Keberadaan Konselor Laktasi di Tempat Kerja Dianggap Penting untuk Kesuksesan Ibu Menyusui
Demi kesuksesan menyusui di tempat kerja, keberadaan konselor laktasi bisa mendukung upaya baik ini.
Dalam dinamika kehidupan modern, semakin banyak perempuan yang mengambil peran ganda sebagai ibu dan pekerja, terutama di sektor industri. Hal ini memunculkan tantangan baru bagi perempuan yang ingin memberikan ASI eksklusif kepada bayinya sambil tetap melanjutkan karir mereka. Di tengah kondisi ini, keberadaan konselor laktasi di tempat kerja menjadi semakin penting dan mendesak untuk diperhatikan.
Dr. Ray Wagiu Basrowi, seorang peneliti kedokteran komunitas dan kedokteran kerja di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, menekankan betapa pentingnya penyediaan dukungan konselor laktasi bagi ibu menyusui di tempat kerja.
-
Apa saja manfaat pijat laktasi bagi ibu menyusui? Pijat laktasi dapat memberikan berbagai manfaat bagi ibu menyusui, yaitu sebagai berikut: 1. Mencegah Mastitis: Pijat laktasi dapat membantu mencegah mastitis, yaitu peradangan pada payudara akibat penyumbatan saluran ASI. Pijatan yang tepat dapat membantu mengurangi risiko terjadinya mastitis. 2. Meningkatkan Produksi ASI: Pijat laktasi dapat merangsang produksi ASI dengan merangsang otot-otot di sekitar payudara. Hal ini dapat membantu ibu menyusui memiliki pasokan ASI yang cukup untuk bayi. 3. Mengatasi Saluran ASI yang Tersumbat: Pijat laktasi dapat membantu mengatasi saluran ASI yang tersumbat, sehingga memungkinkan ASI mengalir dengan lancar. 4. Membantu Mengalirkan ASI: Pijat laktasi membantu melancarkan peredaran ASI di dalam payudara sehingga ASI dapat mengalir dengan lancar saat ibu menyusui. 5. Meningkatkan Kenyamanan untuk Ibu: Pijat laktasi dapat memberikan rasa kenyamanan bagi ibu menyusui dengan mengurangi ketegangan dan rasa sakit pada payudara. 6. Melancarkan Peredaran Darah di Payudara: Pijat laktasi dapat membantu melancarkan peredaran darah di payudara, sehingga memungkinkan ASI diproduksi dan mengalir dengan baik.
-
Bagaimana payudara ibu menyusui berubah? Produksi ASI dimulai bahkan sebelum pasokan ASI lengkap, biasanya dua hingga empat hari setelah melahirkan. Pada tahap ini, beberapa ibu mengalami masa pembengkakan ketika payudara terasa sangat penuh dan tidak nyaman. Namun, ini biasanya berlangsung singkat dan membaik dalam 48 hingga 72 jam.
-
Apa yang terjadi pada otak ibu menyusui? "Oksitosin kadang-kadang disebut hormon 'perasaan baik'," kata Cindy Rubin, MD, IBCLC, seorang dokter spesialis pediatri dan spesialis kedokteran menyusui di In Touch Pediatrics and Lactation. "Ini dapat menyebabkan perasaan nyaman dan tenang yang membantu dalam ikatan dengan bayi."
-
Mengapa pijat laktasi penting untuk ibu menyusui? Pijat laktasi dapat membantu mencegah mastitis, yaitu peradangan pada payudara akibat penyumbatan saluran ASI. Pijatan yang tepat dapat membantu mengurangi risiko terjadinya mastitis.
-
Bagaimana cara istri membantu menafkahi keluarga? Selain itu, jika istri juga bekerja dengan penuh kerelaan, maka keduanya akan merasa senang.
-
Bagaimana bra menyusui membantu ibu menyusui? Bra menyusui adalah perlengkapan penting lainnya yang perlu disiapkan sebelum kelahiran bayi. Bra ini dirancang khusus untuk memudahkan akses ke payudara Anda saat menyusui.
"Penting bagi pabrik-pabrik di Indonesia untuk memiliki konselor laktasi yang dapat memberikan dukungan dan informasi yang diperlukan bagi pekerja buruh yang menyusui," ujar Ray dilansir dari Antara.
Keberadaan konselor laktasi di tempat kerja bukan hanya sebuah kebutuhan tambahan, tetapi juga menjadi faktor kunci dalam meningkatkan keberhasilan pemberian ASI eksklusif. Ray mengungkapkan bahwa dukungan dari konselor laktasi di tempat kerja terbukti efektif meningkatkan keberhasilan ASI eksklusif hingga tiga kali lipat. Ini adalah angka yang sangat signifikan, mengingat pentingnya ASI dalam tumbuh kembang bayi.
Yang menarik, konselor laktasi di tempat kerja tidak harus berasal dari tenaga kesehatan. Staf Divisi Sumber Daya Manusia perusahaan atau bahkan sesama pekerja dapat dilatih untuk menjadi relawan konselor laktasi.
Ini memungkinkan setiap perusahaan, tanpa memandang besar kecilnya, untuk memberikan dukungan yang sangat diperlukan oleh ibu menyusui. Dengan adanya konselor laktasi yang tersedia, para ibu dapat berbagi cerita, mendapatkan informasi, dan mencari solusi atas kesulitan yang mereka hadapi dalam menyusui sambil tetap menjalankan tugas pekerjaan mereka.
Kehadiran konselor laktasi tidak hanya berkontribusi terhadap kesuksesan pemberian ASI eksklusif, tetapi juga memiliki dampak positif pada kesehatan mental ibu. Dr. Ray menekankan bahwa dukungan ini dapat membantu meringankan beban yang dirasakan oleh perempuan yang menjalankan peran ganda sebagai ibu dan pekerja. Menjaga keseimbangan antara tugas di rumah dan di tempat kerja sering kali menjadi sumber stres bagi banyak ibu, dan konselor laktasi dapat menjadi tempat mereka mencari dukungan emosional dan praktis.
Selain itu, Dr. I Gusti Ayu Nyoman Partiwi, seorang dokter anak dan aktivis laktasi, juga mengemukakan pentingnya peran konselor laktasi dalam memberikan layanan konsultasi, baik secara individual maupun kelompok. Menurutnya, dukungan ini sangat membantu ibu bekerja dalam mengatasi berbagai masalah yang mungkin timbul selama menyusui. Konsultasi ini tidak hanya memberikan pengetahuan tambahan, tetapi juga menciptakan ruang bagi ibu-ibu untuk saling mendukung dan memotivasi.
Dr. Partiwi juga mendorong dilakukannya uji coba penyediaan dukungan konselor laktasi di berbagai lingkungan kerja dan fasilitas pelayanan kesehatan publik. Dengan adanya dukungan ini di berbagai tempat, diharapkan semakin banyak ibu yang dapat merasakan manfaatnya, dan pada akhirnya meningkatkan tingkat kesehatan bayi-bayi di Indonesia.
Untuk mewujudkan hal ini, peran aktif pemerintah dan organisasi non-pemerintah juga sangat penting. Mereka dapat berkolaborasi dalam menyebarkan informasi mengenai manfaat keberadaan konselor laktasi di tempat kerja. Kesadaran akan pentingnya dukungan ini perlu ditingkatkan di berbagai kalangan, termasuk manajemen perusahaan, pekerja, dan masyarakat luas.