Ketahui Penyebab Meningkatnya Kasus Diabetes di Usia Muda, Penting Menghindari Sebelum Terlambat
Dasar terjadinya Diabetes Melitus Tipe 2 adalah resistensi terhadap insulin, yaitu hormon yang berfungsi mengontrol kadar gula darah.
Angka diabetes yang semakin meningkat di kalangan anak muda disebabkan oleh pola hidup yang tidak sehat, salah satunya adalah konsumsi makanan dan minuman yang mengandung gula tinggi. Dr. Faisal Parlindungan, M.Ked (PD), Sp.PD-KR dari KSM Penyakit Dalam RS Universitas Indonesia mengungkapkan, "Pola makan tidak sehat dengan konsumsi makanan dan minuman tinggi gula ataupun lemak dapat menjadi salah satu faktor penyebab diabetes," saat memberikan penjelasan di Jakarta, Jumat, sebagaimana dilansir oleh ANTARA.
Terkait Gaya Hidup
Penyakit diabetes melitus (DM) tipe 2 memiliki hubungan yang erat dengan gaya hidup seseorang. Menurut Faisal, mekanisme utama terjadinya DM Tipe 2 adalah resistensi insulin, di mana insulin berfungsi sebagai hormon yang mengatur kadar gula dalam darah. Gaya hidup yang tidak sehat, seperti sering mengonsumsi makanan tinggi gula atau karbohidrat, kurangnya aktivitas fisik, serta kebiasaan merokok, dapat meningkatkan risiko resistensi insulin.
-
Bagaimana cara mencegah diabetes di usia muda? Jaga Berat Badan Tetap Ideal: hal ini penting karena obesitas menjadi pemicu remaja terkena diabetes tipe 2.
-
Bagaimana cara meminimalisir risiko diabetes di usia muda? Untuk meminimalisir risikonya, terdapat beberapa cara mencegah diabetes usia muda yang bisa dilakukan. Mulai dari makan makanan sehat, olahraga teratur, hingga membatasi konsumsi gula.
-
Apa saja gejala diabetes di usia muda? Mulai dari sering merasa haus saat cuaca tidak panas atau tidak berkeringat, mudah lelah meskipun sudah mendapatkan tidur dan istirahat cukup, hingga berat badan yang berkurang secara tiba-tiba.
-
Apa itu diabetes tipe 1 pada anak? "Pada anak-anak, diabetes tipe 1 walaupun dia tidak banyak minum pemanis buatan, atau makan karbohidrat biasa saja, dia tidak bisa memetabolisme karbohidrat, jadi perlu suntik insulin,"
-
Bagaimana cara mengontrol diabetes tipe 2 pada anak? "Pada diabetes tipe 2 fase awal bisa dikontrol dengan memodifikasi gaya hidup agar lebih sehat. Olahraga, mengatur pola makan, kalau sudah remaja bisa dengan intermittent fasting... Intinya gaya hidup yang sehat itu bisa membalikkan diabetes di awal-awal,"
Kurang Sayur
Selain itu, kurangnya asupan sayur juga berperan dalam masalah ini. Sayur mengandung serat yang berfungsi untuk memperlambat penyerapan gula di dalam usus. "Akibatnya insulin tidak bisa mengendalikan kadar gula darah sehingga terjadi DMT2," tambahnya. Melihat gaya hidup anak muda saat ini, Faisal menilai bahwa maraknya jajanan yang tinggi lemak dan gula, ditambah dengan minimnya aktivitas fisik, menunjukkan adanya gaya hidup tidak sehat yang jika terus berlanjut dapat menjadi kebiasaan buruk.
Merokok
Menurut Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, tingkat perokok aktif di kalangan remaja mencapai 56,5 persen. "Yang jelas bukan merupakan gaya hidup yang sehat karena menjadi risiko dari banyak penyakit metabolik seperti diabetes, penyakit jantung, dan lain-lain," ucap dia.
Berat Badan Berlebih
Faktor lain yang dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2 adalah berat badan berlebih. Faisal menjelaskan bahwa selain diabetes mellitus tipe 2, ada juga jenis diabetes lainnya, seperti diabetes tipe 1 yang merupakan penyakit autoimun, diabetes gestasional yang sering terjadi selama kehamilan, serta diabetes yang disebabkan oleh penggunaan obat-obatan tertentu yang dapat meningkatkan dan mengganggu regulasi kadar gula darah.
Batasi Konsumsi Gula Tambahan demi Kesehatan
Faisal menyarankan agar konsumsi gula tambahan tidak melebihi 50 gram atau setara dengan 4 sendok makan dalam sehari. Ia menjelaskan bahwa "Konsumsi karbohidrat baiknya di rentang 45-60 persen kebutuhan kalori," yang menunjukkan pentingnya pengaturan asupan karbohidrat dalam diet sehari-hari.
Data terbaru dari Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 menunjukkan adanya peningkatan prevalensi penyakit Diabetes Mellitus (DM) di kalangan penduduk berusia di atas 15 tahun. Hasil pengukuran kadar gula darah menunjukkan angka prevalensi mencapai 11,7 persen, meningkat dibandingkan dengan 10,9 persen yang tercatat dalam Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018. Hal ini mengindikasikan perlunya perhatian lebih terhadap pola makan dan gaya hidup masyarakat untuk mencegah penyakit ini.