Fakta Rumah Pengasingan Bung Hatta di Banda Naira, Semangat Juang Kemerdekaan yang Tak Padam
Ia menjalani masa hukuman sebagai tahanan politik selama 6 tahun tidak menyurutkan semangat untuk tetap menjaga asa kemerdekaan.
Ia menjalani masa hukuman sebagai tahanan politik selama 6 tahun tidak menyurutkan semangat untuk tetap menjaga asa kemerdekaan.
Fakta Rumah Pengasingan Bung Hatta di Banda Naira, Semangat Juang Kemerdekaan yang Tak Padam
Sebelum kemerdekaan berkumandang, beberapa tokoh besar harus menjalani pengasingan yang dilakukan oleh pihak Belanda. Meski demikian, mereka tetap menjaga semangat kemerdekaan meski jauh dari keluarga atau kerabat dekat.
Banda Naira, salah satu pulau kepulauan Banda di Kabupaten Maluku Tengah terkenal dengan destinasi wisata yang begitu indah. Banyak wisatawan lokal hingga mancanegara mengunjungi tempat ini untuk sekedar liburan.
-
Apa yang menjadi bukti perluasan kekuasaan Belanda di Sumatra Barat? Tak hanya menjadi saksi Perang Padri, Benteng de Kock juga menjadi bukti bahwa Belanda telah menduduki tanah Sumatra Barat yang meliputi Bukittinggi, Agam, dan Pasaman.
-
Siapa yang menceritakan tentang masa penjajahan Belanda di Kampung Gantungan Sirah? Wardiman, salah seorang warga Kampung Gantungan Sirah, mengatakan bahwa kini nama kampung itu sudah diganti dengan nama “Gunung Sari”. Ia mengatakan, saat masih bernama “Gantungan Sirah”, di kampung itu sering terjadi warga yang bunuh diri dengan cara gantung diri. Wardiman bercerita, waktu zaman penjajahan Belanda, lokasi kampung itu digunakan sebagai tempat para tentara Belanda melakukan kekerasan terhadap warga pribumi. Mereka melakukan eksekusi terhadap para warga dengan digantung kepalanya.
-
Bagaimana pernyataan tersebut dibantah? Seorang dokter kulit di negara bagian Maryland, AS yang berspesialisasi dalam terapi cahaya untuk penyakit kulit membantah klaim kacamata hitam yang dikaitkan dengan kanker."Apakah kacamata hitam yang menghalangi sinar UV bersifat melindungi? Ya. Apakah ada bukti bahwa memakai kacamata hitam berbahaya bagi kesehatan mata atau kulit? Tidak," dikutip dari AFP.
-
Apa yang ditampilkan dalam Pagelaran 'Pahlawan Nusantara' dari Sabang hingga Merauke? Pagelaran 'Pahlawan Nusantara' dari Sabang hingga Merauke adalah sebuah pertunjukan megah dan kolosal yang disajikan dengan cara yang menarik, melibatkan rangkaian musik dari daerah dan nasional. Kolaborasi antara para seniman akan menghiasi keindahan yang akan memperkaya aksi pertunjukan teatrikal, tarian dari berbagai daerah serta tarian kontemporer, parade busana etnik Indonesia, serta 31 lagu daerah dan nasional yang akan dibawakan di atas panggung.
-
Kapan Hari Sirkus Sedunia diperingati? Hari Sirkus Sedunia yang diperingati setiap tanggal 17 April, adalah sebuah perayaan internasional yang didedikasikan untuk menghormati dan mengapresiasi seni pertunjukan sirkus serta para pemain dan seniman yang terlibat di dalamnya.
-
Kapan Tarian Gending Sriwijaya resmi ditampilkan? Resmi Ditampilkan Setelah melewati rangkaian percobaan, Tari Gending Sriwijaya resmi dibawakan pada tanggal 2 Agustus 1945 dalam rangka menyambut pejabat Jepang dari Bukittinggi.
Di sela-sela pemandangan yang indah, terdapat sebuah rumah bergaya Eropa dengan cat berwarna putih. Kesan klasik namun elegan adalah kata-kata yang pertama terucap setelah melihat bangunan bersejarah ini.
Rumah tersebut dikenal dengan 'Rumah Pengasingan Bung Hatta' yang menjadi saksi bisu semangat juang kemerdekaan yang tidak pernah padam.
Sempat Tidak Memiliki Rumah
Bung Hatta bersama Sutan Sjahrir sudah ditetapkan menjadi tahanan politik oleh Belanda, lalu mereka dibuang ke Banda Naira pada 11 Februari 1936. Setelah tiba, mereka berdua kebingungan karena tidak memiliki tempat tinggal di sana.
Kemudian, mereka memutuskan untuk menetap sementara di kediaman milik Iwa Koesoemasoemantri. Setelah seminggu di rumah Iwa, Bung Hatta pindah ke rumah sewaan dari seorang tuan tanah.
Mereka pun sempat tinggal berdua sebelum akhirnya Sjahrir memutuskan mencari rumah yang tak jauh dari Bung Hatta.
Mengutip berbagai sumber, sebelum di sewa Bung Hatta, rumah tersebut sudah lama tidak dihuni dan dipercaya banyak aktivitas tak kasat mata. Namun, Bung Hatta tidak ambil pusing soal kondisi rumahnya.
Kondisinya Masih Terawat
Mengutip situs kebudayaan.kemdikbud.go.id, bangunan utama rumah ini terdiri dari lima ruangan dan dua teras yaitu di depan dan belakang. Teras depan berbentuk seperempat lingkaran disamping kanan dan kirinya.
Lalu, rumah tersebut dilengkapi dengan pagar kayu setinggi 90 cm dan terdapat pintu samping disebelah kanan dari teras depan.
- Fakta-Fakta Gadis Penjual Gorengan yang Tewas Terkubur di Hutan dan Ditemukan Tanpa Busana
- Banyak Ditemukan Peninggalan Berusia Jutaan Tahun, Ini Fakta Sejarah Terbentuknya Dataran Sangiran
- Fakta-Fakta Rumah Wartawan Tribrata di Karo Sumut Dibakar, dari Eksekutor hingga Kaitan dengan TNI
- Fakta-Fakta Perampokan Rumah Pegawai Koperasi di Malang Hingga Ratusan Juta Digondol buat Modal Lebaran
Di rumah ini masih terdapat barang-barang asli yang kondisinya masih cukup baik. Beberapa di antaranya seperti tempat tidur, lemari pakaian, dan juga meja. Di sini tempat Bung Hatta istirahat selama pengasingan.
Sarana Menumpahkan Ide-Ide
Bagian penting dari rumah ini adalah ruang kerja milik Bung Hatta. Ya, selama di pengasingan, ia justru banyak menuangkan ide-ide dan pikirannnya ke dalam sebuah tulisan.
Adapun benda-benda peninggalan beliau yang terpampang di rumah ini, salah satunya adalah mesin tik zaman dulu. Di ruang makan, terdapat lemari untuk menyimpan makanan, lalu di ruang tamu terpajang foto Bung Hatta dan beberapa barang lainnya.
Ada Dua Paviliun
Dirangkum dari berbagai sumber, rumah ini memiliki dua paviliun yang terletak di samping rumah atau paviliun Timur dan belakang atau paviliun Selatan.
Di paviliun Timur memiliki atap seng berbentuk perisai kuda-kuda dari kayu dengan plafon berupa papan kayu yang ditahan oleh balok kayu. Lantainya sama serupa dengan lantai rumah utama.
Sementara itu, paviliun Selatan digunakan oleh Bung Hatta dan Sutan Sjahrir untuk membuka sekolah sore bagi anak-anak di Banda Naira. Untuk bagian bangunan sama persis seperti rumah utama tetapi yang membedakan adalah adanya deretan bangku dan papan tulis sebagai tempat mengajar serta tempayan besar berisi air untuk minum.
Jadi Museum Sejarah
Rumah pengasingan Moh. Hatta dan Sutan Sjahrir kini disulap menjadi salah satu destinasi wisata di Banda Naira. Kedua rumah ini masih berisikan barang-barang peninggalan mereka selama diasingkan.
Tidak sekedar barang yang bersejarah, ketika memasuki rumah pengasingan Bung Hatta begitu terasa semangat perjuangan yang selalu membara.
Setelah memasuki rumah, pengunjung langsung bertemu dengan ruang tami yang masih lengkap dengan bangkunya. Bangku tersebut berbahan rotan yang biasa digunakan untuk menjamu para tamu yang datang ke rumah pada waktu itu.
(Foto: Wikipedia)