Penelitian Buktikan bahwa Bernapas Bisa Buat Pupil Mata Membesar
Sebuah penelitian terbaru mengungkap bahwa pupil mata kita membesar dan ikut berubuh seiring bernapas.
Pupil mata kita memainkan peran penting dalam membantu kita melihat dunia sekitar dan bisa mengungkapkan banyak hal tentang kondisi internal kita, mulai dari imajinasi hingga tanda awal gangguan pendengaran. Namun, penelitian terbaru mengungkap fenomena baru yang menarik, pupil mata kita ternyata dapat berubah ukuran seiring dengan napas yang kita ambil.
Dilansir dari Scence Alert, dalam sebuah penelitian baru yang dilakukan oleh para peneliti di Swedia dan Belanda, ditemukan bahwa ukuran pupil berfluktuasi dengan setiap tarikan dan hembusan napas. Penelitian ini telah diunggah ke bioRxiv dan sedang menunggu tinjauan sejawat.
-
Kenapa kesehatan lidah penting? Seiring dengan fungsinya yang kompleks, kesehatan lidah dapat mencerminkan kondisi keseluruhan dari kesehatan seseorang. Perubahan warna, tekstur, atau adanya gejala seperti luka, bintik, atau pembengkakan pada lidah bisa menjadi tanda awal masalah kesehatan yang lebih serius.
-
Bagaimana cara menjaga kesehatan mata agar tetap terjaga? Dengan perawatan yang tepat dan perubahan gaya hidup yang sehat, Anda dapat menjaga penglihatan tetap tajam dan mengurangi risiko gangguan mata.
-
Apa saja kebiasaan yang dapat membahayakan kesehatan mata? Karena sering menganggap remeh akan kesehatan mata, pada akhirnya banyak yang belum tahu kalau beberapa kebiasaan yang dilakukan bisa jadi membahayakan penglihatan dan menyebabkan kerusakan pada mata.
-
Bagaimana cara menjaga kesehatan selama berpuasa? Batasi gula, garam, dan lemak. Konsepnya harus seimbang antara karbohidrat, protein, dan lain-lainnya.
-
Sayuran apa aja yang bagus buat kesehatan mata? Sayuran hijau sangat bermanfaat untuk menjaga kesehatan mata. Oleh karena itu, kamu wajib untuk mengonsumsi banyak sayuran hijau serta wortel dan minyak ikan.
-
Bagaimana Nunung menjaga kesehatannya? Lebih berhati-hati soal makanan "Kalau makanan lebih hati-hati, nggak kayak dulu daging merah, bakar-bakaran terus kayak makanan bahan pengawet, agak dikurangi. Manis, juga karena itu pemicu," tuturnya.
Selama lebih dari 100 tahun, kita telah memahami bahwa pupil merespons lebih dari sekadar cahaya. Namun, penelitian mengenai apakah pupil dapat membesar dan mengecil seiring dengan napas masih memberikan hasil yang bertentangan. Beberapa penelitian sebelumnya menyarankan bahwa pupil melebar saat kita menarik napas, sementara tinjauan pada tahun 2022 menemukan bukti yang "tidak konklusif" mengenai fenomena ini.
Untuk mengatasi keterbatasan penelitian sebelumnya, ahli saraf Martin Schaefer dari Karolinska Institute di Swedia dan rekan-rekannya melakukan serangkaian eksperimen. Mereka menggunakan kamera khusus untuk mengukur ukuran pupil dari lebih dari 100 relawan saat mereka beristirahat dan melakukan tugas visual sederhana.
"Pupil mencapai ukuran minimumnya sekitar saat mulai menarik napas dan mencapai ukuran maksimumnya saat menghembuskan napas," tulis para peneliti. Pola yang sama juga terlihat ketika para relawan melakukan tugas visual sederhana atau hanya menatap satu titik, serta ketika mereka bernapas melalui hidung atau mulut.
Temuan ini bertentangan dengan publikasi sebelumnya yang mengklaim bahwa pupil paling kecil saat menghembuskan napas. Mengingat banyak faktor yang mempengaruhi ukuran pupil, Schaefer dan timnya membutuhkan beberapa siklus napas untuk menangkap kecenderungan halus ini. Hal ini mungkin menjelaskan hasil yang bertentangan dari penelitian sebelumnya.
"Apakah ini hanya artefak?" kata Schaefer kepada Michael Le Page di New Scientist. "Atau apakah ada tujuan di baliknya? Kami belum benar-benar tahu."
- Hasil Penelitan di 54 Negara Ungkap Gagal Tumbuh pada Anak Rentan Terjadi di Masa MPASI
- Penelitian Terbaru Ungkap bahwa Remaja Merasa Kehidupan Mereka Jauh Lebih Sulit Pada Saat Ini
- Hasil Penelitian Ungkap Begini Cara untuk Buat Demam Anak Cepat Sembuh
- Pelajar 19 Tahun di Malang Ditangkap Densus 88 Diduga Hendak Bom Bunuh Diri
Namun, para peneliti memiliki beberapa teori tentang perubahan ukuran pupil ini. Studi sebelumnya menyarankan bahwa pupil yang lebih kecil lebih baik dalam membedakan antara detail, sementara pupil yang lebih besar lebih baik dalam mendeteksi rangsangan yang lemah.
"Temuan kami mengisyaratkan kemungkinan bahwa persepsi visual itu sendiri mungkin berputar antara optimasi untuk diskriminasi selama menarik napas dan deteksi selama menghembuskan napas dalam satu napas," tulis Schaefer dan tim.
Ukuran pupil juga berubah sesuai dengan keadaan emosional (seperti melebar saat ketakutan), rangsangan fisik, dan sebagai respons terhadap obat-obatan (seperti membesar akibat antidepresan). Dokter dapat menggunakan pupil kita untuk mengukur tingkat kesadaran dan mendeteksi kondisi kesehatan mental, sehingga memahami lebih banyak tentang perilaku pupil dapat membuatnya menjadi indikator diagnostik yang lebih kuat.
Para ilmuwan baru-baru ini mengidentifikasi mekanisme di balik beberapa perubahan ini, namun seperti halnya keterkaitan ukuran pupil dengan siklus napas, alasan mengapa banyak perubahan ini terjadi masih menjadi misteri.
Penelitian ini menunjukkan betapa kompleks dan terhubungnya sistem tubuh kita, serta membuka pintu bagi studi lebih lanjut untuk memahami hubungan antara pernapasan dan fungsi visual. Melalui pemahaman yang lebih mendalam, kita dapat mengembangkan cara baru untuk mendiagnosis dan mengobati berbagai kondisi kesehatan yang berhubungan dengan sistem saraf dan organ penglihatan.