Kisah Perbudakan Petani di Perkebunan Tembakau Deli, Korbannya Ribuan Kuli Perempuan dari India
Masa kolonialisme tak lepas dari praktik perbudakan terhadap kaum pribumi bahkan warga asing yang menetap di Nusantara.
Masa kolonialisme tak lepas dari praktik perbudakan terhadap kaum pribumi bahkan warga asing yang menetap di Nusantara.
Kisah Perbudakan Petani di Perkebunan Tembakau Deli, Korbannya Ribuan Kuli Perempuan dari India
Sumatra Timur menjanjikan sumber daya melimpah bagi pemerintah Belanda pada masa kolonialisme. Komoditas unggulan di wilayah ini yaitu perkebunan tembakau yang berkualitas tinggi. Tak ayal seorang pemodal swasta Belanda bernama Jacobus Nienhuys tertarik untuk menanam modal di perkebunan Deli.
Agar bisnis perkebunan tembakaunya berjalan lancar, Nienhuys sebagai pendiri perusahaan Deli Maatschappij harus memiliki tenaga kerja atau kuli di perkebunan tembakau Deli. Sebagian kuli yang direkrut Nienhuys bukanlah warga pribumi, melainkan dari luar Nusantara, salah satunya India.
Simak kisah perbudakan petani perkebunan Tembakau Deli berikut ini.
-
Apa yang menjadi bukti perluasan kekuasaan Belanda di Sumatra Barat? Tak hanya menjadi saksi Perang Padri, Benteng de Kock juga menjadi bukti bahwa Belanda telah menduduki tanah Sumatra Barat yang meliputi Bukittinggi, Agam, dan Pasaman.
-
Kenapa Jaka Sembung melawan Belanda? Ia juga akan meyakinkan masyarakat bahwa kolonialisme merupakan bentuk perbudakan dan akan merugikan kampung ketika sudah berhasil dikuasai.
-
Dimana pasukan Belanda mendarat di Jawa Timur? Kabupaten Tuban, Jawa Timur menjadi lokasi pendaratan pasukan agresi militer Belanda ke-II.
-
Kenapa Belanda berusaha menghalangi pengiriman beras ke India? Belanda tidak tinggal diam. Mereka melakukan berbagai upaya menghalangi pengiriman beras ke India karena tidak ingin Pemerintah India mengakui kedaulatan Republik Indonesia.
-
Kapan Pelabuhan Belawan dinobatkan menjadi pelabuhan terbesar di Hindia Belanda? Sampai akhirnya pada tahun 1938, Pelabuhan ini dinobatkan menjadi pelabuhan terbesar di Hindia Belanda.
-
Kapan Teungku Peukan gugur dalam pertempuran melawan Belanda? Tepat hari Jumat, 11 September 1926 Teungku Peukan bersama pasukan lainnya mulai melakukan serangan terhadap tentara Belanda di Blangpidie.
Rekrut Ribuan Pekerja
Menurut Enggar Istiyana dalam jurnal KULI PEREMPUAN INDIA DI PERKEBUNAN TEMBAKAU DELI 1883-1930, saat itu Nienhuys memiliki kendala terkait perekrutan tenaga kerja.
Paslanya warga lokal (Melayu dan Batak) menolak untuk direkrut lantaran mereka telah memiliki sumber penghasilan dari tanah perkebunan sendiri.
Nienhuys harus memutar otak agar bisnis perkebunan seluas ratusan hektare itu bisa berjalan lancar. Akhirnya ia merekrut pekerja dari luar negeri, seperti Cina, Penang, bahkan India.
Pada abad 19, upah tenaga kerja asal Cina semakin mahal. Sementara itu Nienhuys tidak ingin menggolontorkan dana berlebih untuk membayar pekerjanya.
Ia lantas memutuskan untuk mengambil tenaga kerja dari Jawa dan India yang cenderung upahnya lebih murah. Pada tahun 1883, pekerja asal India mencapai 1.528 orang termasuk kaum perempuan.
Dari total ribuan pekerja dari India, pemerintah Belanda menetapkan peraturan dalam merekrut tenaga kerja perempuan dari India yang dibatasi maksimal 40 orang dalam setahun.
Mereka tidak ditempatkan dalam pekerjaan yang berat, justru dipekerjakan di bagian pasca produksi. Hal ini dikarenakan kuli perempuan lebih telaten dan lembut. Tak hanya itu, mereka sengaja ditempatkan di pekerjaan ringan untuk menjaga lekuk tubuhnya.
Sebab, mereka juga dimanfaatkan oleh Belanda untuk menjadi daya tarik para pekerja laki-laki agar betah dan terus bekerja di bawah perusahaan Belanda tersebut.
Adapun syarat perekrutan pekerja perempuan yaitu mempunyai tubuh yang bagus dan usianya masih muda.
Miliki Keahlian Lebih
Para kuli perempuan di perkebunan tembakau Deli bekerja keras menjaga kualitas produksi. Mereka dikenal telaten dan lembut sehingga produknya memiliki nilai julan yang tinggi.
Bekerja di bagian produksi tembakau tidak boleh asal-asalan.
Pasalnya komoditas yang satu ini dulunya termasuk tanaman elite yang mutu dan kualitasnya harus dijaga dengan hati-hati ketika sudah panen.
Secara garis besar, pekerjaan utama para perempuan adalah memilah daun tembakau sesuai kelompok dan sifatnya. Selain itu, mereka juga harus memperhatikan kualitas mutu daun tembakau, seperti tidak boleh ada bercak serangan hama atau penyakit tanaman.
Jadi Pelacur
Dengan upah yang rendah, para kuli wanita di Tembakau Deli tak bisa hidup secara berkecukupan. Di luar pabrik, tak sedikit dari mereka memiliki pekerjaan sampingan menjadi pelacur.
Mereka bekerja sebagai pemuas nafsu para pekerja laki-laki setelah waktu bekerja telah selesai. Para kuli laki-laki akan datang ke tempat hiburan yang telah disediakan oleh penguasa perkebunan untuk berpesta, judi, dan memuaskan hawa nafsunya.
Ada perbedaan kasta setiap perempuan dari Cina, Jawa, dan India. Perempuan Cina cenderung melayani orang penting di lingkup perkebunan. Sementara itu perempuan Jawa dan India, mereka melayani orang-orang yang masih setara dengannya, yaitu para kuli tembakau.