Mengenal Emali, Sang Pemburu Kepala Manusia untuk Persembahan di Alam Kubur dari Nias
Ritual orang Nias Selatan yang dulu masih dilakukan sebagai bentuk kepercayaan terhadap leluhur dengan memotong kepala dan lengan manusia.
Ritual orang Nias Selatan yang dulu masih dilakukan sebagai bentuk kepercayaan terhadap leluhur dengan memotong kepala dan lengan manusia.
Mengenal Emali, Sang Pemburu Kepala Manusia untuk Persembahan di Alam Kubur dari Nias
Pulau Nias salah satu wilayah yang masih menjadi bagian dari Provinsi Sumatra Utara ini begitu terkenal dengan budaya lokalnya yang masih kental. Tak heran jika Nias menjadi salah satu destinasi wisata budaya di Indonesia.
Dalam ritual orang Nias, beberapa di antaranya masih berkaitan dengan kepercayaan dengan leluhur mereka. Salah satu ritual itu bernama Emali atau sang pemburu kepala untuk dijadikan persembahan.
-
Kenapa tradisi Tukar Takjil di Sumatera Selatan dilakukan? Tradisi unik saling tukar takjil ini memiliki makna yang cukup mendalam. Selain sudah dilakukan secara turun-temurun, tradisi ini bertujuan untuk mempererat tali silaturahmi dengan para tetangga kampung.
-
Di mana tradisi Nyepuh di Ciamis dilakukan? Dalam pelaksanaan tradisi Nyepuh pada Senin (26/2) lalu, ratusan warga antusias dan berkumpul di makam leluhur Desa Ciomas, Kecamatan Panjalu.
-
Bagaimana tradisi Kawin Tangkap di Sumba Barat Daya dilakukan? Pelaksanaan kawin tangkap merupakan perkawinan yang terjadi tanpa persetujuan salah satu pihak.Tradisi ini terjadi bukan atas dasar cinta, tetapi karena kesepakatan antara orang tua laki-laki dan perempuan, tanpa sepengetahuan perempuan.
-
Bagaimana cara nelayan merayakan tradisi Larung Kepala Kerbau? Pesta Bersenang-senang Saat Larung Kepala Kerbau atau Tradisi Lomban digelar, baik itu masyarakat biasa atau nelayan turut tumpah ruah dalam kegembiraan dan menghabiskan waktu bersenang-senang di laut. Selain itu, ada juga lomba menangkap bebek dan angsa yang dilepaskan ke tengah laut. Kemudian ada lomba mengambil barang yang dilempar dari perahu.
-
Bagaimana cara pelaksanaan tradisi Tukar Takjil di Sumatera Selatan? Melansir dari Liputan6.com, dalam tradisi ini, masyarakat memulai dengan keliling kampung dari rumah ke rumah untuk saling bertukar takjil. Biasanya, mereka sudah menyiapkan 30 buah takjil dari rumah dengan ragam jenis makanan.
-
Apa itu tradisi Kawin Tangkap di Sumba Barat Daya? Tradisi kawin tangkap ialah perkawinan yang dilakukan dengan cara menangkap perempuan dengan paksa untuk dikawinkan dengan pria yang tidak dicintainya.
Bagi sebagian orang menganggap jika ritual ini sangat kejam dan tidak berperikemanusiaan. Namun, Emali ini sudah menjadi suatu budaya yang tentu melekat pada dalam diri orang-orang Nias.
Dalam tradisi Nias tidak ada budaya penggal kepala manusia. Hanya saja kegiatan ini dilakukan oleh orang-orang tertentu saja, seperti derajat atau kasta dalam masyarakatnya tergolong tinggi.
Dirikan Batu Hombo
Mengutip situs warisanbudaya.kemdikbud.go.id, Emali kerap dilakukan oleh beberapa prajurit dari desa atau disebut banua yang baru didirikan sebagai persembahan untuk membangun Batu Hombo.
Batu Hombo berfungsi sebagai ritus kedewasaan, untuk media seleksi prajurit perang, sarana latihan para prajurit untuk melompati pagar pertahanan musuh, hingga menerjang lawannya. Maka dari itu, batu ini sangat penting karena menjadi pra-syarat utama yang harus dimiliki di setiap desa di Nias Selatan.
Ada dua korban yang dipersembahkan untuk Batu Hombo, pertama adalah Binu atau potongan tubuh yang terdiri dari kepala dan tangan bagian kanan manusia, sedangkan kedua adalah anak kecil yang masih hidup.
Bacok ke Tubuh Lawan
Korban jenis Binu adalah hal yang paling teknis dalam membunuhnya. Melakukan tebasan atau bacokan ke tubuh lawan mulai dari bagian pangkal leher sebelah kiri lalu secara diagonal membelah ke bawah ketiak sebelah kanan.
Dalam sekali tebasan akan menyisakan bagian kepala dan tangan kanan yang masih menyatu. Binu bukan hanya sekedar persembahan untuk Batu Hombo, tetapi dipercaya juga bisa menambah kekuatan spiritual seseorang, salah satunya kekebalan tubuh.
Dengan mengumpulkan Binu sebanyak-banyaknya, otomatis akan semakin tinggi juga kekuatan spiritual yang dimiliki oleh seseorang.
- Mengenal Lebih Dekat Tradisi Sekaten, Warisan Budaya Penuh Makna dalam Menyambut Maulid Nabi Muhammad SAW
- Mengenal Ulap Sarut, Tradisi Berpakaian Masyarakat Dayak Benuaq yang Kaya Nilai Filosofis
- Tewaskan Tetangga yang Punya Ilmu Kebal, Kakak Beradik Ritual Tancapkan Pedang di Tanah
- Mencicipi Kue Ka Khas Pulau Seribu, Hanya Ada saat Ritual Nelayan Pulang Melaut
Merayu Anak Kecil
Sedangkan tubuh anak kecil dipercaya jauh lebih kuat dari Binu itu sendiri. Tahapnya adalah membujuk sang anak dengan memberi makan dan sebongkah emas lalu diiringi dengan nyanyian yang menenangkan hati mereka atau bisa dikatakan hipnotis.
Setelah berhasil terhipnotis, anak kecil tersebut digiring ke dalam Batu Hombo lalu ditutup secara hidup-hidup. Setelah mantra hipnotisnya hilang, korban akan meminta tolong namun itu hanya sebentar saja. Mereka lama kelamaan mati lemas di dalam batu tersebut.
Tidak Lagi Dilakukan
Seiring berkembangnya zaman dan masuknya pengaruh agama ke Nias Selatan, ritual ini pun sudah hilang. Selain itu, adanya agama Kristen juga membawa pengaruh kepada masyarakat Nias Selatan untuk memusnahkan patung yang menggambarkan leluhur mereka.