Mengenal Tradisi Khanduri Laot, Ungkapan Rasa Syukur Para Nelayan di Tanah Rencong
Tradisi dari Aceh yang sampai sekarang masih dilaksanakan setiap tahunnya oleh para nelayan sebagai bentuk rasa syukur atas hasil tangkapan ikan.
Tradisi dari Aceh yang sampai sekarang masih dilaksanakan setiap tahunnya oleh para nelayan sebagai bentuk rasa syukur atas hasil tangkapan ikan.
Mengenal Tradisi Khanduri Laot, Ungkapan Rasa Syukur Para Nelayan di Tanah Rencong
Provinsi Aceh selain terkenal dengan budaya Islamnya yang begitu kuat dan kental, ada pula tradisi yang sudah diwariskan turun-temurun dari nenek moyang.
Beberapa di antaranya sampai detik ini masih dilaksanakan oleh masyarakat karena sebagai bentuk melestarikan budaya lokal.
-
Bagaimana cara nelayan merayakan tradisi Larung Kepala Kerbau? Pesta Bersenang-senang Saat Larung Kepala Kerbau atau Tradisi Lomban digelar, baik itu masyarakat biasa atau nelayan turut tumpah ruah dalam kegembiraan dan menghabiskan waktu bersenang-senang di laut. Selain itu, ada juga lomba menangkap bebek dan angsa yang dilepaskan ke tengah laut. Kemudian ada lomba mengambil barang yang dilempar dari perahu.
-
Apa makna dari budaya mencium tangan di Indonesia? Biasanya, budaya cium tangan atau salim tangan ini dilakukan oleh orang yang lebih muda kepada yang lebih tua sebagai tanda hormat dan sopan santun.
-
Apa yang dimaksud dengan Tradisi Peresean di Lombok? Tarian adu kekuatan dan ketangkasan kaum laki-laki dengan menggunakan senjata berupa rotan sebagai alat pukul dan tameng yang terbuat dari kulit sapi.
-
Apa saja yang dilakukan dalam tradisi Larung Kepala Kerbau? Salah satu tradisi yang masih bertahan sampai sekarang adalah Larung Kepala Kerbau atau disebut juga dengan Tradisi Lomban. Tradisi ini biasa dilakukan oleh masyarakat pesisir terutama yang berprofesi seorang nelayan di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah.
-
Apa yang dilakukan dalam tradisi labuhan? Tradisi Labuhan adalah ritual yang dilakukan di Pantai Parangtritis setiap 8 tahun sekali untuk menjaga keselamatan Sultan Hamengkubuwono dan masyarakat sekitar. Dalam tradisi ini, sesaji berupa makanan, minuman, kain, dan bunga ditampilkan dan diarak ke tengah laut sebagai tanda penghormatan kepada Nyi Roro Kidul, sang Ratu Laut.
-
Bagaimana cara warga Desa Karedok merayakan tradisi Ngarot? Acara yang juga menyita perhatian masyarakat adalah hadirnya “pameran” hasil panen padi dan palawija oleh petani. Bentuknya bermacam-macam, mulai dari buah, sayuran, padi sampai umbi-umbian yang semuanya dimasukan ke dalam wadah. Hasil panen palawija dan padi itu digantung di dalam tenda dan dituliskan alamat sesuai asal dari tanaman ini, seperti RT atau RW.
Khanduri Laout atau biasa disebut Kenduri Laut merupakan sebuah adat istiadat peninggalan nenek moyang yang dipertahankan oleh para nelayan Aceh.
Di era teknologi yang modern, para nelayan Aceh masih terus melakukan Khanduri Laot dengan waktu yang berbeda. Biasanya, pelaksanaannya tergantung dari banyaknya kemudahan yang didapat nelayan selama melaut.
Ungkapan Rasa Syukur
Melansir dari kanal Antara dan berbagai sumber, Khanduri Laot adalah tradisi ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT atas limpahan rezeki berupa hasil tangkapan ikan.
Pelaksanaan Khanduri Laot ini hampir setiap tahun dilakukan oleh nelayan Aceh di masing-masing daerah dengan waktu yang berbeda. Khanduri Laot bisa dilaksanakan jika nelayan sudah makmur dan bersepakat untuk melaksanakan tradisi tersebut.
Dulunya Gunakan Kepala Kerbau
Jauh sebelum itu, pelaksanaan Khanduri Laot ini dilakukan dengan membuang kepala kerbau ke lautan. Hampir seluruh nelayan Aceh melakukan metode yang serupa, lalu ditambah dengan tulang-tulangnya yang sudah dibungkus kain putih.
Kenapa Kerbau? Hal ini disebabkan karena dalam budaya Khanduri Laot hewan ini disebut "Meukubang" di dalam air dan warna hitam dipilih sebab sudah menjadi bagian dari syarat pelaksanaan tradisi tersebut.
Namun seiring berjalannya waktu, penggunaan kepala kerbau ini sudah dihilangkan karena dianggap bisa menjerumus ke arah musyrik.
Menjalin Silaturahmi
Pelaksanaan Khanduri Laot tidak hanya bentuk rasa syukur saja, melainkan dari sisi sosialnya cukup berpengaruh. Tradisi ini menjadi salah satu media untuk menjalin serta mengikat tali silaturahmi antar nelayan.
Ada sebuah aturan yang harus dipatuhi oleh para nelayan ketika melaksanakan Khanduri Laot, yaitu dilarang pergi melaut selama kurang lebih 3 hari berturut-turut.