Waspadai Penularan TBC pada Anak dari Kontak Erat di Lingkungan Rumah
Penularan tuberkulosis (TBC) pada anak bisa dicegah dan diwaspadai oleh orangtua dengan memerhatikan kontak erat yang terjadi di lingkungan rumah.
Penularan tuberkulosis (TBC) pada anak bisa dicegah dan diwaspadai oleh orangtua dengan memerhatikan kontak erat yang terjadi di lingkungan rumah.
-
Di mana angka penderita TBC meningkat? Angka penderita penyakit Tuberculosis atau TBC terus meningkat di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
-
Apa saja gejala TBC pada anak? Anak Anda mungkin mengalami TBC jika memiliki gejala-gejala antara lain sebagai berikut: Batuk yang berkepanjangan: Batuk yang berlangsung lebih dari 3 minggu dapat menjadi gejala awal TBC.Demam: Demam yang berlangsung lebih dari 2 minggu dapat menjadi gejala TBC.Berat Badan Turun Drastis: Kehilangan berat badan drastis dapat menjadi tanda adanya infeksi TBC.Badan Menggigil: Badan menggigil dapat menjadi gejala TBC.Badan Berkeringat Malam Hari: Berkeringat di malam hari dapat menjadi gejala TBC. Kehilangan Nafsu Makan: Kehilangan nafsu makan dapat menjadi gejala TBC.Nyeri Dada: Nyeri dada dapat menjadi gejala TBC.Sulit Bernapas: Sulit bernapas dapat menjadi gejala TBC.Dalam beberapa kasus, TBC pada anak tidak menunjukkan gejala apa pun, sehingga penting untuk melakukan pemeriksaan rutin dan tes untuk mendeteksi infeksi awal.
-
Bagaimana cara mendiagnosis TBC pada anak? Biasanya, jenis tes TBC tergantung pada usia anak. Berikut jenis tes yang bisa Anda lakukan: Jika berusia kurang dari 2 tahun, mereka harus menerima tes kulit tuberkulin (biasanya disebut TST, dan juga disebut tes kulit TB). Jika berusia 2 tahun atau lebih, mereka dapat diambil darahnya untuk tes yang disebut tes pelepasan interferon-gamma (biasanya disebut IGRA, dan juga disebut tes darah TB). Tes kulit dapat dilakukan pada anak yang lebih besar, tetapi tes darah lebih disukai.
-
Apa yang menyebabkan TBC pada anak? Penyebab TBC pada anak biasanya terjadi ketika orang dewasa yang terinfeksi batuk bakteri ke udara. Kuman ini terhirup oleh anak atau remaja, yang kemudian terinfeksi. Namun, umumnya anak-anak berusia kurang dari 12 tahun dengan TB paru jarang menularkan ke orang lain.
-
Kapan TBC bisa menular? TBC dapat menyebar melalui udara ketika orang yang terinfeksi batuk, bersin, atau meludah.
-
Siapa yang berisiko tinggi terkena TBC? Orang yang mengidap HIV/AIDS dan orang dengan sistem kekebalan tubuh lemah memiliki risiko lebih tinggi tertular tuberkulosis dibandingkan orang dengan sistem kekebalan tubuh normal. Selain itu, Anda juga harus memperhatikan anak-anak Anda. Pasalnya, anak-anak juga memiliki risiko tinggi terkena TBC, bahkan cenderung lebih serius terjadi pada mereka.
Waspadai Penularan TBC pada Anak dari Kontak Erat di Lingkungan Rumah
Penularan tuberkulosis (TBC) pada anak merupakan masalah kesehatan yang memerlukan perhatian serius, terutama dari orang tua dan anggota keluarga lainnya. Dokter spesialis respirologi anak konsultan Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, dr. Wahyuni Indawati, Sp.A(K), mengungkapkan bahwa kontak erat di lingkungan rumah adalah faktor risiko paling kuat dalam penularan TBC pada anak.
"Yang paling kuat hubungannya adalah house of contact atau kontak di rumah, ada juga kontak erat meski nggak tinggal serumah tapi sering ke rumah itu juga perlu ditanyakan jika melakukan investigasi terkait siapa yang jadi sumber penularan anak," ujar Wahyuni beberapa waktu lalu dilansir dari Antara.
TBC adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh kuman mikroorganisme Mycobacterium tuberculosis, yang umumnya menular melalui droplet atau percikan saat penderita TBC aktif batuk, bersin, atau berbicara. Droplet ini dapat terhirup oleh orang di sekitarnya, termasuk anak-anak, yang memiliki daya tahan tubuh yang belum optimal.
- Ibu Pengidap TBC Ternyata Masih Boleh Menyusui, Apakah Bakal Menular ke Bayinya?
- Cara Mencegah TBC pada Anak, Kenali Tanda-tanda yang Muncul
- Tangan Bengkak & Bernanah Usai Disuntik, Pasien Kanker Payudara Somasi RS di NTB Atas Dugaan Malapraktik
- Waspadai Cara Penularan Gondongan pada Anak, Ketahui Pencegahannya
Sebanyak 90 persen kuman TBC akan masuk ke saluran napas dan akhirnya ke paru, sehingga tidak menutup kemungkinan pada anak yang sangat muda dengan daya tahan tubuh yang belum optimal, kuman tuberkolosis akan menyebar ke seluruh tubuh.
“Kuman akan menyebar ke seluruh tubuh dan organ lain misalnya ke otak, ginjal, mata, tulang yang menimbulkan penyakit yang seringkali menimbulkan kecacatan atau bahkan kematian,” kata Wahyuni.
Pada anak-anak, TBC dapat menyebar dari paru-paru ke organ lain seperti otak, ginjal, mata, dan tulang, yang dapat menimbulkan penyakit serius, kecacatan, atau bahkan kematian. Oleh karena itu, sangat penting untuk mendeteksi dan menangani kasus TBC sejak dini.
Seseorang yang berisiko menularkan TBC di lingkungan rumah adalah mereka yang masih menjalani pengobatan intensif dalam kurun waktu dua bulan atau telah melakukan pemeriksaan dahak yang mengonfirmasi adanya TBC. Selain itu, orang tanpa gejala batuk tetapi memiliki bercak di paru-paru saat rontgen juga perlu dicurigai sebagai pembawa kuman tuberkulosis.
Untuk mencegah penularan TBC, dr. Wahyuni menyarankan agar segera melakukan skrining kepada seluruh anggota keluarga jika ada satu anggota yang terdiagnosis menderita TBC aktif.
"Kalau ada yang TBC aktif maka harus skrining seluruh anggota keluarga, siapa yang terkena TBC, dalam hal ini bisa saja tertular TBC aktif bisa juga terpapar tapi nggak sakit atau TBC laten, itu ditentukan apakah harus segera tindak lanjut apakah diobati, atau diberikan terapi pencegahan TBC supaya nggak jadi aktif," tambahnya.
Gejala TBC pada anak yang patut dicurigai setelah kontak dengan orang yang terdiagnosis TBC aktif antara lain adalah batuk yang tidak sembuh lebih dari dua pekan, demam ringan yang berlangsung selama dua minggu, serta penurunan berat badan atau kesulitan menaikkan berat badan.
Orang tua perlu memperhatikan gejala-gejala ini dan segera membawa anak ke fasilitas kesehatan untuk pemeriksaan lebih lanjut jika gejala tersebut muncul. Waspada terhadap penularan TBC di lingkungan rumah juga sangat penting untuk melindungi anak-anak dari penyakit ini.
Orang tua perlu memastikan bahwa lingkungan rumah aman dan bebas dari kuman tuberkulosis. Upaya ini termasuk memastikan bahwa anggota keluarga yang terinfeksi TBC menjalani pengobatan secara teratur dan tepat, serta melakukan pemeriksaan kesehatan rutin untuk mendeteksi tanda-tanda TBC sedini mungkin.
Selain itu, edukasi mengenai cara penularan dan pencegahan TBC harus terus ditingkatkan di kalangan masyarakat. Informasi tentang pentingnya menjaga kebersihan, menutup mulut dan hidung saat batuk atau bersin, serta memastikan ventilasi udara yang baik di rumah dapat membantu mengurangi risiko penularan TBC.
Orang tua juga perlu mengajarkan anak-anak mereka mengenai pentingnya menjaga kesehatan diri dan mengenali gejala-gejala TBC agar dapat segera mencari bantuan medis jika diperlukan.