Kapan Bayi Mulai Boleh Mengonsumsi Gula serta Berapa Takaran Konsumsi yang Aman?
Kendati biasa kita konsumsi, gula merupakan salah satu hal yang perlu kita awasi konsumsinya terutama pada bayi.
Kendati biasa kita konsumsi, gula merupakan salah satu hal yang perlu kita awasi konsumsinya terutama pada bayi.
-
Bagaimana cara membatasi konsumsi gula untuk anak? Membatasi konsumsi gula pada anak-anak adalah langkah penting untuk menjaga kesehatan dan tumbuh kembang mereka. Berikut beberapa cara efektif untuk membatasi konsumsi gula pada anak-anak: 1. Pilih Makanan yang Bernutrisi Tinggi 2. Baca Label Makanan 3. Pilih Susu Rendah Gula 4. Batasi Minuman Manis 5. Buat Makanan Sendiri 6. Jadikan Makanan Manis Sebagai Hadiah 7. Pengenalan Gula Alami 8. Membiasakan Anak Mengonsumsi Berbagai Sumber Karbohidrat 9. Menggunakan Porsi yang Tepat
-
Bagaimana gula bisa menyebabkan bayi malas? Selain berpotensi terbentuk sikap hiperaktif, ada pula kemungkinan bayi mengalami kelesuan akibat terjadinya peningkatan produksi hormon insulin. Hal tersebut yang menjadi pemicu kelesuan, lemas, dan bayi menjadi tidak aktif.
-
Bagaimana cara mengurangi konsumsi gula? Setelah mengetahui tanda terlalu banyak konsumsi gula, terakhir akan dijelaskan cara menguranginya: 1. Beralih ke Sumber Gula Alami: Gula alami dalam buah-buahan dan sayuran biasanya lebih baik daripada tambahan gula. Cobalah untuk mendapatkan rasa manis dari buah-buahan segar daripada makanan dan minuman yang diberi gula tambahan. 2. Membaca Label Nutrisi: Periksa label nutrisi untuk mengetahui berapa banyak gula tambahan yang terkandung dalam makanan dan minuman yang Anda konsumsi. Hindari produk yang mengandung gula tambahan dalam jumlah besar. 3. Mengurangi Minuman Bersoda dan Manis: Minuman bersoda dan minuman manis adalah salah satu sumber utama konsumsi gula tambahan. Menggantinya dengan air mineral, air putih, atau minuman rendah gula seperti teh hijau atau teh herbal dapat membantu mengurangi asupan gula Anda secara signifikan. 4. Menghindari Makanan dan Minuman Olahan: Makanan olahan sering kali mengandung jumlah gula tambahan yang tinggi. Cobalah untuk memasak makanan sendiri dari bahan-bahan segar untuk mengontrol asupan gula Anda. 5. Mengurangi Pemanis Buatan: Pemanis buatan seperti sukralosa, aspartam, dan sakarin juga sebaiknya dikurangi. Meskipun mereka tidak mengandung kalori, beberapa penelitian menunjukkan bahwa konsumsi pemanis buatan juga bisa berdampak negatif pada kesehatan. 6. Memilih Camilan yang Sehat: Hindari camilan yang mengandung gula tambahan dan pilih camilan yang lebih sehat seperti kacang-kacangan, buah-buahan segar, atau yogurt tanpa pemanis tambahan. 7. Menghindari Stres dan Kebosanan: Saat stres dan bosan, mungkin Anda merasa membutuhkan camilan untuk dikonsumsi, termasuk camilan manis. Cobalah untuk mengelola stres dan mencari kegiatan yang menyenangkan untuk mengurangi keinginan untuk makan makanan manis. 8. Perlahan-lahan Mengganti Kebiasaan: Mengurangi konsumsi gula bisa membutuhkan waktu dan kesabaran. Mulailah dengan mengurangi gula tambahan dari satu makanan atau minuman dalam satu waktu, dan secara bertahap tingkatkan usaha Anda. 9. Memperbanyak Serat: Serat dapat membantu menstabilkan kadar gula darah dan mengurangi keinginan untuk makan makanan manis. Pastikan untuk memasukkan banyak serat dalam diet Anda dari sumber-sumber seperti buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan kacang-kacangan.
-
Apa saja bahaya gula berlebih bagi bayi? Dampak dari konsumsi gula berlebihan pada bayi tidak hanya terbatas pada preferensi makanan, namun juga dapat mempengaruhi kesehatan secara keseluruhan. Salah satu permasalahan utama yang sering terjadi adalah bayi menolak untuk diberikan ASI, yang sangat merugikan bagi pertumbuhan dan perkembangan mereka. Ngabila menjelaskan bahwa biasanya bayi memilih untuk mengonsumsi air berasa karena lebih nyaman di mulut setelah mengenali rasa manis. Namun, konsumsi makanan manis secara berlebih terus menerus dapat menyebabkan kerusakan gigi, terutama ketika gigi pertama muncul.Lebih lanjut, konsumsi gula berlebihan juga berpotensi memicu hiperaktivitas pada bayi dan anak-anak, serta dapat menyebabkan kelesuan dan kelemasan karena peningkatan produksi hormon insulin dalam tubuh.
-
Berapa batas konsumsi gula yang dianjurkan untuk anak? American Heart Association merekomendasikan bahwa anak-anak tidak boleh mengonsumsi lebih dari 6 sendok teh gula tambahan per hari. Sedangkan berdasarkan informasi dari Kementrian Kesehatan RI, konsumsi gula pada anak 1–3 tahun maksimalnya adalah 25 gram atau setara dengan 3–4 sendok teh.
-
Kenapa anak yang sering mengonsumsi gula berlebih bisa lebih mudah terkena penyakit? Kadar gula darah yang tinggi akibat konsumsi gula berlebih dapat mempermudah virus dan bakteri berkembang dalam tubuh anak. Hal ini mengakibatkan daya tahan tubuh anak menurun, sehingga anak lebih mudah terserang penyakit.
Kapan Bayi Mulai Boleh Mengonsumsi Gula serta Berapa Takaran Konsumsi yang Aman?
Gula adalah salah satu bahan pemanis yang sering digunakan dalam makanan dan minuman. Gula memiliki rasa yang manis dan dapat memberikan energi bagi tubuh.
Namun, gula juga memiliki dampak negatif bagi kesehatan, terutama jika dikonsumsi secara berlebihan. Gula dapat menyebabkan kenaikan berat badan, diabetes, karies gigi, penyakit jantung, dan kanker. Oleh karena itu, gula harus dikonsumsi dengan bijak dan sesuai dengan kebutuhan tubuh.
Lalu, bagaimana dengan bayi? Kapan bayi mulai boleh mengonsumsi gula? Dan berapa takaran konsumsi yang aman bagi bayi?
Kapan Bayi Mulai Boleh Mengonsumsi Gula?
Menurut WHO, bayi sebaiknya tidak diberikan gula sama sekali sampai usia 6 bulan. Bayi yang berusia kurang dari 6 bulan hanya membutuhkan ASI atau susu formula sebagai sumber nutrisi dan energi.
ASI atau susu formula sudah mengandung gula alami yang cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi. Jika bayi diberikan gula tambahan, maka dapat mengganggu keseimbangan gula darah, menyebabkan kegemukan, dan mengurangi nafsu makan bayi terhadap ASI atau susu formula.
Setelah usia 6 bulan, bayi mulai boleh diberikan makanan pendamping ASI (MPASI) sebagai sumber nutrisi dan energi tambahan. MPASI yang diberikan sebaiknya mengandung berbagai macam zat gizi, seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan serat.
MPASI yang mengandung karbohidrat, seperti nasi, roti, kentang, atau pisang, sudah mengandung gula alami yang cukup untuk bayi. Jika bayi diberikan gula tambahan, maka dapat mengganggu keseimbangan gula darah, menyebabkan kegemukan, dan mengurangi nafsu makan bayi terhadap MPASI lainnya.
Oleh karena itu, bayi sebaiknya tidak diberikan gula tambahan sampai usia 1 tahun. Bayi yang berusia 1 tahun ke atas baru boleh diberikan gula tambahan, tetapi dengan jumlah dan frekuensi yang sangat terbatas.
Gula tambahan yang dimaksud adalah gula yang ditambahkan ke dalam makanan atau minuman, seperti gula pasir, gula merah, madu, sirup, selai, atau permen. Gula tambahan tidak termasuk gula alami yang terdapat dalam makanan, seperti buah-buahan, sayuran, atau susu.
Berapa Takaran Konsumsi Gula yang Aman bagi Bayi?
Menurut WHO, takaran konsumsi gula yang aman bagi bayi adalah tidak lebih dari 5 persen dari total kalori harian. Artinya, jika bayi membutuhkan 800 kalori per hari, maka gula tambahan yang boleh dikonsumsi adalah tidak lebih dari 40 kalori, atau sekitar 10 gram, atau sekitar 2 sendok teh.
Takaran ini berlaku untuk bayi yang berusia 1 tahun ke atas. Bayi yang berusia kurang dari 1 tahun sebaiknya tidak diberikan gula tambahan sama sekali.
Untuk mengontrol takaran konsumsi gula bagi bayi, orang tua atau pengasuh dapat melakukan hal-hal berikut:
Membaca label nutrisi pada kemasan makanan atau minuman yang diberikan kepada bayi, dan memilih yang mengandung gula tambahan paling sedikit atau tidak sama sekali.
Menghindari memberikan makanan atau minuman yang mengandung gula tambahan kepada bayi, seperti minuman manis, kue, biskuit, cokelat, permen, atau es krim.
Mengganti gula tambahan dengan pemanis alami, seperti buah-buahan, sayuran, atau susu, yang juga mengandung berbagai nutrisi dan serat.
Membatasi frekuensi pemberian gula tambahan kepada bayi, dan hanya memberikannya sebagai camilan sesekali atau pada hari-hari tertentu.
Menjaga kebersihan gigi bayi, dengan menyikat gigi setelah makan atau minum yang mengandung gula tambahan, dan menghindari memberikan gula tambahan sebelum tidur.
Gula memang memiliki rasa yang manis dan dapat memberikan energi bagi tubuh, tetapi juga memiliki dampak negatif bagi kesehatan, terutama jika dikonsumsi secara berlebihan. Oleh karena itu, gula harus dikonsumsi dengan bijak dan sesuai dengan kebutuhan tubuh, terutama bagi bayi yang sedang dalam masa pertumbuhan dan perkembangan.