Mengapa Makan Malam Dekat dengan Jam Tidur Bisa Buat Kita Bangun Pagi Hari dengan Rasa Lapar?
Makan malam tepat sebelum tidur justru bisa membuat kita merasa lapar pagi harinya. Mengapa hal ini terjadi?
Makan malam tepat sebelum tidur justru bisa membuat kita merasa lapar pagi harinya. Mengapa hal ini terjadi?
-
Kapan lutut terasa kaku saat bangun tidur? Gejala yang umum dirasakan adalah kekakuan pada lutut saat bangun tidur.
-
Kenapa lutut terasa kaku saat bangun tidur? Kekakuan ini terjadi karena peningkatan derajat pengapuran sendi yang dinilai dari angka 0 hingga 4.
-
Kenapa ucapan selamat malam bisa bikin tidur lelap? Mengucapkan selamat malam adalah salah satu cara terbaik untuk memberikan perhatian kepada orang terkasih. Terkadang, ucapan selamat malam juga bisa menjadi sebuah rutinitas.
-
Kenapa bangun tidur bisa bikin pusing? Pada dasarnya, tubuh berusaha mengomunikasikan kondisinya lewat gejala-gejala tertentu yang kamu rasakan. Tujuannya tentu saja supaya kamu bisa lebih aware dengan kondisi kesehatan sendiri dan bisa menemukan cara mengatasinya. Namun, ketika bangun tidur yang terasa malah pusing, apa sih yang sebenarnya ingin diungkapkan?
-
Mengapa harimau tidur lama? Harimau, predator ganas dengan tubuh berotot yang memerlukan banyak energi, biasanya berburu di malam hari. Meskipun tidur selama 16 jam sehari, harimau bisa bersantai hingga 20 jam. Kegagalan berburu satu malam dapat berakibat fatal, karena harimau perlu mengatur energi mereka dengan efisien.
-
Kenapa kucing tidur terus? Penyebab kucing tidur terus bisa jadi karena pengaruh perasaan bosan, ingin menghemat energi, kondisi stres, hingga cedera luka atau faktor kesehatannya yang sedang tidak baik.
Mengapa Makan Malam Dekat dengan Jam Tidur Bisa Buat Kita Bangun Pagi Hari dengan Rasa Lapar?
Pernahkah Anda merasa perut lapar di pagi hari padahal baru makan persis sebelum tidur? Hal ini tentu membuat kita bertanya-tanya padahal kita makan untuk merasa kenyang di pagi harinya.
Kebiasaan makan malam dekat dengan waktu tidur adalah praktik umum bagi banyak orang, terutama mereka yang memiliki jadwal sibuk. Namun, kebiasaan ini dapat memiliki dampak signifikan pada bagaimana tubuh kita memproses makanan dan mengatur rasa lapar.
Penelitian menunjukkan bahwa makan malam terlambat bisa menyebabkan kita bangun di pagi hari dengan rasa lapar yang lebih besar. Hal ini tentu membuat kita bertanya-tanya mengapa setelah mengisi perut, kita bisa merasa keroncongan di pagi harinya.
- Makan Terlalu Cepat dan Tergesa-gesa saat Sahur Bisa Timbulkan 7 Dampak Buruk Ini
- Bikin Kuat Puasa Sampai Maghrib, Ini 9 Makanan yang Cocok untuk Sahur
- Makan Satu Kali Sehari, Kakek Ini Sengaja Santap Mi Instan Lebih dari 1 Porsi Demi Berhemat
- 10 Makanan yang Semakin Membuat Lapar saat Dimakan, Harus Dihindari saat Perut Kosong
Proses Metabolisme dan Regulasi Hormon
Salah satu alasan utama mengapa makan malam dekat dengan jam tidur dapat menyebabkan rasa lapar di pagi hari adalah perubahan dalam proses metabolisme dan regulasi hormon. Ketika kita makan larut malam, tubuh kita tidak memiliki cukup waktu untuk mencerna dan memetabolisme makanan sebelum tidur.
Penelitian dari Harvard Medical School mengungkapkan bahwa makan larut malam dapat mengganggu keseimbangan hormon yang mengatur rasa lapar, seperti leptin dan ghrelin. Leptin adalah hormon yang memberi sinyal kepada otak bahwa kita sudah kenyang, sedangkan ghrelin adalah hormon yang merangsang rasa lapar. Studi tersebut menemukan bahwa makan malam terlambat mengurangi kadar leptin dan meningkatkan kadar ghrelin, yang pada akhirnya meningkatkan rasa lapar di pagi hari.
Dampak Terhadap Siklus Tidur dan Pola Makan
Makan larut malam juga dapat mengganggu siklus tidur dan pola makan kita. Menurut Thunder Jalili, PhD, Direktur Studi Pascasarjana dalam Nutrisi dan Fisiologi Integratif di University of Utah, tubuh kita memiliki dua keadaan utama: keadaan sudah makan dan keadaan puasa.
Idealnya, tubuh kita harus dapat beralih antara dua keadaan ini secara teratur. Namun, ketika kita makan larut malam, kita memperpanjang periode terfed, yang menghambat tubuh untuk masuk ke keadaan puasa yang diperlukan untuk pemulihan dan regenerasi. Jalili menyarankan untuk menjaga jeda puasa minimal 12 jam setiap hari untuk menjaga keseimbangan energi dan mengurangi rasa lapar berlebih di pagi hari.
Penelitian lebih lanjut oleh Harvard Medical School menunjukkan bahwa waktu makan dapat mempengaruhi berat badan dan risiko obesitas. Studi ini melibatkan 16 peserta dengan indeks massa tubuh di kisaran kelebihan berat badan atau obesitas, yang menjalani dua protokol laboratorium dengan jadwal makan yang berbeda.
Hasilnya menunjukkan bahwa makan empat jam lebih lambat dari jadwal biasa secara signifikan meningkatkan rasa lapar, memperlambat pembakaran kalori, dan meningkatkan ekspresi gen yang terlibat dalam penyimpanan lemak. Temuan ini menunjukkan adanya mekanisme fisiologis dan molekuler yang mendasari hubungan antara makan larut malam dan peningkatan risiko obesitas.
Untuk menghindari efek negatif dari makan larut malam, ada beberapa langkah praktis yang bisa diambil:
Jadwal Makan Teratur: Usahakan untuk makan malam setidaknya 3-4 jam sebelum tidur untuk memberi tubuh waktu yang cukup untuk mencerna makanan dengan baik.
Jangan Melewatkan Sarapan: Memulai hari dengan sarapan yang sehat dapat membantu mengatur rasa lapar sepanjang hari dan mencegah makan berlebih di malam hari.
Hindari Camilan Larut Malam: Jika Anda merasa lapar di malam hari, cobalah untuk mengonsumsi camilan ringan yang sehat, seperti buah atau yogurt rendah lemak, daripada makanan berat.
Makan malam dekat dengan jam tidur dapat mempengaruhi hormon yang mengatur rasa lapar, mengganggu siklus tidur, dan meningkatkan risiko obesitas. Dengan memahami mekanisme di balik fenomena ini dan mengadopsi kebiasaan makan yang lebih sehat, kita dapat mengelola rasa lapar dengan lebih baik dan meningkatkan kesehatan secara keseluruhan.