Mengatasi Batuk Akibat GERD, Metode Efektif yang Wajib Anda Coba
Kenaikan asam lambung dapat mengiritasi esofagus dan menimbulkan berbagai gejala lain, seperti batuk.
Batuk yang berkepanjangan tidak hanya disebabkan oleh masalah pernapasan, tetapi juga bisa dipicu oleh Gastroesophageal Reflux Disease (GERD). Menurut dokter spesialis penyakit dalam dari RS EMC Tangerang, Stephanie Chandra, peningkatan asam lambung dapat menyebabkan iritasi pada esofagus, yang akhirnya memicu batuk.
Sayangnya, batuk akibat GERD sering terabaikan karena dianggap masalah pernapasan biasa, padahal bisa menjadi tanda adanya gangguan kesehatan yang lebih serius.Untuk mengatasi batuk akibat GERD, Stephanie menyarankan beberapa langkah, seperti mengonsumsi obat penghambat asam (PPI atau H2 blockers) untuk menurunkan produksi asam lambung.
-
Apa yang dimaksud dengan penyakit GERD? Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) merupakan salah satu gangguan kesehatan umum yang kerap dialami di masyarakat. Ini merupakan kondisi di mana kandungan asam pada lambung mengalami peningkatan, sehingga menyebabkan berbagai gejala yang tidak nyaman.
-
Apa itu GERD? GERD disebabkan oleh lemahnya katup antara lambung dan esofagus, yang dikenal sebagai lower esophageal sphincter (LES). Katup yang tidak berfungsi dengan baik ini memungkinkan asam lambung naik ke kerongkongan, sehingga menimbulkan berbagai gejala.
-
Bagaimana mengatasi sakit perut karena GERD? "Jika kamu mengalami berbagai gejala ini, kamu bisa mengonsumsi produk penurun asam," terang dr. Omino.
-
Bagaimana cara mencegah GERD? Menjaga kesehatan lambung dapat dilakukan dengan menerapkan gaya hidup sehat. Konsumsi makanan bergizi, hindari makanan pemicu seperti makanan pedas atau berlemak, serta jaga porsi makan agar tidak berlebihan.
-
Kapan asam lambung naik bisa disebut GERD? Tapi, ketika asam lambung naik terjadi dua kali seminggu atau lebih, ia bisa disebu sebagai Gastroesophageal reflux disease (GERD).
Selain itu, perubahan pola makan sangat penting, seperti menghindari makanan pedas, asam, dan berlemak, serta makan dalam porsi kecil dan tidak terlalu dekat dengan waktu tidur. Menghindari berbaring setelah makan juga dapat membantu meringankan gejala dan mencegah refluks asam semakin parah, dilansir Merdeka.com dari berbagai sumber, Kamis(9/1/2025).
Tidur dengan Kepala yang Lebih Tinggi
Memposisikan kepala lebih tinggi daripada tubuh saat tidur dapat membantu mencegah naiknya asam lambung ke kerongkongan.
Untuk kenyamanan, pasien disarankan menggunakan bantal tambahan yang dapat menjaga posisi tubuh, sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya refluks asam.
Menjaga Berat Badan Ideal
Berat badan yang berlebihan dapat memberikan tekanan ekstra pada perut, sehingga meningkatkan kemungkinan asam lambung naik ke kerongkongan.
Dengan menjaga berat badan dalam batas ideal, risiko refluks asam serta batuk yang disebabkan oleh GERD dapat diminimalisir.
- Tiga Cara Efektif untuk Mengatasi Asam Urat dan Mengurangi Pembengkakan serta Rasa Sakit, Dijamin Sukses
- Pastikan Jaga Kesehatan Asam Lambung saat Puasa dengan Berbagai Cara Ini
- Manfaat Permen Karet untuk Asam Lambung, Bantu Redakan Gejala GERD
- 8 Penyakit Lambung yang Umum Terjadi, Ketahui Penyebabnya
"Jika batuk Anda tak kunjung sembuh meski telah mengonsumsi obat batuk atau gejala lainnya terus berlanjut, segera konsultasikan dengan dokter. Batuk yang berkelanjutan bisa menjadi tanda adanya GERD atau masalah medis lainnya," jelas Stephanie.
Batuk yang Disebabkan oleh GERD Sering Kali Tidak Disadari
GERD merupakan suatu kondisi di mana asam lambung kembali mengalir ke kerongkongan. Dalam istilah medis, GERD terjadi ketika asam lambung yang seharusnya tertahan di perut, justru naik ke esofagus.
Penyebab utama dari kondisi ini adalah lemahnya otot sfingter esofagus bagian bawah (LES), yang berfungsi untuk mencegah asam lambung agar tidak naik. Menurut Stephanie, salah satu gejala yang paling sering muncul akibat GERD adalah batuk.
Batuk yang disebabkan oleh GERD dapat terjadi tanpa disertai rasa nyeri atau sensasi terbakar di area dada. Hal ini menyebabkan banyak orang tidak menyadari bahwa batuk yang mereka alami sebenarnya disebabkan oleh refluks asam.
Apa saja Tanda-tanda Batuk yang Disebabkan oleh GERD?
Batuk yang Tak Kunjung Reda
Stephanie menjelaskan bahwa salah satu gejala batuk yang terkait dengan GERD adalah batuk yang terus-menerus, bahkan setelah mengonsumsi obat batuk. Batuk ini cenderung muncul pada malam hari atau saat berbaring, karena posisi tubuh dapat memicu naiknya asam lambung ke esofagus.
Rasa Terbakar di Dada
Gejala lain yang umum dialami oleh pasien GERD adalah sensasi terbakar di area dada setelah makan atau saat berbaring. Meskipun tidak selalu disertai batuk, kondisi heartburn ini sering kali muncul bersamaan dengan batuk yang disebabkan oleh refluks asam lambung.
Suara Serak dan Gatal di Tenggorokan
Naiknya asam lambung ke tenggorokan dapat mengiritasi pita suara, yang menyebabkan suara menjadi serak. Selain itu, pasien juga sering merasakan tenggorokan yang gatal atau teriritasi, yang dapat memicu terjadinya batuk.
Kesulitan dalam Menelan
Kondisi GERD juga dapat menyebabkan kesulitan saat menelan makanan atau minuman. Rasa asam yang naik ke tenggorokan bisa menimbulkan sensasi seperti ada yang mengganjal, yang dapat memperburuk kondisi batuk yang dialami pasien.
Mengapa batuk yang disebabkan oleh GERD harus diperhatikan?
Banyak orang beranggapan bahwa batuk yang disebabkan oleh GERD adalah masalah sepele yang dapat sembuh dengan sendirinya. Namun, batuk yang berkepanjangan ini sebenarnya bisa menjadi indikasi adanya masalah kesehatan yang lebih serius.
Jika kondisi ini tidak ditangani dengan tepat, refluks asam yang berlangsung lama dapat menimbulkan berbagai komplikasi. Beberapa di antaranya termasuk kerusakan pada tenggorokan, perdarahan lambung yang ditandai dengan muntah atau buang air besar berdarah, peradangan pada pita suara, bahkan bisa berujung pada penyakit paru-paru.
"Oleh karena itu, penting untuk tidak menganggap remeh batuk yang disebabkan oleh GERD," kata Stephanie.