena biasanya anak akan cenderung makan lebih banyak dari kebutuhan saat porsi makan yang diberikan cukup besar.
Aturan makan yang bisa diterapkan pada keluarga adalah tiga kali makan utama, dan camilan yang sehat bisa dua kali.
Misalnya saja alpukat, yoghut dan minyak kelapa, serta beberapa jenis buah dan sayur lainnya merupakan makanan yang sangat kompleks dan memiliki kandungan nutrisi yang baik untuk tubuh terutama anak-anak.
3. Anak tidur yang cukup
Selain makan, tidur memiliki peranan penting dalam tumbuh kembang anak. Kurangnya waktu tidur membuat anak lebih berisiko mengalami obesitas.
Jika anak mengalami sulit tidur, orang tua bisa mengajak anak masuk kamar lebih awal dan membuatnya nyaman dan tenang sehingga bisa membuat mereka mengantuk. Aktivitas seperti membaca buku, bercerita, menyanyikan lagu pengantar tidur, dan jangan lupa untuk meredupkan lampu.
Berikut durasi anak tidur yang disarankan supaya anak terhindar dari obesitas.
1-3 tahun: 12 - 14 jam per hari.
3-5 tahun: 11 - 13 jam per hari.
5-12 tahun: 10 - 11 jam per hari.
12-18 tahun: sekitar 8,5 jam per hari.
4. Ajak anak untuk bergerak
Saat anak bergerak adalah cara yang efektif untuk membakar kalori dan lemak sehingga bisa mencegah obesitas.
Ajak anak olahraga, atau sekedar jalan-jalan disekitar rumah sekitar 20 menit, bisa jadi hal yang efektif untuk membakar kalori. Selain itu aktivitas di luar ruangan bersama orang tua selain bisa membuat mereka semangat, juga bisa menjadi waktu yang tepat untuk bonding dengan orang tua.
5. Hormon yang tidak stabil
Hormon menjadi salah satu pemicu anak mengalami obesitas. Misalnya saja hormon pada pencernaan. Saat anak memiliki hormon yang tidak seimbang, perubahan atau masalah pada hormon pencernaan ini dapat dapat mempengaruhi sinyal kenyang dan lapar. Hal tersebut bisa memicu anak untuk makan lebih banyak hingga akhirnya obesitas
7. Batasi penggunaan gadget dan screen time
Mudahnya akses untuk bermain gawai dan screen time pada anak bisa memicu anak menjadi malas untuk berativitas fisik.
Orang tua harus bisa tegas dengan mengatur durasi dan frekuensi anak ketika bermain gadget dan menonton televisi, supaya anak tidak kebablasan dan bisa lebih banyak aktivitas fisik.