Memanjakan Lidah di Stasiun Lambuang Bukittinggi, Bekas Stasiun Kereta Api yang Disulap Jadi Pusat Kuliner Terbesar di Sumbar
Ratusan gerai UMKM kuliner menjadi daya tarik pengunjung.
Ratusan gerai UMKM kuliner menjadi daya tarik pengunjung.
Memanjakan Lidah di Stasiun Lambuang Bukittinggi, Bekas Stasiun Kereta Api yang Disulap Jadi Pusat Kuliner Terbesar di Sumbar
Ratusan UMKM kuliner yang biasanya berjualan di tepi atau bahkan badan jalan Kota Bukittinggi, Sumatra Barat, menerima angin segar. Kini, mereka diberikan tempat khusus yang lebih layak untuk berjualan yakni di Stasiun Lambuang, bekas area Stasiun Kereta Api Bukittinggi.
- Mencicipi Kuliner Unik dari Surabaya Urap Urap Lumut, Gunakan Lumut Segar dari Bebatuan
- Mencicipi Uniknya Kue Lumpur Surga, Kudapan Lezat Perpaduan Wangi Pandan dan Telur Khas Lingga Kepulauan Riau
- Mencicipi Lezatnya Mi Sagu, Kuliner Andalan Masyarakat Kabupaten Meranti
- Mencicipi Lezatnya Sekubal, Hidangan Penanda Kemenangan Ala Masyarakat Lampung
Bekas Stasiun Kereta
Stasiun Kereta Api Bukittinggi selesai dibangun pada 1 November 1891. Jalur kereta api yang menghubungkan Bukittinggi dan Padang ini baru dibuka lima tahun kemudian, yakni pada 15 September 1896.
Mengutip situs repo.bunghatta.ac.id, stasiun ini kelak diberi nama Stasiun Fort de Kock. Setelah 90 tahun beroperasi, pada tahun 1986, stasiun ini tidak lagi digunakan.
Puluhan tahun tak beroperasi, kondisi bangunan stasiun memprihatinkan karena tak terawat. Sering muncul wacana di kalangan masyarakat Bukittinggi tentang pengaktifan kembali jalur kereta api, tapi hingga kini hal itu tidak terjadi.
Berubah Wajah
Kini, pemerintah bersama BUMN yakni BNI dan PLN memanfaatkan kembali area bekas Stasiun Kereta Api Bukittinggi menjadi sentra kuliner bertajuk Stasiun Lambuang.
Mengutip buku Lonceng Cinta di Sekolah karya Khairul Jasmi (2013), kata lambuang berarti los tempat makan.
Penamaan Stasiun Lambuang merujuk pada area bekas stasiun kereta yang kini difungsikan sebagai pusat kuliner.
Tak tanggung-tanggung, Stasiun Lambuang yang berada di lahan sekitar 20.000 meter persegi ini merupakan pusat kuliner terbesar di Sumatra Barat.
Mengutip siaran pers BUMN, hingga kini ada 116 gerai pelaku UMKM di Stasiun Lambuang. Pengunjung bisa menikmati beragam kuliner sembari menikmati suasana. Malam hari menjadi waktu yang cocok untuk berburu kuliner di sini karena suasananya romantis.
Harapan
Wali Kota Bukittinggi, Erman Safar, berharap Stasiun Lambuang akan menjadi pusat perkembangan ekonomi di wilayah yang dipimpinnya.
"Serta membuat kota lebih rapi karena emua pedagang yang biasa mangkal di pinggir jalan sudah ditata di Stasiun Lambuang. Pemkot mengatur dengan baik, termasuk loting pedagang yang akan beraktivitas di dalamnya dilakukan secara bertahap,” ungkapnya, Rabu (6/3/2024).