Tekan Diabetes Tipe 2 Hanya dengan Tidur, Begini Cara yang Bisa Dilakukan
Dibetes tipe 2 merupakan masalah kesehatan yang mengancam banyak orang. Kondisi ini rupanya bisa dicegah dengan sejumlah langkah mudah saat tidur.
Dibetes tipe 2 merupakan masalah kesehatan yang mengancam banyak orang. Kondisi ini rupanya bisa dicegah dengan sejumlah langkah mudah saat tidur.
-
Kenapa tidur terlalu lama bisa meningkatkan risiko diabetes? Efeknya terlihat pada gangguan metabolisme dan hormon, seperti insulin, yang dapat mempengaruhi kontrol gula darah.
-
Kenapa kurang tidur bisa meningkatkan risiko diabetes? Meskipun hingga kini para peneliti belum bisa mengatakan dengan pasti bahwa kebiasaan kurang tidur menyebabkan diabetes tipe 2, namun studi baru-baru ini telah menunjukkan lebih banyak bukti bahwa kurang tidur berhubungan dengan komplikasi kesehatan yang serius.
-
Bagaimana diabetes bisa memengaruhi pola tidur dan menyebabkan rasa kantuk? Baik hiperglikemia (kadar gula darah tinggi) maupun hipoglikemia (kadar gula darah rendah) dapat mengganggu tidur malam, yang mengakibatkan kelelahan pada hari berikutnya.
-
Bagaimana peran tidur dalam penurunan berat badan? Tidur yang cukup memainkan peran krusial dalam proses penurunan berat badan. Dengan menjaga kualitas tidur yang baik, tubuh akan lebih bugar dan siap untuk melakukan latihan pembakar kalori di hari berikutnya.
-
Kenapa kurang tidur bisa meningkatkan risiko diabetes tipe 2? Penelitian sebelumnya, termasuk penelitian kohort dan penelitian eksperimental menunjukkan bahwa kebiasaan tidur yang pendek secara berulang terkait dengan peningkatan risiko terkena diabetes tipe 2.
-
Kapan penelitian tentang hubungan kurang tidur dan diabetes dilakukan? Sebuah penelitian dilakukan dengan melibatkan 247.000 orang yang dikumpulkan antara tahun 2006 dan 2010 untuk UK Biobank, sebuah database biomedis yang cukup luas.
Tekan Diabetes Tipe 2 Hanya dengan Tidur, Begini Cara yang Bisa Dilakukan
Dilansir dari Everyday Health, penelitian terbaru mengungkapkan bahwa mengurangi paparan cahaya pada malam hari dapat menjadi cara efektif untuk mencegah diabetes tipe 2.
Meskipun faktor-faktor seperti penurunan berat badan, olahraga, dan diet sehat sering dianjurkan untuk mencegah diabetes tipe 2, penelitian ini menunjukkan ada cara yang lebih sederhana dan mudah dilakukan: tidur dalam kegelapan.
Studi yang dilakukan terhadap hampir 85.000 pria dan wanita di Inggris menemukan bahwa mereka yang terpapar cahaya paling sedikit antara pukul 12:30 hingga 06:00 pagi memiliki kemungkinan yang jauh lebih rendah untuk mengembangkan diabetes tipe 2 dibandingkan mereka yang terpapar cahaya paling banyak pada malam hari.
Andrew Phillips, PhD, penulis senior laporan ini dan profesor kedokteran dan kesehatan masyarakat di Flinders University, Australia, mengatakan, "Kami menemukan bahwa paparan cahaya pada malam hari memprediksi kemungkinan mengembangkan diabetes tipe 2. Semakin terang cahaya pada malam hari, semakin tinggi risikonya."
Mengapa Cahaya Malam Meningkatkan Risiko Diabetes?
Cahaya pada malam hari dapat mengganggu siklus tidur-bangun atau ritme sirkadian, yang merupakan jam internal tubuh selama 24 jam. Ritme ini sangat penting untuk berbagai fungsi fisik, termasuk regulasi gula darah. Otak mengambil isyarat dari cahaya di sekitar kita, dan cahaya atau kegelapan yang tidak alami dapat mengganggu pelepasan hormon yang teratur, yang pada gilirannya dapat menyebabkan disfungsi metabolik.
“Paparan cahaya pada malam hari dapat mengganggu ritme sirkadian kita, yang mengarah pada perubahan dalam sekresi insulin dan metabolisme glukosa,” jelas Dr. Phillips.
Perubahan ini dapat memengaruhi kemampuan tubuh untuk mengatur kadar gula darah, yang dapat mendorong perkembangan diabetes tipe 2.
Data menunjukkan adanya hubungan dosis-respons antara paparan cahaya pada malam hari dan diabetes tipe 2, dengan paparan cahaya malam yang paling tinggi berhubungan dengan risiko tertinggi.
Mengurangi Risiko dengan Tidur dalam Kegelapan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang yang terpapar cahaya sangat redup (kurang dari 1 lux; di bawah cahaya lilin) relatif terlindungi dari diabetes. Mereka yang terpapar cahaya lebih terang pada malam hari memiliki risiko diabetes yang lebih tinggi, dengan risiko yang meningkat seiring dengan terang cahaya malam hari.
Orang yang terpapar rata-rata 1 hingga 6 lux pada malam hari memiliki risiko hampir 30 persen lebih tinggi untuk mengembangkan diabetes. Lux adalah ukuran intensitas cahaya; 1 hingga 6 lux adalah sekitar kegelapan senja di pedesaan pada malam yang cerah.
Penulis studi menyimpulkan bahwa “cahaya pada malam hari adalah prediktor kuat diabetes tipe 2 baik untuk pria maupun wanita.” Sebaliknya, membatasi cahaya pada malam hari tampaknya mengurangi risiko diabetes tipe 2, bahkan pada orang yang memiliki risiko genetik tinggi untuk mengembangkan penyakit tersebut.
“Temuan ini signifikan, karena menunjukkan bahwa mengurangi paparan cahaya pada malam hari dalam masyarakat yang selalu terang bisa menjadi strategi efektif untuk menurunkan prevalensi diabetes tipe 2,” kata Christian Benedict, PhD, profesor asosiasi ilmu saraf di Uppsala University, Swedia, yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut.
Peningkatan angka diabetes tipe 2 terus menjadi krisis kesehatan masyarakat global. Hingga 1,3 miliar orang di seluruh dunia bisa hidup dengan diabetes pada tahun 2050, naik dari 529 juta pada tahun 2021. Meskipun tidak mungkin menggantikan diet, olahraga, atau pengobatan penurunan berat badan sebagai alat pencegahan diabetes yang penting, kebiasaan pencahayaan malam yang lebih baik “mungkin memiliki dampak kesehatan masyarakat sebagai strategi yang mudah diimplementasikan,” tulis Benedict.
aparan cahaya malam yang lebih besar juga dikaitkan dengan sejumlah gangguan psikiatri. Menghindari cahaya terang dan layar terang, baik sebelum tidur maupun semalaman, hanyalah salah satu dari beberapa tips yang sering dibagikan para ahli untuk tidur yang lebih baik.