Perempuan Lebih Berisiko Alami Aritmia atau Gangguan Irama Jantung
Masalah gangguan irama jantung lebih rentan dialami oleh perempuan, ketahui gejalanya yang terjadi.
Masalah irama jantung atau aritmia merupakan kondisi yang lebih sering dialami oleh perempuan dibandingkan dengan laki-laki. Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah lulusan Universitas Indonesia, dr. Sunu Budhi Raharjo, PhD, Sp.JP(K), mengungkapkan bahwa risiko perempuan mengalami aritmia lebih tinggi dan bisa terjadi pada usia berapapun.
“Gejalanya sempoyongan, kadang-kadang pingsan, tapi bangun lagi. Kalau nggak bangun, dia henti jantung,” jelas dr. Sunu dilansir dari Antara.
-
Apa itu aritmia jantung? Aritmia jantung atau gangguan ritme jantung adalah kondisi medis yang berdampak serius terhadap kesehatan dan kualitas hidup seseorang.
-
Kenapa Aritmia jantung berbahaya? Aritmia dapat mengganggu aliran darah ke organ vital dan meningkatkan risiko komplikasi serius seperti stroke, gagal jantung, dan kematian mendadak akibat jantung.
-
Apa itu aritmia? Aritmia adalah kondisi medis yang ditandai oleh detak jantung yang tidak teratur, terlalu cepat, atau terlalu lambat.
-
Apa yang dapat memicu gangguan irama jantung? Konsumsi Kafein dan Stres Bisa Jadi Pemicu Gangguan Irama Jantung Gangguan irama jantung atau aritmia merupakan kondisi medis yang sering kali disebabkan oleh berbagai faktor. Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah lulusan Universitas Indonesia, dr. Alexandra Gabriella Sp.J.P FIHA, menyatakan bahwa stres dan konsumsi kafein merupakan dua faktor utama yang dapat memicu aritmia.
-
Bagaimana cara mendeteksi Aritmia jantung? Elektrokardiogram (EKG) adalah alat utama untuk mendiagnosis aritmia dengan merekam aktivitas listrik jantung dan mendeteksi ketidaknormalan ritme.
-
Apa itu senam jantung? Senam jantung, atau yang sering disebut juga kardio, adalah jenis latihan fisik yang meningkatkan denyut jantung dan meningkatkan sirkulasi darah.
Masalah aritmia biasanya ditandai dengan gejala jantung berdebar tanpa alasan yang jelas, bahkan saat tubuh dalam keadaan istirahat atau tidak beraktivitas. Sering kali, jantung berdebar lebih cepat saat seseorang hendak tidur. Pada kasus aritmia yang lebih parah, pasien bisa mengalami pingsan atau kolaps. Penanganan yang cepat dan tepat sangat penting untuk mengatasi kondisi ini.
Aritmia juga dapat menyebabkan kejang karena otot jantung mengalami kram, mengakibatkan pasokan darah ke otak terganggu. Hal ini bisa menyebabkan pasien pingsan karena otak tidak mendapatkan suplai darah yang cukup.
Aritmia dapat menyerang baik pada usia muda maupun tua. Kondisi ini dapat muncul secara tiba-tiba tanpa dipengaruhi faktor degeneratif atau penuaan.
"Ibarat pohon muncul benalu, kan, bukan dari pohon itu tumbuh ada benalu. Itu yang tidak dipengaruhi dari faktor degeneratif, beda dengan serangan jantung aorta yang banyak disebabkan oleh hipertensi lama, diabetes lama, kolesterol tinggi, dan paling sering adalah rokok,” ujar dr. Sunu.
Sunu juga menambahkan bahwa aritmia yang sering terjadi pada perempuan bisa menyebabkan serangan jantung yang berujung pada henti jantung. Penanganan pada periode emas harus segera dilakukan untuk menghindari terjadinya henti jantung.
- Jatuh ke Jurang Didorong Suaminya, Perempuan Ini Bisa Selamat Memanjat Tebing 9 Jam dengan Luka Parah, Tangan dan Pinggangnya Patah
- Seorang Istri Ajukan Gugatan Cerai Karena Suaminya Jarang Mandi dan Bau Badan
- Tak Kenal Gengsi, Perempuan 20 Tahun Ini Sukses Jadi Juragan Sapi dan Raup Omzet Ratusan Juta
- Datangi Makam Ibu yang Terdampak Banjir, Aksi Perempuan Ini Curhat Kesepian Jalani Sahur Sendiri Tuai Haru
"Kalau serangan jantung itu diawali dengan nyeri dada, keringat dingin yang luar biasa, sesak, itu serangan jantung. Penanganannya harus segera dibawa ke rumah sakit," kata dr. Sunu menambahkan.
Gejala aritmia pada perempuan bisa sangat bervariasi, mulai dari rasa tidak nyaman seperti berdebar-debar, pusing, hingga pingsan mendadak. Dalam beberapa kasus, aritmia juga bisa menyebabkan kematian mendadak jika tidak ditangani dengan cepat. Oleh karena itu, penting bagi setiap individu, terutama perempuan, untuk mengenali tanda-tanda awal aritmia dan segera mencari bantuan medis.
Perempuan memiliki risiko lebih tinggi terkena aritmia bukan hanya karena faktor hormonal, tetapi juga karena gaya hidup dan kondisi kesehatan yang berbeda dengan laki-laki. Faktor-faktor seperti stres, kelelahan, dan pola makan yang tidak sehat bisa meningkatkan risiko aritmia pada perempuan. Selain itu, kondisi medis tertentu seperti hipertensi, diabetes, dan penyakit tiroid juga dapat berkontribusi pada terjadinya aritmia.
Untuk mencegah aritmia, penting bagi perempuan untuk menerapkan gaya hidup sehat. Mengonsumsi makanan bergizi, rutin berolahraga, dan menghindari kebiasaan buruk seperti merokok dan mengonsumsi alkohol berlebihan dapat membantu menjaga kesehatan jantung. Selain itu, melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin juga penting untuk mendeteksi dini adanya kelainan jantung.