Pastikan Membaca Kandungan Gula di Label Makanan untuk Kesehatan
Kebiasaan memastikan kandungan gula pada makanan bisa menjadi langkah awal cegah masalah kesehatan di masa mendatang.
Membiasakan diri membaca label pada kemasan makanan dan minuman adalah langkah kecil yang dapat berdampak besar pada kesehatan Anda dan keluarga. Anggota Unit Kerja Koordinasi Endokrinologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Prof. Dr. dr. Siska Mayasari Lubis, MKed (Ped), SpA(K), menekankan pentingnya memahami kandungan gula yang tercantum pada label kemasan untuk menghindari konsumsi berlebih.
“Ini yang sudah harus mulai kita biasakan setiap membeli minuman dan makanan berkemasan. Harus pastikan berapa kandungan gulanya, kalau misalkan makanan manis tersebut mengandung gula tinggi,” ujar Siska dilansir dari Antara.
-
Apa saja nama lain dari "Gula" pada label makanan dan minuman? Gula, zat manis alami yang menjadi bagian tak terpisahkan dari banyak makanan dan minuman kita sehari-hari. Namun, ada begitu banyak nama lain yang digunakan untuk menggambarkan gula pada label makanan dan minuman. Mengetahui nama-nama ini sangat penting agar kita tidak terkecoh oleh kadar gula yang masuk ke dalam tubuh kita.
-
Apa saja contoh makanan yang mengandung gula tambahan? Gula tambahan ini bisa terdapat dalam minuman bersoda, permen, dan makanan olahan.
-
Bagaimana cara mengetahui nama lain gula pada label makanan dan minuman? Berikut adalah 40 nama lain gula yang penting untuk Anda ketahui:
-
Apa yang dimaksud dengan gula darah? Gula darah adalah tingkat glukosa dalam darah Anda, yang merupakan sumber energi utama untuk tubuh Anda.
-
Di mana gula sering ditemukan dalam makanan dan minuman? Banyak produk makanan dan minuman mengandung gula secara tersembunyi, seperti dalam saus, roti, makanan kalengan dan soda.
-
Apa saja nama lain gula yang sering ditemukan di minuman kemasan? Rupanya, ada nama lain gula yang biasanya muncul pada label kemasan makanan. Berikut ini nama lain gula pada minuman kemasan: 1. Sukrosa Dilansir dari situs Kesehatan hello sehat, sukrosa artinya sama dengan gula pasir. Jenis gula ini merupakan karbohidrat sederhana yang dibentuk dari glukosa dan fruktosa. Sukrosa dapat ditemukan secara alami di berbagai jenis buah maupun sayuran, tapi sebagian besar sukrosa terbentuk dari 80% tebu dan 20% gula bit. Tipe gula ini hadir dalam berbagai bentuk, yaitu berbentuk pasir, bubuk, bahkan batu yang disebut gula batu. Satu sendok teh sukrosa mengandung 17 kalori dan konsumsi sukrosa sangat dibatasi untuk penderita diabetes melitus. 2. Sirup jagung tinggi fruktosa (SJFT) atau high fructose corn syrup (HFCS) Gula jagung adalah pemanis dari jagung yang kerap digunakan sebagai pengganti gula biasa. Gula ini biasanya diolah menjadi sirup dengan kandungan fruktosa yang tinggi. Jenis gula jagung yang paling umum digunakan yakni jenis HFCS 55, yang memiliki perbandingan fruktosa 55% dan glukosa 42%. Jenis gula jagung ini paling mirip kandungannya dengan gula biasa. 3. Sirup Agave Sirup agave adalah salah satu produk pemanis pengganti gula yang berasal dari tanaman agave atau sejenis sukulen yang berasal dari Meksiko dan Amerika Latin. Sirup agave sebagian besar terdiri dari fruktosa, sama halnya seperti sirup jagung. Sebagai perbandingan, pemanis ini mengandung sekitar 80% fruktosa dan 20% glukosa. 4. Gula Bit Bit gula adalah sebuah tumbuhan yang akarnya mengandung kadar sukrosa yang tinggi dan ditumbuhkan secara komersial untuk produksi gula yang disebut gula bit. 5. Glukosa Glukosa merupakan kandungan dari sukrosa dan high fructose corn syrup. Dalam satu sendok teh glukosa mengandung sebanyak 16 kalori. Glukosa diketahui berpengaruh dalam kadar gula darah. 6. Fruktosa Pemanis ini dikenal sebagai pemanis pada buah karena kandungannya cukup tinggi pada buah dan madu. Jenis gula alami ini baik untuk penderita diabetes melitus karena tidak menyebabkan kenaikan gula darah. 7. Galaktosa Galaktosa sering ditemukan pada susu dan berbagai produk susu lainnya, seperti yoghurt, keju, dan sebagainya. Jenis gula ini juga memiliki kadar manis yang lebih rendah dibandingkan dengan glukosa. 8. Laktosa Laktosa diketahui sebagai pemanis yang ada di dalam susu dan terdiri dari galaktosa dan glukosa. Gula alami ini memiliki rasa yang kurang manis dan lebih susah untuk dicerna dalam tubuh. Oleh karena itu, laktosa jarang digunakan sebagai tambahan pada produk makanan atau minuman kemasan. 9. Maltosa Maltosa merupakan disakarida dari karbohidrat sederhana yang dibentuk dari dua molekul glukosa. Tipe gula ini juga sering disebut dengan gula malt, yang biasanya terdapat pada sereal, pasta, kentang, beberapa produk minuman beralkohol, dan berbagai produk makanan kemasan lain. 10. Brown Sugar Brown sugar artinya gula cokelat dalam bahasa Indonesia. Brown sugar adalah yang gula berasal dari sari dan air tebu yang dibuat dalam bentuk butiran kristal kecil.
Kandungan gula dalam makanan dan minuman tidak hanya berupa gula pasir, tetapi juga dalam bentuk sukrosa, fruktosa, glukosa, dekstrosa, sirup jagung tinggi fruktosa, madu, molase, maltosa, hingga jus buah terkonsentrasi. Semua ini sering kali dicantumkan pada label kemasan sebagai gula tambahan.
Bahaya Konsumsi Gula Berlebih
Mengonsumsi makanan atau minuman dengan kadar gula yang tinggi dapat meningkatkan risiko obesitas dan berbagai penyakit kronis seperti diabetes. Siska menegaskan bahwa minuman manis, misalnya, dapat meningkatkan asupan kalori tanpa memberikan rasa kenyang. Akibatnya, konsumsi berlebih sering kali tidak disadari.
“Minuman manis itu, seperti yang kita ketahui, dia dapat meningkatkan kalori cairan namun tidak memberikan rasa kenyang, sehingga dapat meningkatkan konsumsi berlebih,” kata Siska.
Pentingnya Memahami Label Kemasan
Untuk menghindari konsumsi gula berlebihan, Prof. Siska menyarankan agar masyarakat selalu membaca label gizi pada setiap kemasan produk. Informasi seperti total kalori, karbohidrat, serta gula tambahan yang tercantum pada label dapat menjadi panduan penting.
“Penting sekali untuk kita selalu membaca label yang ditempel di kemasan makanan yang memperlihatkan tentang berapa kalori makanan tersebut, berapa karbohidrat, dan gula tambahan yang diberikan dalam minuman dan makanan,” jelasnya.
- Jadilah Konsumen Harus Cerdas! Pentingnya Memahami Ukuran Sajian pada Label Makanan
- Ketahui Batas Konsumsi Gula untuk Anak, Orang Tua Wajib Baca
- Kenali Manfaat Mengunyah Makanan 32 Kali, Cegah Masalah Kesehatan dan Sesuai Tuntutan Agama
- Kendalikan Sekarang Juga, Cek 5 Bahaya Asupan Gula Berlebihan Selama Puasa
Selain itu, perhatikan takaran saji yang tertera pada label. Siska memberikan contoh, satu kemasan produk dapat mencantumkan takaran saji untuk dua hingga tiga gelas, dengan setiap takaran berisi 55 gram. Jumlah kalori per sajian dapat mencapai 230, sehingga konsumsi tanpa memperhatikan takaran saji berpotensi meningkatkan asupan gula secara signifikan.
Kebiasaan sederhana membaca label makanan dan minuman dapat membantu konsumen memahami kandungan gula dan mengatur pola makan. Dengan langkah ini, risiko obesitas dan penyakit kronis lainnya dapat diminimalkan.