Jangan Anggap Sepele! Ini Dampak Menahan Buang Air Besar bagi Kesehatan Anda
Berikut adalah beberapa bahaya yang diakibatkan dari menahan buang air besar.
Menahan buang air besar merupakan kebiasaan yang sering kali dianggap sepele, namun memiliki dampak serius bagi kesehatan. Meskipun kadang-kadang seseorang terpaksa menahan buang air besar karena situasi tertentu, seperti tidak dekat dengan toilet atau merasa malu, hal ini dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan. Penelitian menunjukkan bahwa jika kebiasaan ini sering dilakukan, dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan yang serius.
Salah satu masalah paling umum yang muncul akibat menahan buang air besar adalah konstipasi. Proses ini mengakibatkan kehilangan air dari tinja, sehingga tinja menjadi lebih keras dan sulit dikeluarkan. Selain konstipasi, masalah lain seperti nyeri perut dan kembung juga dapat terjadi.
-
Apa aja dampak polusi udara buat kesehatan anak? Dampak polusi udara bagi kesehatan anak yang pertama adalah terkena penyakit saluran pernapasan. Perlu diketahui, paru-paru dan saluran pernapasan anak masih berkembang. Sehingga paparan udara yang tidak bersih seperti polusi udara berisiko merusak perkembangan organ paru-paru dan saluran pernapasannya.
-
Bagaimana cara mengurangi dampak buruk polusi udara terhadap tumbuh kembang anak? Untuk mengurangi dampak buruk polusi udara terhadap tumbuh kembang anak, langkah-langkah pencegahan harus segera diambil. Penggunaan alat pembersih udara di rumah dapat membantu meminimalkan polusi udara dalam ruangan.
-
Apa saja dampak polusi udara bagi anak? Dampak polusi udara bagi anak-anak sangat serius dan beragam. Berikut adalah beberapa dampak polusi udara bagi anak-anak yang perlu Anda ketahui: • Risiko bayi lahir prematur. Pencemaran udara dapat memberikan efek buruk bagi anak sejak sebelum ia lahir, atau ketika masih berada dalam kandungan. Sebuah penelitian di California menemukan bahwa ibu hamil yang terpapar polusi udara berisiko melahirkan secara prematur. • Menghambat perkembangan paru-paru. Anak yang tinggal di area dengan tingkat polusi udara tinggi memiliki peningkatan risiko terhadap masalah perkembangan paru-paru. Dampak ini ditandai dengan paru-paru tidak mencapai kapasitas maksimalnya. Dampak ini bahkan mirip seperti yang dialami oleh anak-anak dengan orang tua perokok. • Memicu asma dan infeksi saluran pernapasan. Polusi udara dapat menyebabkan beberapa masalah pada pernapasan anak, seperti iritasi, memicu asma, bronkitis, dan infeksi pernapasan lainnya. Anak-anak dengan asma akan mengalami peningkatan serangan akibat udara yang tercemar. • Menurunkan fungsi kognitif dan prestasi akademik. Beberapa penelitian menemukan bahwa polusi udara dapat menghambat kemampuan kognitif anak. Polusi udara dapat menurunkan kemampuan verbal dan non-verbal, daya ingat, hingga IQ jika anak terpapar dalam jangka waktu lama. Bagi anak usia sekolah, masalah ini dapat berpengaruh pada prestasi akademiknya yang menurun. • Meningkatkan risiko alergi. Polusi udara dapat memicu reaksi alergi pada anak-anak, seperti bersin-bersin, hidung tersumbat, mata merah dan gatal, atau ruam kulit. Hal ini disebabkan oleh polutan yang dapat merangsang sistem kekebalan tubuh anak untuk menghasilkan antibodi yang menyerang zat asing. Anak-anak dengan riwayat alergi di keluarga akan lebih mudah mengalami dampak ini.
-
Kenapa anak yang demam tinggi dan menggigil harus dikompres dengan air hangat? Jika anak mengalami demam tinggi disertai menggigil, tangan, dan kaki yang terasa dingin, hal tersebut menandakan bahwa suhu tubuhnya masih akan naik hingga mencapai 39 hingga 40 derajat Celcius. Mengompres dengan air hangat selama 15 menit dapat membantu menurunkan demam.
-
Gimana cara memandikan bayi dengan air hangat yang aman? Suhu ideal untuk mandi bayi adalah antara 32-37 derajat Celsius. Pastikan untuk mengukur suhu air sebelum memandikan bayi untuk menghindari risiko kepanasan atau kedinginan.
-
Kenapa mandi air hangat baik untuk bayi? Memandikan air hangat ini bukan sekadar pilihan orang tua saja, tapi punya manfaat yang baik bagi si kecil. Kehangatan air dinilai memiliki dampak yang signifikan bagi kesehatan tubuh bayi.
Konstipasi ditandai dengan frekuensi buang air besar yang kurang dari tiga kali seminggu, kesulitan saat buang air besar, atau tinja yang keras. Konstipasi adalah kondisi umum yang dialami banyak orang, seringkali disebabkan oleh masalah diet, seperti kurangnya asupan serat atau cairan. Namun, bagi sebagian orang, konstipasi bisa menjadi masalah kronis, yang dapat disebabkan oleh penggunaan obat-obatan tertentu atau masalah fungsional seperti sindrom usus iritabel (IBS).
Penyebab dan Risiko Kesehatan Menahan Buang Air Besar
Dilansir dari Medical News Today, Menahan buang air besar dapat menyebabkan konstipasi. Saat seseorang menahan tinja, usus besar akan menyerap lebih banyak air dari tinja yang terakumulasi di rektum. Tinja yang kehilangan kadar air menjadi lebih keras dan sulit dikeluarkan. Dalam kasus yang lebih parah, perilaku ini dapat menyebabkan komplikasi serius, seperti impaksi feses, yaitu kondisi ketika massa tinja yang keras terjebak di dalam kolon atau rektum, dan perforasi gastrointestinal, yang merupakan lubang pada dinding saluran pencernaan.
Menahan buang air besar juga dapat menyebabkan distensi rektum, yaitu peregangan yang berlebihan dari area tersebut. Jika seseorang kehilangan sensasi di rektum, suatu kondisi yang disebut hiposensitivitas rektum, mereka mungkin mengalami inkontinensia, di mana mereka tidak dapat mengendalikan buang air besar. Selain itu, penelitian menunjukkan bahwa beban tinja yang meningkat di kolon dapat meningkatkan jumlah bakteri dan menyebabkan peradangan jangka panjang, yang dapat meningkatkan risiko kanker usus besar.
Berapa Lama Seseorang Dapat Menahan Buang Air Besar?
Dilansir dari GI Associates, Frekuensi buang air besar bervariasi pada setiap individu. Seseorang yang hanya buang air besar tiga kali seminggu mungkin dapat menahan tinja selama satu atau dua hari tanpa masalah. Namun, bagi mereka yang memiliki kebiasaan buang air besar lebih sering, menahan tinja lebih dari sehari dapat menyebabkan ketidaknyamanan. Dalam kasus ekstrem, pernah dilaporkan bahwa seorang wanita meninggal setelah tidak buang air besar selama delapan minggu, yang menyebabkan pembesaran usus dan berujung pada serangan jantung.
Mengapa Menahan Buang Air Besar Tidak Disarankan?
Meskipun kadang-kadang seseorang tidak dapat menghindari untuk menahan buang air besar, hal ini tidak disarankan. Jika terpaksa menahan, seseorang dapat mencoba untuk mengontrol otot-otot yang relevan hingga dapat pergi ke toilet. Dilansir dari Medical News Today, berikut adalah beberapa tips untuk menahan tinja:
- Relaksasikan Dinding Rektum: Mengendurkan otot ini dapat mengurangi dorongan untuk buang air besar.
- Hindari Menegangkan Perut: Tegangan pada perut dapat mendorong tinja keluar, sehingga penting untuk tetap rileks.
- Kencangkan Otot Bokong: Ini dapat membantu menjaga otot rektum tetap tegang.
- Hindari Posisi Jongkok: Berdiri atau berbaring dapat membantu menipu tubuh untuk tidak merasakan kebutuhan untuk buang air besar.
Cara Mengatasi Konstipasi
Dilansir dari Very Well Health, Bagi orang dewasa, kebiasaan menahan buang air besar mungkin tampak sepele, namun dapat berakibat serius. Konstipasi dapat diatasi dengan meningkatkan aktivitas fisik, menambah asupan serat, dan memperbanyak minum air. Obat pencahar yang dijual bebas juga dapat membantu, tetapi harus digunakan dengan hati-hati agar tidak menimbulkan ketergantungan. Jika konstipasi menjadi masalah yang berulang, konsultasikan dengan dokter untuk mencari tahu penyebabnya, karena mungkin ada kondisi medis yang lebih serius yang perlu ditangani.
Penanganan Konstipasi
Sering kali, kebiasaan menahan buang air besar muncul setelah mengalami konstipasi yang menyakitkan. Namun, sebagian besar kasus konstipasi dapat diobati dengan obat-obatan yang dijual bebas. Dilansir dari GI Associates, Penting untuk mengenali penyebab konstipasi, yang bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti:
- Penggunaan obat-obatan tertentu, seperti opioid
- Hipotiroidisme
- Diabetes
- Sindrom usus iritabel (IBS)
- Kanker kolorektal (dalam kasus yang jarang)
- Divertikulitis
Jika pengobatan tidak membantu dan konstipasi terus berulang, sangat disarankan untuk berkonsultasi dengan penyedia layanan kesehatan. Dengan demikian, menahan buang air besar adalah kebiasaan yang harus dihindari. Penting untuk mendengarkan sinyal tubuh dan segera pergi ke toilet saat ada dorongan. Mengambil waktu untuk buang air besar dapat mencegah masalah kesehatan yang lebih serius di masa depan. Dengan kesadaran dan perhatian terhadap kesehatan pencernaan, kita dapat menjaga kesejahteraan tubuh secara keseluruhan.