Masalah Picky Eater pada Anak Bisa Disebabkan oleh Adanya Masalah Sensorik Hingga Penyakit
Anak yang pilih-pilih makanan atau picky eater bisa terjadi karena sejumlah hal yang mereka alami.
Anak yang pilih-pilih makanan atau picky eater bisa terjadi karena sejumlah hal yang mereka alami.
-
Apa saja dampak jangka panjang dari anak picky eater? Kekurangan gizi yang dialami anak picky eater dapat berdampak jangka panjang. Salah satu kondisi yang sering dialami oleh anak dengan pola makan terbatas adalah anemia, yang disebabkan oleh defisiensi zat besi. Selain itu, kekurangan gizi selama masa kanak-kanak dapat memengaruhi perkembangan otak, pertumbuhan fisik, serta daya tahan tubuh anak terhadap penyakit.
-
Bagaimana cara mengatasi masalah anak picky eater? Jika anak sudah terbiasa dengan pola makan yang terbatas, tidak ada kata terlambat untuk memperbaikinya. Salah satu cara yang disarankan oleh dr. Fitria adalah dengan mencampurkan makanan yang disukai anak dengan jenis makanan yang mengandung nutrisi penting. Misalnya, jika anak menyukai makanan manis, orang tua bisa mencampurkan buah-buahan yang kaya serat dan vitamin ke dalam makanan yang disukai anak.
-
Mengapa anak-anak bisa menjadi picky eater? Kebiasaan ini sering kali disebabkan oleh kurangnya eksplorasi pada makanan, adanya masalah pada kemampuan makan (oromotor) anak, atau gangguan sensorik lainnya.
-
Apa dampak buruk dari kebiasaan picky eater pada tumbuh kembang anak? Picky eater atau kebiasaan anak memilih-milih makanan dapat memberikan sejumlah dampak buruk pada tumbuh kembangnya.
-
Bagaimana cara mengatasi bayi yang picky eater? Saat bayi tidak merasa sehat, seperti ketika sedang tumbuh gigi, makanan yang familiar bisa memberikan kenyamanan," jelas Ward. Bayi mungkin belum siap untuk mencoba makanan baru, namun pastikan Anda tetap menawarkan makanan sehat.
-
Mengapa anak picky eater berisiko mengalami kekurangan gizi? Anak yang hanya mau mengonsumsi makanan tertentu berisiko mengalami kekurangan gizi. "Risikonya adalah kekurangan zat gizi baik makro atau mikro tertentu yang berakibat pada kurang gizi bahkan stunting jika dibiarkan terlalu lama," kata Fitria.
Masalah Picky Eater pada Anak Bisa Disebabkan oleh Adanya Masalah Sensorik Hingga Penyakit
Nutrisionis Rawat Inap Anak dari RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) Kiara Jakarta, Ariek Ratnawati, S.Gz, mengungkapkan bahwa kondisi anak menjadi "picky eater" atau pemilih makanan dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk masalah kesehatan dan gangguan sensorik.
Ariek menjelaskan bahwa diagnosis pasti dari picky eater harus melalui konsultasi dengan dokter anak dan dietisien anak melalui evaluasi khusus.
“Yang perlu diketahui sebelumnya, untuk diagnosa atau penegakan picky eater sendiri harus melalui konsultasi dengan dokter anak dan dietisien anak melalui evaluasi khusus. Tidak bisa dari pernyataan orang tua sendiri,” kata Ariek Ratnawati, S.Gz beberapa waktu lalu dilansir dari Antara.
- Anak Miliki Sejumlah Alergi Makanan, Begini Cara Siasati Kebutuhan Nutrisinya
- Dokter Anak Wanti-wanti Kebiasaan Anak yang Suka Hanya Makan Nasi dengan Kerupuk
- Kebiasaan Pilih-pilih Makanan atau Picky Eater Bisa Berdampak Buruk pada Tumbuh Kembang Anak
- 7 Cara Menghadapi Anak Susah Makan atau Picky Eater Menurut Ahli Nutrisi
Picky eater adalah kondisi di mana anak hanya mau makan makanan yang monoton, yang jika berlangsung dalam waktu lama, dapat mengakibatkan kekurangan zat gizi tertentu. Perilaku ini tidak hanya muncul pada masa awal pengenalan Makanan Pendamping ASI eksklusif (MPASI), tetapi juga bisa terjadi pada anak usia toodler, yaitu 19 bulan hingga tujuh tahun.
Penyebab Medis
Salah satu penyebab utama dari perilaku picky eater pada anak adalah adanya masalah atau kondisi medis. Masalah pencernaan seperti diare, konstipasi, alergi, atau intoleransi obat dan penyakit infeksi dapat memengaruhi selera makan anak.
Masalah medis lain yang bisa memengaruhi perilaku ini adalah adanya gangguan perkembangan seperti cerebral palsy atau Attention Deficit Hyperactivity Disorader (ADHD).
“Kemudian bisa saja anak mengalami defisiensi zat gizi tertentu, sehingga anak jadi sering sakit. Ini terkait dengan status gizinya, oleh karena itu segera diperiksa ke dokter spesialis anak untuk diagnosa yang tepat,” ucap Ariek.
Masalah Sensorik
Selain kondisi medis, masalah sensorik juga sering menjadi penyebab anak menjadi picky eater. Masalah sensorik ini berkaitan dengan kemampuan anak dalam keterampilan makan (oromotor), seperti mengunyah dan menelan.
Anak mungkin tidak menyukai tekstur, rasa, atau suhu makanan tertentu, yang menyebabkan mereka menolak makanan tersebut.
Suasana makan juga berperan penting dalam perilaku picky eater. Suasana yang cenderung memaksa atau menekan dapat membuat anak merasa tertekan, yang berdampak negatif pada selera makan mereka. Hal ini berkaitan erat dengan aturan makan (feeding rules) yang diterapkan oleh orang tua. Suasana yang nyaman dan menyenangkan akan membantu anak lebih terbuka terhadap berbagai jenis makanan.
Penanganan dan Konsultasi
Ariek menekankan bahwa orang tua tidak perlu terlalu khawatir jika anak sedang memasuki fase picky eater. Kondisi ini masih dianggap wajar selama anak masih bisa mengonsumsi lebih dari 15 jenis makanan dan dihabiskan bersama keluarga.
Namun, jika anak makan kurang dari 15 jenis makanan, menunjukkan perilaku menghindari tekstur atau jenis makanan secara menyeluruh, tersedak saat melihat atau menyentuh makanan, dan tantrum, maka orang tua harus segera mengunjungi fasilitas kesehatan terdekat untuk melakukan konsultasi lebih lanjut terkait status gizi anak serta mencari tahu penyebab pastinya.
Konsultasi dengan dokter anak dan dietisien sangat penting untuk menentukan penyebab dan cara penanganan yang tepat. Dalam beberapa kasus, intervensi dini dapat mencegah masalah gizi yang lebih serius di kemudian hari.