Jangan pernah mengonsumsi 6 makanan ini secara mentah
Sedang mengikuti pola makan raw food? Sebaiknya jangan memasukkan makanan ini di dalamnya
Demam raw food atau mengonsumsi makanan mentah saat ini sedang tren. Diyakini pola makan sehat ini baik untuk tubuh Anda sebab Anda mengonsumsi makanan dengan vitamin dan mineral yang masih utuh.
Buah dan sayur menjadi jenis makanan yang paling umum untuk dikonsumsi secara mentah. Hal ini disebabkan karena makanan tersebut dianggap tidak akan berdampak apapun pada tubuh Anda saat dikonsumsi mentah. Namun dilansir dari boldsky.com, berikut adalah jenis makanan yang sebaiknya jangan Anda konsumsi secara mentah.
Ayam
Tidak seperti daging ikan yang bisa Anda konsumsi secara mentah, daging ayam haruslah dikonsumsi secara matang. Setidaknya Anda harus mengolah ayam dengan suhu 165 derajat untuk mematikan bakteri di dalamnya. Mengonsumsi ayam mentah hanya akan membahayakan kesehatan tubuh Anda.
Terong
Terong mengandung senyawa yang disebut dengan solanin. Jika Anda mengonsumsi terong mentah, maka Anda bisa mengalami keracunan yang disertai dengan muntah, kram perut, pusing, dan diare.
Kentang
Kentang sebaiknya dikonsumsi dalam keadaan matang. Terutama jika kentang tersebut terdapat warna hijau di dalamnya. Hal ini menandakan bahwa kentang tersebut mengandung solanin yang bisa membuat Anda keracunan.
Buncis
Buncis merupakan sayuran yang berbahaya jika dikonsumsi secara mentah. Sebab buncis mengandung glikosida sianogen yang merupakan zat asam amino beracun. Sehingga Anda harus memasaknya sebelum dikonsumsi.
Kacang merah
Kacang merah harus dikonsumsi dalam keadaan mentah. Sebab kacang jenis ini mengandung racun alami yang disebut dengan lektin yang mampu membuat Anda merasa mual.
Bagian buah tertentu
Jika Anda sedang memotong buah seperti apel atau pir dan kemudian Anda menemukan bagian dalamnya yang bertekstur lembut dan tampaknya bisa dimakan, maka sebaiknya jangan memakannya. Sebab bagian ini mengandung amygladin yang tidak baik untuk kesehatan.
Mengonsumsi makanan secara mentah memang baik untuk kesehatan. Namun Anda juga harus memperhatikan jenis makanan tersebut. Jangan sampai Anda membahayakan kesehatan Anda karena tidak memiliki pengetahuan yang memadai tentang makanan sehat.
Baca juga:
7 Alasan sehat untuk makan daun kari
5 Nutrisi alami ini jamin tingkatkan kesehatan perut
Redakan amarah dengan mengonsumsi 6 makanan ini
Perhatikan 2 hal ini sebelum makan sayuran mentah
-
Kenapa kesehatan lidah penting? Seiring dengan fungsinya yang kompleks, kesehatan lidah dapat mencerminkan kondisi keseluruhan dari kesehatan seseorang. Perubahan warna, tekstur, atau adanya gejala seperti luka, bintik, atau pembengkakan pada lidah bisa menjadi tanda awal masalah kesehatan yang lebih serius.
-
Siapa yang melakukan penelitian mengenai keheningan? “Sejauh ini, sampai penelitian kami muncul, belum ada tes empiris utama untuk pertanyaan ini. Dan itulah yang ingin kami berikan,” kata Rui Zhe Goh, peneliti bidang Sains dan Filsafat dari Johns Hopkins University. Goh dan para profesornya mengerjakan ilusi sonik untuk memahami jika orang merasakan keheningan saat mereka memproses suara dari perspektif kognitif.
-
Di mana penelitian tentang hubungan antara teh dan sakit kepala dilakukan? Namun, hasil data yang dipublikasikan pada tahun sebelumnya dalam jurnal Scientific Reports menunjukkan bahwa tidak terdapat indikasi keterkaitan antara konsumsi teh dan risiko migrain pada populasi di Eropa.
-
Makanan apa yang baik buat menjaga kesehatan usus? Makanan fermentasi mengandung probiotik, yaitu bakteri baik yang memang dibutuhkan di dalam saluran cerna untuk membantu proses mencerna makanan. Jika ingin menjaga kesehatan pencernaan, jangan lupa juga untuk selalu mengonsumsi makanan tinggi serat. Bukan rahasia lagi kalau jenis makanan yang satu ini sangat penting untuk membantu kelancaran sistem pencernaan manusia.
-
Apa yang dimaksud dengan makan sehat? Menurut Davis pada dasarnya, makan sehat adalah mengisi tubuh dengan makanan bergizi dan utuh.
-
Siapa yang melakukan penelitian tentang ingatan menjijikkan? Mengutip Indy100 & Newsweek, Senin (25/3), para peneliti di Macquarie University di Australia dan Karolinska Universitet di Swedia telah mengungkap bahwa sensasi-sensasi sensorik ini memicu rasa jijik yang kuat.