Mengenal Rumoh Aceh, Tempat Tinggal Orang Aceh Tempo Dulu yang Mulai Terpinggirkan
Rumoh Aceh, tempat tinggal mayarakat Aceh yang penuh filosofis dan makna yang mendalam.
Rumah merupakan tempat yang paling bernilai tinggi dan menjadi lambang otoritas laki-laki.
Mengenal Rumoh Aceh, Tempat Tinggal Orang Aceh Tempo Dulu yang Mulai Terpinggirkan
Asal Mula Rumoh Aceh
Mengutip kebudayaan.kemdikbud.go.id, rumah adat Aceh merupakan rumah panggung yang tingginya lebih kurang 2,5 sampai 3 meter di atas permukaan tanah. Rumah ini terdiri dari tiga sampai lima ruang dengan satu ruang utama yang disebut Rambat.
-
Apa yang dilakukan di Aceh saat Meugang? Mereka pastinya tidak ketinggalan untuk melaksanakan Meugang bersama keluarga, kerabat, bahkan yatim piatu. Tak hanya itu, hampir seluruh daerah Aceh menggelar tradisi tersebut sehingga sudah mengakar dalam masyarakatnya.
-
Bagaimana Suku Aneuk Jamee berbaur dengan budaya Aceh? Dalam kehidupan sehari-hari, suku Aneuk Jamee sendiri sudah berbaur dan bercampur dengan kebudayaan Aceh. Dari segi bahasa dan komunikasi, suku Aneuk Jamee beberapa masih menggunakan bahasa asli mereka tetapi adajuga yang sudah menggunakan bahasa Jamee.
-
Siapa saja yang dibebani dengan pajak di Sumut? Pajak adalah pembayaran wajib yang harus dibayarkan oleh individu atau badan usaha kepada pemerintah sesuai dengan undang-undang.
-
Apa yang ditemukan warga di Desa Surotrunan, Kebumen? Warga Desa Surotrunan, Kecamatan Alian, Kabupaten Kebumen, dibuat heboh. Sebuah gundukan tanah misterius ditemukan pada salah satu pekarangan milik warga.
-
Kenapa Curug Cimarinjung di Sukabumi terkenal? Memotret diri dengan keindahan ngarai dan air terjun akan membuat hasil foto pengunjung semakin istimewa.
-
Apa yang terjadi di Kabupaten Agam, Sumatera Barat pada Minggu (12/5)? Baru-baru ini Kabupaten Agam, Sumatera Barat baru saja tertimpa musibah bencana alam banjir bandang lahar dingin pada Minggu (12/5) kemarin.
Keunikan Rumoh Aceh
Ada satu hal yang unik dari tempat tinggal orang Aceh ini, yaitu pintu masuk utama Rumoh Aceh terbilang pendek, tingginya hanya sekitar 120-150 Cm saja. Maka dari itu, setiap tamu yang datang harus menunduk.
Unsur Filosofis
Tak hanya rumah adat Nias saja yang tidak menggunakan paku, namun rumah adat Aceh juga tidak menggunakan paku saat membangun rumahnya, melainkan diikat dengan bahan pengikat dari tali ijok, rotan untuk mengukat atap yang menggunakan daun kelapa.
Selain itu, ada juga pengaruh keyakinan yang dianut masyarakat Aceh, yaitu jumlah anak tangga yang berjumlah ganjil, tiang penyangga yang berjumlah genap, serta jumlah ruangan yang ganjil.
Antisipasi Kebakaran
Selain unik dan filosofis, Rumoh Aceh memang berbahan dasar kayu atau ijuk yang mudah sekali terbakar. Untuk mengantisipasi hal tersebut, masyarakat Aceh menggunakan pengikat tali yang tidak tersambung satu sama lain.