Tumbuh Gigi Bisa Menyebabkan Munculnya Demam pada Anak
Sejumlah kondisi kesehatan bisa menyebabkan demam pada anak, salah satunya adalah kondisi tumbuh gigi.
Sejumlah kondisi kesehatan bisa menyebabkan demam pada anak, salah satunya adalah kondisi tumbuh gigi.
-
Mengapa demam terjadi pada anak? Demam merupakan respons alami tubuh terhadap infeksi atau penyakit.
-
Apa saja gejala demam pada anak? Gejala demam pada anak adalah peningkatan suhu tubuh yang mencapai 38°C atau lebih bila diukur dengan termometer. Gejala lain yang dapat menyertai demam pada anak tergantung pada penyebabnya.
-
Apa penyebab sakit gigi pada anak? Sakit gigi pada anak dapat menjadi pengalaman yang menyakitkan dan mengganggu baik bagi anak maupun orang tua.
-
Apa penyebab demam berdarah pada anak? Penyebab demam berdarah adalah virus dengue yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti atau Aedes albopictus.
-
Kenapa kejang demam bisa terjadi pada anak? Penyebab Kejang Demam pada Anak Kejang demam pada anak dijelaskan berhubungan erat dengan kondisi yang mampu menyebabkan anak mengalami demam tinggi. Misalnya adanya infeksi virus, infeksi bakteri dan kondisi usai imunisasi seperti vaksin DPT dan MMR.
-
Apa tanda-tanda demam berdarah pada anak? Tanda-tanda demam berdarah pada anak biasanya ditandai dengan demam tinggi 3 hingga 14 hari. Awalnya, kondisi ini tidak menunjukkan tanda-tanda gejala sama sekali. Terutama bagi anak yang sebelumnya belum pernah menderita DBD.
Tumbuh Gigi Bisa Menyebabkan Munculnya Demam pada Anak
Dokter gigi spesialis anak, Ari Rosita Irmawati, menekankan pentingnya kewaspadaan orang tua terhadap demam yang mungkin terjadi pada anak saat proses pertumbuhan gigi. Dilansir dari Antara, Rosita mengungkapkan bahwa pertumbuhan gigi pada bayi biasanya dimulai sekitar usia enam bulan, bahkan beberapa di antaranya dapat dimulai pada usia empat bulan.
Menurut Rosita, demam yang muncul saat tumbuh gigi terjadi jika kenaikan suhu tubuh tidak melebihi 38 derajat Celsius.
"Kenaikan suhu sedikit, 37-37,5 derajat Celcius. Suhu bisa naik karena saat tumbuh gigi menembus tulang alveolar dan juga gusi. Pada proses ini gusi mengalami kemerahan dan mengalami peradangan karena gigi akan menembus. Dalam hal ini akan mengalami kenaikan suhu badan dan belum dikatakan demam, kalau demam suhu belum mencapai 38 derajat Celcius," katanya.
Untuk membedakan antara tanda tumbuh gigi dengan gejala lain, Rosita menyarankan orang tua untuk lebih memperhatikan kondisi bayi, terutama ketika demam terjadi tanpa disertai batuk dan pilek.
"Perlu dicek lagi di gigi, rongga mulut ada kemerahan atau tidak, termasuk di gusinya. Ada ngiler tidak atau keluar air liur secara tiba-tiba, sering mengusap gusinya, memasukkan alat atau benda ke dalam mulutnya," kata Rosita.
Orang tua perlu memeriksa kondisi gigi bayi, apakah terdapat kemerahan di rongga mulut atau gusi, apakah bayi sering mengusap gusinya, atau apakah ada tanda ngiler atau keluarnya air liur secara tiba-tiba.
Rosita menjelaskan bahwa jika tidak terdapat tanda-tanda tersebut, demam kemungkinan disebabkan oleh tumbuh gigi. Namun, jika bayi mengalami batuk, pilek, ingus, dan rewel yang berlebihan, perlu diwaspadai adanya infeksi lain di luar proses pertumbuhan gigi.
"Tetapi ketika bayi ada batuk, pilek, ingus, rewel yang parah, sebagai orang tua harus waspada ada infeksi lain di luar tumbuh giginya. Demam merupakan suatu tanda atau warning alarm sedang ada sesuatu. Apalagi demamnya tinggi harus dicari penyebabnya apa, bukan hanya sekedar tumbuh gigi," katanya.
Dalam penanganan demam akibat tumbuh gigi, Rosita menyarankan ibu untuk meningkatkan pemberian Air Susu Ibu (ASI). Selain itu, memijat gusi yang kemerahan dapat membantu, dengan catatan tangan harus dalam keadaan bersih agar bayi merasa lebih tenang.
"Selain itu dibantu memijat-mijat gusi yang kemerahan dengan catatan saat memijat gusi bayi cucilah tangan terlebih dahulu, pastikan tangan dalam kondisi bersih. Ini akan membuat bayi lebih tenang," kata Rosita.
Rosita menegaskan bahwa demam yang disebabkan oleh tumbuh gigi umumnya hanya berlangsung beberapa hari, dan suhu tubuh bisa kembali normal tanpa perlu konsumsi obat penurun panas.
Mengingat pentingnya pemahaman ini, orang tua dihimbau untuk lebih cermat dalam mengamati gejala anak selama proses pertumbuhan gigi dan meresponsnya dengan langkah-langkah yang sesuai untuk kenyamanan dan kesehatan si kecil.