Mengenal Tari Penguton Ogan Komering Ilir Sumatera Selatan, Ada Sejak Abad 18
Tari Penguton adalah tari yang tumbuh di Kayuagung dan kemudian menjadi tari penghormatan bagi tamu agung yang datang ke Komering Ilir.
Tari ini menjadi warisan budaya tak benda dari Sumatera Selatan.
Mengenal Tari Penguton Ogan Komering Ilir Sumatera Selatan, Ada Sejak Abad 18
Tari Penguton
Tari Penguton merupakan tari tradisional yang berasal dari Kecamatan Kayuagung, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Provinsi Sumatra Selatan.
Mengutip dari jurnal Makna Simbolik Tari Penguton di Kecamatan Kayuagung Kabupaten Ogan Komering Ilir Sumatra Selatan yang ditulis oleh Retna Susanti, Tari Penguton adalah tari yang tumbuh di Kayuagung dan kemudian menjadi tari penghormatan bagi tamu agung yang datang ke Komering Ilir.
-
Kenapa tradisi Tukar Takjil di Sumatera Selatan dilakukan? Tradisi unik saling tukar takjil ini memiliki makna yang cukup mendalam. Selain sudah dilakukan secara turun-temurun, tradisi ini bertujuan untuk mempererat tali silaturahmi dengan para tetangga kampung.
-
Apa yang dimaksud dengan tradisi Tutunggulan? Tradisi Tutunggulan Mengutip Instagram @napakjagatpasundan, seni Tutunggulan merupakan tradisi memukul alat lesung dengan alu. Alu merupakan alat penumbuk berbahan kayu atau bambu, sedangkan lesung merupakan wadah mirip perahu yang terbuat dari batang kayu utuh untuk wadah padi.
-
Apa itu Tradisi Saptonan? Tradisi ini memiliki atraksi yang serupa ala koboi di Amerika, dengan nuansa kearifan lokal Sunda yang kental.Penunggangnya akan memacu kuda agar berlari cepat menuju garis yang ditentukan. Bukan senapan yang digunakan, melainkan tombak panjang yang kemudian akan dilemparkan ke titik tertentu. Saat pengguna kuda berhasil menombak dengan tepat sasaran, seketika para penontong langsung bersorak.
-
Mengapa masyarakat Sumatera Utara melakukan tradisi Punggahan? Melansir dari merdeka.com, nama tradisi Punggahan sendiri diambil dari kata 'Munggah' yang memiliki arti naik. Maksudnya, dengan adanya tradisi ini diharapkan mampu menaikkan derajat manusia dalam menghadapi bulan puasa. Punggahan ini sebagai simbol rasa syukur kepada Allah dengan datangnya Bulan Ramadan.
-
Bagaimana cara pelaksanaan tradisi Tukar Takjil di Sumatera Selatan? Melansir dari Liputan6.com, dalam tradisi ini, masyarakat memulai dengan keliling kampung dari rumah ke rumah untuk saling bertukar takjil. Biasanya, mereka sudah menyiapkan 30 buah takjil dari rumah dengan ragam jenis makanan.
-
Bagaimana cara pelaksanaan tradisi Sumando di Tapanuli Tengah? Biasanya kegiatan sumando berlangsung selama tiga hari tiga malam.
Sejarah Tari Penguton
Tari Penguton adalah tari penghormatan yang diciptakan oleh Aisyah, putri dari seorang kepala desa yang bernama Pangeran H. Bakri di tahun 1820 silam.
Dilansir dari kebudayaan.kemdikbud.go.id, mulanya gerakan tarian ini sangat sederhana namun disempurnakan oleh keluarga Pengeran Bakri.
Irama lagu tarian ini diberi nama“Hayok” oleh keluarga Pangeran Bakri. Dalam arti bergerak melawan arus.
Tersirat dari gerakan tarian yang tampak lambat dan monoton, bak menggambarkan melwah arus.
Warisan Budaya Sumatera Selatan
Diketahui, Tari Penguton ini telah ada sejak abad XVIII. Tari ini pun menjadi warisan budaya tak benda dari Sumatera Selatan.
Penguton berasal dari kata uton yang dalam bahasa setempat berarti sambut. Sementara penguton diartikan sebagai penyambutan.
Sesuai dengan asal-usul namanya, tarian ini digunakan untuk penyambutan tamu.
Menyambut Presiden Soekarno
Menjelang tahun 1950, Tarian ini pernah digunakan untuk menyambut kehadiran Presiden Soekarno sebagai Presiden RI pertama.
Pada tahun 1959, diketahui tarian ini pernah dibawa ke Istana Negara sebagai persembahan budaya.
Selanjutnya pada tahun 1950, tarian ini diakui oleh Pemerintah Provinsi sebagai akar dari terciptanya sekapur sirih Provinsi yaitu lahirnya Tari Gending Sriwijaya.
Tari Penguton juga ditampilkan pada upacara adat yang juga disebut Upacara Penguton.
Upacara ini dilakukan sebagai bentuk penghormatan yang diberikan kepada tamu yang diagungkan oleh masyarakat Kayuagung seperti raja, kepala suku atau marga, penghulu, presiden, Menteri, gubernur, bupati, dan lain sebagainya.
(Foto : kebudayaan.kemdikbud.go.id)
Selain itu, Tari Penguton hanya ditampilkan di acara tertentu yang tidak bisa dilihat secara bebas atau tidak sembarang waktu dan tempat.
Tari ini dilakukan oleh sembilan gadis yang masih perawan dan merupakan utusan atau perwakilan dari sembilan desa atau marga yang ada.
Sembilan desa itu yaitu Kayuagung, Perigi, Kotaraya, Kedaton, Jua-jua, Mangunjaya, Paku, Sukadana, dan Sidakersa.
Dalam setiap gerakannya, terdapat makna tersendiri yang disampaikan.
Seperti gerakan berhimpo, nyungguk, menghasta, kenage, seluang, mayok, sembah, kecubung, ngisung, sonai mojong, ngondik, dan konoi mahabo.
(Foto : Instagram@
pesonasriwijaya)