Mamuju Dikenal sebagai Daerah dengan Radiasi Alam Tertinggi di Dunia, Begini Faktanya
Menurut BRIN, Mamuju memiliki paparan radiasi tertinggi setelah Iran, China, Brazil dan India. Paparan radiasi ini bahkan bisa sampai masuk ke dalam rumah.
Kabupaten Mamuju di Sulawesi Barat jadi salah satu daerah di Indonesia dengan daya tarik yang tak boleh dilewatkan. Geliat pariwisata seperti pantai, pegunungan hingga wisata alam lainnya yang memesona wajib untuk dikunjungi.
Namun, wilayah ini juga dikenal memiliki fakta menarik sebagai daerah dengan paparan radiasi alam tertinggi di dunia. Menurut data dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Mamuju memiliki paparan radiasi tertinggi setelah Iran, China dan Brazil.
-
Mengapa Desa Sambirejo dulunya menjadi desa paling tertinggal? Sekitar tahun 2011, Desa Sambirejo, Kecamatan Prambanan, masih menjadi salah satu desa paling tertinggal di Kabupaten Sleman. Lokasinya yang berada di perbukitan kapur membuat siklus pertanian mulai dari menanam hingga memanen hanya bisa dilakukan sekali dalam setahun.
-
Dimana tempat dengan curah hujan tertinggi di dunia? Rekor curah hujan tertinggi tercatat di Cherrapunji, India, yang menerima lebih dari 11.871 mm hujan per tahun.
-
Di mana gundukan rayap tertua di dunia ditemukan? Gundukan tersebut ditemukan di sepanjang tepi Sungai Buffels di Namaqualand, Afrika Selatan, sebuah daerah yang sekitar 20% lanskapnya ditutupi gundukan-gundukan tersebut.
-
Rute terpanjang di dunia ini melewati berapa negara? Dimulai dari L'Agulhas di Afrika Selatan, perjalanan luar biasa ini akan melewati 16 negara dengan beragam medan, mulai dari pegunungan, gurun, hingga mencapai Magadan di ujung timur laut Rusia, sejauh 22.387 kilometer.
-
Kapan mata palsu tertua di dunia ditemukan? Mata palsu tertua di dunia ditemukan di Iran. Mata palsu ini ditemukan di "Burnt City" atau "Kota yang Terbakar" pada 2006, berasal dari sekitar tahun 2900-2800 SM. Kota kuno ini juga disebut Shahr-e-Sukhteh. Disebut "kota yang terbakar" karena kota ini hangus dibakar api sekitar tahun 3200 SM.
-
Negara apa yang memiliki wilayah terluas di dunia? Rusia, dengan wilayah seluas 17,098 juta kilometer persegi, adalah negara terbesar di dunia, dan ini bukanlah suatu kejutan.
Paparan radiasi ini bahkan bisa sampai masuk ke dalam rumah para penduduk di sana. Namun demikian, BRIN mengungkapkan bahwa ada respons adaptif dari warga di sana dan merupakan fenomena yang juga terjadi di belahan dunia lainnya. Berikut fakta selengkapnya.
Radiasi di Mamuju Berasal dari Alam
Mengutip Youtube BRIN Indonesia, paparan radiasi yang terjadi di Mamuju dikatakan berasal dari fenomena alam.
Beberapa objek yang disebut sebagai sumber paparan radiasi di antaranya sinar matahari, bebatuan alam, radionuklida uranium, thorium dan radium seperti di Mamuju.
“Baru-baru ini kami menemukan bahwa daerah Mamuju memiliki latar radiasi alam tertinggi. Penelitian ini berfokus pada penerimaan dosis dari setiap individu yang ada di Mamuju,” kata Peneliti PR Teknologi Keselamatan Metrologi dan Mutu Nuklir BRIN, Eka Djatinika Nugraha.
Tertinggi di Dunia
Radiasi yang terjadi di Mamuju sendiri diketahui memiliki level tertinggi dari negara-negara yang memiliki radiasi alam. Berdasarkan annual effective dose yang diperoleh BRIN, rata-rata setiap tahun warga di sana menerima di angka 32 millisievert (mSv).
- Ilmuwan Kembangkan Baterai Nuklir Pertama di Dunia, Terbuat dari Berlian dan Mampu Bertahan 5.730 Tahun
- Gundukan Rayap Aktif Tertua di Dunia yang Berusia 34.000 Tahun, di Sini Lokasinya
- 10 Fakta tentang Indonesia yang Diakui Dunia, Mulai dari Geografis hingga Penduduknya
- CEK FAKTA: Beredar Video Panji Petualang Meninggal Dunia
“Angka ini sekitar 15 kali lebih besar dari angka rata-rata paparan yang ada di dunia, yakni 2,4 millisievert per tahun. Bahkan untuk kadar radon di dalam rumah warga Mamuju kadarnya bisa di angka sekitar 1.600 Becquerel Per Meter Kubik di mana rata-rata tiap rumah seharunya menerima 300 Becquerel Per Meter Kubik,” kata dia
Lebih Tinggi dari Iran, China, Brazil dan India
Dalam RRI disebutkan bahwa paparan radiasi di Mamuju terlampau lebih tinggi dari kota-kota di dunia lainnya seperti Guarapari Brazil yang dosisnya hanya berkisar 5 sampai 35 mSv, lalu di Ramsar Iran paparannya berada di angka 260 mSv per tahun, kemudian Yangjiang, China berada di angka 2 hingga 6 mSv dan di Kerala India yang hanya 1 hingga 35 mSv.
Sumbernya pun beragam, seperti batuan monasit dengan kandungan thorium, panas alami radium, hingga pasir pantai. Angka ini tentu sangat jauh jika dibanding dengan Mamuju yang memiliki paparan tertinggi, sebagai kota berpenduduk padat.
“Angka tersebut menunjukan bahwa aktivitas radiasi di Mamuju terbilang sangat tinggi,” katanya
Warga Mampu Beradaptasi
Selain berfokus pada sumber dan paparan radiasi, BRIN juga mendalami efek yang ditimbulkan dari paparan tersebut. Dari hasil penelitian yang dilakukan, didapati bahwa paparan radiasi di Mamuju mampu berdampingan dengan masyarakat. Warga di sana, didapati bisa beradaptasi dengan baik bersama gelombang radiasi lewat hasil penelitian yang respons adaptif.
“Dari studi yang dilakukan secara bertahap, ditemukan bahwa darah dari penduduk Mamuju cenderung lebih tahan dari paparan, dibanding dari darah yang berasal dari kelompok kontrol atau di lingkungan yang normal,” ujar, Peneliti PR Teknologi Radioisotop Radiofarmaka dan Biodosimetri, Dwi Ramadhani di Youtube BRIN.
Warga Perlu Memperhatikan Air Minum
Salah satu cara untuk mencegah dampak berlebih dari paparan radiasi ini disebut BRIN adalah dengan meminta masyarakat memperhatikan asupan air minum. Warga yang meminum air perlu merebus terlebih dahulu hingga bisa dikonsumsi dengan aman dan tidak mengandung endapan radon.
Kemudian, untuk tempat tinggal bisa diperhatikan letak dan posisinya dengan lebih aman menggunakan tipe panggung. Ini bisa mencegah paparan radon sehingga tidak menempel di ruangan maupun lantai.
Jadi Kota yang Menarik untuk Dikunjungi
Mengutip Liputan6, meski sebagai daerah dengan paparan radiasi tinggi, Mamuju juga dikenal memiliki daya tarik kebudayaan dan pariwisata yang tak boleh dilewatkan salah satunya Tenun Sekomandi.
Tenun ini merupakan kain tradisional yang berasal dari Mamuju, mencerminkan budaya masyarakat Kalumpang. Proses pembuatan kain ini memakan waktu yang cukup lama, terutama dalam tahap pewarnaan, yang bisa berlangsung hingga satu bulan untuk memastikan warna kain tidak mudah pudar.
Pewarnaan Tenun Sekomandi menggunakan bahan-bahan alami seperti cabai, laos, kemiri, jahe, kapur sirih, dan kulit kayu. Keunikan kain ini terletak pada motifnya, yang dihasilkan dari imajinasi penenun tanpa menggunakan sketsa di atas benang sebelumnya.
Destinasi Alam di Mamuju
Kemudian, Mamuju juga memiliki destinasi wisata yang indah seperti Pulau Karampuang di Desa Karampuang, Kecamatan Mamuju. Pulau ini merupakan kawasan pantai jernih dengan hutan mangrove dan pasir pantai putih lembut.
Di luar itu ada juga Pantai Manakara yang merupakan area wajib untuk menyaksikan pemandangan matahari terbenam. Di sini, juga tersedia aneka kuliner khas Sulawesi yang lezat dan ramah di kantong.
Terakhir, Mamuju juga punya Taman Wisata Gentungan atau Taman Bukit Jati Gentungan yang merupakan salah satu tempat wisata alam. Daya tariknya adalah lanskap perbukitan dengan pemandangan alam hijau yang nyaman.