5 Fakta Menarik Masjid Raya Medan, Bangunan Tertua yang Jadi Kebanggaan Warga
Masjid yang merupakan peninggalan dari seorang Sultan Deli di Sumatera Utara ini hingga kini masih berdiri kokoh dan masih digunakan untuk tempat beribadah bagi umat Islam di Kota Medan.
Kota Medan memiliki banyak destinasi wisata yang bisa dikunjungi saat bulan Ramadan. Salah satu yang paling populer adalah Masjid Raya Medan. Masyarakat Kota Medan mengenal masjid ini dengan nama Masjid Al Mashun. Masjid Raya Medan ini terletak di Jalan Sisingamangaraja, Medan, Sumatera Utara.
Masjid yang merupakan peninggalan dari seorang Sultan Deli di Sumatera Utara ini hingga kini masih berdiri kokoh dan masih digunakan untuk tempat beribadah bagi umat Islam di Kota Medan. Bahkan, masjid ini merupakan pusat kegiatan umat Islam di sana, yang menjadi kebanggaan warga Kota Medan.
-
Bagaimana kerusakan pada masjid? Laporan dari Reuters menyebutkan sebagian dari Masjid Tinmel mengalami keruntuhan. Gambar-gambar yang beredar di internet menunjukkan dinding-dinding yang roboh, menara setengah roboh, dan tumpukan besar puing.
-
Apa yang menjadi ciri khas Masjid Pusaka Baiturrahmah? Tak hanya kisah yang melatar belakanginya. Daya tarik lain juga terdapat pada gaya arsitektur bangunan yang memadukan unsur Islam kuno dengan kebudayaan Hindu yang pernah berjaya di nusantara.
-
Di mana letak Masjid Pusaka Baiturrahmah? Ini tidak terlepas dari keberadaannya yang terletak di Desa Dermayu, Kecamatan Sindang dengan jarak 2 kilometer sebelah utara pusat kota Kabupaten Indramayu.
-
Apa keistimewaan Beduk Masjid Jami Sabilul Huda Indramayu? Konon saat ditabuh suaranya pernah terdengar sampai Cirebon yang berjarak puluhan kilometer.
-
Kapan Masjid Raya Sumatra Barat diresmikan? Awal pembangunan masjid ini ditandai dengan peletakan batu pertama pada 21 Desember 2007 silam.
-
Kapan Masjid Pusaka Baiturrahmah didirikan? Tanggal dan tahun ini juga dipercaya sebagai waktu berdirinya masjid ini.
Bangunan yang sangat monumental dan memiliki nilai sejarah yang sangat tinggi ini memiliki beberapa fakta menarik yang wajib untuk Anda ketahui. Berikut ulasannya.
Ada Al-Quran Berusia Tua
Sumber: dream.co.id ©2020 Merdeka.com
Di Masjid Raya Medan terdapat Al-Quran berusia ratusan tahun. Al-Quran tersebut dipajang di pintu masuk jemaah laki-laki. Al-Quran itu terbuat dari kertas kulit tua dan dibuat di Timur Tengah.
Jika diperhatikan dari jarak dekat, ada lekukan ayat Al-Quran yang merupakan tulisan tangan. Meski sudah berusia ratusan tahun, namun Al-Quran tersebut masih utuh dan dapat dibaca dengan jelas.
Tradisi Bubur Sop
Sumber: bangunsumatera.com ©2020 Merdeka.com
Masjid Raya Medan terkenal dengan tradisinya membagikan bubur sop atau bubur pedas untuk menu berbuka puasa. Tradisi ini sudah dilakukan sejak zaman dahulu dan menjadi tradisi turun-menurun yang masih dipertahankan. Bubur sop ini dibagikan secara gratis di Masjid Raya Medan sejak 1960-an.
Sebelumnya, sejak Ramadan tahun 1909 Masehi, menu yang dibagikan adalah bubur pedas, makanan khas bangsawan Melayu. Saat itu merupakan masa kejayaan Kesultanan Deli di bawah Sultan Makmun Al Rasyid Perkasa Alam Syah. Namun, belakangan ini bahan-bahan bubur pedas dinilai rumit karena sangat kaya rempah dan proses pembuatannya sulit, sehingga panitia akhirnya hanya membagikan bubur sop.
Biasanya, Masjid Raya Medan membagikan sekitar 1.000 porsi untuk warga setiap selepas Asar hingga menjelang berbuka puasa selama bulan Ramadan. Makanan ini berbahan dasar beras ditambah daging dan sayuran, berupa kentang, wortel, serta bumbu sup, seperti merica dan daun seledri.
Belum Pernah Direnovasi
Dilansir dari laman ksmtour, sejak dibangun sampai saat ini, Masjid Raya Medan belum pernah direnovasi. Menurut salah seorang pengelola masjid, pemerintah daerah Sumatera Utara pernah merencanakan renovasi bagian-bagian Masjid Raya Medan yang telah rusak dimakan usia dan perluasan agar dapat menampung Jemaah lebih banyak.
Namun, karena ditentang dari berbagai pihak yang khawatir nilai-nilai seni dari gaya arsitektur asli bangunan ini hilang, akhirnya pemerintah daerah hanya menambah sarana penunjang masjid, seperti penambahan tempat wudhu tanpa mengubah bangunan utamanya. Itulah sebabnya, bangunan masjid ini masih tetap utuh seperti bentuk aslinya ketika dibangun.
Berusia Lebih dari Satu Abad
Masih dilansir dari laman ksmtour, Masjid Raya Medan merupakan salah satu peninggalan seorang Sultan Deli di Sumatera Utara yang bernama Sultan Ma'moen Al Rasyid Perkasa Alam (1873-1924) yang sangat monumental dan memiliki nilai sejarah yang sangat tinggi.
Luas bangunan masjid sekitar 5.000 meter persegi dan dibangun di atas lahan seluas 18.000 meter persegi. Pembangunan masjid ini memakan waktu selama 3 tahun yaitu dari tanggal 21 Agustus 1906 sampai 19 September 1909. Masjid Raya Medan ini telah berumur lebih dari 1 abad dan termasuk salah satu bangunan tertua di Kota Medan.
Arsitektur yang Megah dan Unik
Sumber: marketeers.com ©2020 Merdeka.com
Masjid Raya Medan dibangun dengan arsitektur yang megah dan unik. Kemewahan Masjid ini bukan hanya terlihat dari besar gedung dan luas tanahnya saja, tetapi juga dari interior maupun perabotan yang digunakan.
Arsitektur Masjid Raya Medan merupakan perpaduan konsep gaya Turki, Arab, Eropa, dan India. Masjid ini didesain oleh JA Tingdeman, seorang arsitek asal Belanda yang dipanggil secara langsung oleh Sultan pada waktu itu. Sedangkan barang-barang untuk membangun masjid seperti mimbar, tiang marmer, ubin, lampu hias dan kaca patri didatangkan langsung dari Italia.
Selain itu, arsitektur masjid ini juga dipadukan dengan budaya Melayu. Hal ini terlihat dari pintu kayu yang dicat biru dan kuning. Warna kuning menyiratkan sifat Melayu karena Sultan Deli merupakan orang Melayu.