Mengenal Berahoi, Tradisi Berpantun Saat Panen Masyarakat Sumut yang Unik
Tradisi Berahoi merupakan tradisi yang sudah turun-temurun di mana masyarakat akan memanen padi sambil berpantun dan bersuka cita.
Sumatera Utara memiliki banyak warisan budaya yang hingga kini masih dilestarikan dan bisa kita jumpai. Namun, pernahkah Anda mendengar tradisi unik berpantun saat panen padi?
Tradisi ini ternyata dilakukan oleh masyarakat Melayu Langkat di Sumatera Utara yang dikenal akan masyarakat agrarisnya. Tradisi yang bernama Berahoi ini merupakan tradisi yang sudah turun-temurun di mana masyarakat akan memanen padi sambil berpantun dan bersuka cita.
-
Kapan tradisi Binarundak di Sulawesi Utara dilakukan? Tradisi ini dilakukan dengan memasak nasi jaha secara bersama-sama selama tiga hari berturut-turut setelah Hari Raya Idul Fitri.
-
Bagaimana keragaman budaya di Indonesia menciptakan mozaik budaya yang unik? Dengan lebih dari 300 suku dan berbagai bahasa daerah, keberagaman ini menciptakan mozaik budaya yang unik.
-
Apa itu Tradisi Ujungan? Warga di kampung adat Cibadak, Desa Warung Banten, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak memiliki sebuah tradisi unik bernama Ujungan.
-
Apa makna dari budaya mencium tangan di Indonesia? Biasanya, budaya cium tangan atau salim tangan ini dilakukan oleh orang yang lebih muda kepada yang lebih tua sebagai tanda hormat dan sopan santun.
-
Apa itu tradisi Kawin Tangkap di Sumba Barat Daya? Tradisi kawin tangkap ialah perkawinan yang dilakukan dengan cara menangkap perempuan dengan paksa untuk dikawinkan dengan pria yang tidak dicintainya.
-
Mengapa Tradisi Panah Kasumedangan menjadi budaya penting di Sumedang? “Ini mulanya berawal dari raja pertama yakni Prabu Geusan Ulun yang membawa Panah Kasumedangan,” kata Ketua Wadah Endong Panah Kasumedangan Bayu Gustia Nugraha, menguntip YouTube Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah IX.
Tidak hanya terdengar seru, tradisi ini juga memiliki makna penting dalam mempererat hubungan antar masyarakat di sana.
Tradisi Berpantun Saat Panen Padi
Sumber: hetanews.com ©2020 Merdeka.com
Dilansir dari laman warisanbudaya.kemdikbud.go.id, Berahoi merupakan tradisi berpantun ketika panen yang dilakukan oleh masyarakat Suku Melayu Langkat di Sumatera Utara yang merupakan masyarakat agraris.
Tradisi ini dilakukan saat melepaskan padi dari batangnya sambil bersenda gurau dengan berbalas pantun. Kegiatan ini dilakukan oleh warga kampung, dari umur muda hingga tua yang mengelilingi dan berkumpul melingkar menginjak tumpukan padi.
Pantun pembuka pada Berahoi dilakukan oleh kalangan tua sedangkan pada penutupannya dibawakan oleh kalangan muda. Sambil mengirik peserta ada yang membawakan pantun, lalu yang lainnya menyahuti pantun tersebut dengan berkata ahoi-ahoi.
Dilakukan dengan Suka Cita
Dilansir dari laman gpswisataindonesia.info, masyarakat yang terlibat dalam tradisi ini biasanya adalah pemuda-pemudi yang tinggal satu kampung atau bertetangga dengan si pemilik sawah. Tradisi Berahoi ini biasanya diikuti oleh 40 orang.
Kegiatan ini dilakukan dengan gembira ria, secara sukarela, tanpa meminta bayaran. Si pemilik sawah biasanya cukup menyediakan minuman dan makanan saja, biasanya berupa nasi dan lemang.
Sebagai Ajang Mempererat Pergaulan
Masyarakat melakukan tradisi ini sembari panen agar pekerjaan melepas padi dari tangkai cepat selesai, selain itu tradisi Berahoi ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mempererat pergaulan antar muda-mudi di kampung tersebut.
Bahkan, tradisi ini juga sering dijadikan sebagai ajang mencari jodoh bagi masyarakat di kampung tersebut.
Dilakukan Saat Malam Hari
Meski panen padi biasa dilakukan saat pagi atau siang hari, namun Tradisi Berahoi ini dilakukan pada malam hari. Laki-laki akan mengangkat padi dari tumpukan ke anjaian lalu mengiriknya sambil berpantun, sedangkan yang wanita bertugas mengangkat padi dari bawah anjaian ke tempat lainnya.
Anjaian sendiri adalah sebuah wadah yang ditinggikan menggunakan tiang, di mana dasarnya terbuat dari bambu yang dianyam rotan.