Mencicipi Lumpang, Kue Basah Khas Palembang yang Sudah Ada sejak Masa Kerajaan Sriwijaya
Kepopuleran kue ini di masa lalu tidak lepas dari wilayah kekuasaan pada masa puncak kejayaan Kerajaan Sriwijaya sekitar abad ke-7.
Kepopuleran kue ini di masa lalu tidak lepas dari wilayah kekuasaan pada masa puncak kejayaan Kerajaan Sriwijaya sekitar abad ke-7.
Mencicipi Lumpang, Kue Basah Khas Palembang yang Sudah Ada sejak Masa Kerajaan Sriwijaya
Palembang memiliki kudapan yang lezat dan menggugah selera bernama kue lumpang. Makanan yang tergolong kue basah dan kue kukus ini umumnya disajikan ketika prosesi upacara adat. (Foto: Cookpad.com)
Kue lumpang ini juga hadir di momentum hari-hari besar, seperti saat perayaan Lebaran hingga Imlek. Ciri khas dari kue ini adalah berwarna hijau atau dikenal dengan kue ijo.
-
Kuliner apa yang menjadi salah satu makanan khas Yogyakarta? Gudeg adalah salah satu makanan khas Yogyakarta yang paling terkenal.
-
Kenapa sentra kuliner PKL Sultan Agung ramai? Diakui para pedagang, lokasi berjualan setelah ditata menjadi lebih rapi dan nyaman, ini tentu mengundang banyak pembeli.
-
Kapan sentra kuliner PKL Sultan Agung buka? Saat ini, kawasan itu telah ditata oleh pemkot sehingga lebih rapi dan nyaman, dengan jam buka mulai pukul 07.00-17.00 WIB.
-
Apa saja makanan khas Palembang selain pempek? Namun, selain pempek, ada juga banyak makanan enak lainnya yang patut dicoba. Buat yang penasaran, berikut adalah 4 rekomendasi makanan yang nggak boleh dilewatkan saat berkunjung ke Palembang.
-
Di mana kita bisa mencicipi makanan khas Palembang? Jadi, saat kamu mengunjungi daerah ini, jangan hanya terpaku pada pempek. Cobalah juga tekwan, model, pindang patin, dan laksan.
-
Kenapa Campur Lorjuk menjadi kuliner khas Pamekasan? Menu ini menjadi santapan otentik ala warga pulau garam, yang sayang untuk dilewatkan.
Istilah Kue Lumpang
Kue yang terbuat dari tepung beras dan tepung kanji ini dikenal dengan beberapa nama. Contohnya saja dalam etnis Tionghoa-Palembang, kue ini sering disebut dengan kue kasui atau kaswi.
Dalam perayaan hari-hari besar masyarakat Tionghoa-Palembang, kue ini kerap dihidangkan dalam prosesi pertunangan maupun perkawinan adat mereka. Biasanya terdapat beberapa varian jenis kue lumpang, ada yang berwarna putih (berbahan dasar gula pasir), dan yang berwarna cokelat (berbahan dasar gula jawa).
Kue lumpang tidak hanya populer di Palembang saja, masyarakat di daerah lain pun juga cukup doyan dengan makanan ini. Contohnya seperti berbagai daerah di dekat Sumatera Selatan yaitu Bangka dan Belitung.
Populer Sejak Zaman Sriwijaya
Dikutip dari berbagai sumber, kepopuleran kue ini di masa lalu tidak lepas dari wilayah kekuasaan pada masa puncak kejayaan Kerajaan Sriwijaya sekitar abad ke-7.
Jajanan ini pun sudah cukup tersebar hingga ke luar negeri, terutama Asia Tenggara seperti Singapura, Malaysia, dan juga Filipina. Pada zaman dahulu, kue ini dibuat secara tradisional dengan cara ditumbuk pada lumpang atau disebut lesung.
Bentuk kue ini menyerupai lekukan lumpang ini yang kemudian dipercaya menjadi asal mulanya penamaan kue tersebut sampai saat ini.
- Mencicipi Krecek Bung Lumajang yang Jadi Warisan Budaya Tak Benda, Rasa Pedas Gurihnya Bikin Nagih
- Melihat Sisa Kejayaan Jalur Kereta Api Rangkasbitung - Pandeglang, Rel Ditumbuhi Pohon dan Tembus ke Rumah Warga
- Mencicipi Kipang Kacang, Kudapan Asli Pariaman yang Masuk Daftar Warisan Budaya Tak Benda
- Taman Purbakala Sriwijaya, Bekas Kawasan Pemukiman dengan Ragam Jenis Peninggalannya
Resep Kue Lumpang
Bagi yang ingin mencicipi kue ini bisa langsung membuatnya di rumah, karena bahan-bahannya sangat mudah dijumpai. Berikut resep Kue Lumpang yang dihimpun dari berbagai sumber.
Bahan:
- 100 gram tepung tapioka
- 40 gram tepung terigu protein sedang
- 250 ml santan
- 100 ml air untuk memblender daun pandan
- 10 lembar daun pandan
- 100 gram gula pasir
- 1 sdt pasta pandan
Cara membuat:
- Blender daun pandan dengan 100 ml air lalu saring ke gelas santan, aduk rata.
- Campur tepung tapioka, tepung terigu protein sedang, gula pasir, aduk rata. Tuangi santan sedikit demi sedikit sambil diaduk sampai licin.
- Kasih pasta pandan, aduk sampai tercampur rata.
- Olesi cetakan kue lumpang dengan minyak tipis tipis saja. Tuangi adonan 1/2 cetakan.
- Panaskan kukusan dan lapisi tutup kukusan dengan serbet bersih. Kukus adonan selama 2 menit, buka tutup kukusan, lanjutkan mengukus dengan tutup terbuka selama 1 menit, kemudian tutup kembali lalu ulangi sebanyak 4 kali dan lanjutkan mengukus selama 15 menit. Angkat dan dinginkan.
- Keluarkan dari cetakan lalu sajikan dengan kelapa muda parut atau sesuai selera.