Menguak Legenda Si Pahit Lidah, Cerita Rakyat yang Dipercaya Masyarakat Sumatera Selatan
Bagi masyarakat Besemah sosok Si Pahit Lidah dianggap sebagai seorang pemimpin pondasi dasar nilai budaya dan norma Suku Semidang.
Bagi masyarakat Besemah sosok Si Pahit Lidah dianggap sebagai seorang pemimpin pondasi dasar nilai budaya dan norma Suku Semidang.
Menguak Legenda Si Pahit Lidah, Cerita Rakyat yang Dipercaya Masyarakat Sumatera Selatan
Keberadaan legenda begitu populer di masyarakat Indonesia. Hampir setiap daerah di tanah air memiliki legenda yang terus diwariskan dari generasi ke generasi.
Salah satu legenda yang populer di kalangan masyarakat Sumatera Selatan, tepatnya di Besemah atau Pasemah, Provinsi Sumatera Selatan bernama Legenda Si Pahit Lidah.
(Foto: kebudayaan.kemdikbud.go.id)
-
Cerita lucu apa yang dibagikan oleh merdeka.com? Untuk itu, berikut merdeka.com membagikan kumpulan beberapa cerita lucu dilansir dari berbagai sumber, Jumat (19/1/2024):
-
Kapan nama surat kabar Benih Merdeka diubah? Akhirnya pada tahun 1920, ia mengubah nama menjadi "Mardeka".
-
Bagaimana sejarah Lembah Anai terbentuk? Konon, dulunya air terjun ini menjadi saksi bisu pergerakan rakyat Minang dalam melawan penjajahan. Pada masa kolonial, masyarakat setempat dipaksa untuk menjadi pekerja membangun jalan lintas Sumatera yang menghubungkan antara Kota Padang dan Padang Panjang via Lembah Anai.Masyarakat Minang yang bekerja dalam proyek pembangunan jalan tersebut harus menempuh jarak yang cukup jauh, bahkan bisa berhari-hari dari tempat mereka tinggal menuju lokasi pembangunan jalan.
-
Kapan cerita anekdot 'Terkena Setrika' terjadi? Pada suatu pagi yang cerah, datanglah seorang lelaki dengan langkah bergegas sambil memegangi kedua telinganya karena luka bakar.
-
Apa itu legenda? Legenda, di sisi lain, adalah cerita yang lebih berakar pada sejarah dan sering kali dianggap memiliki dasar faktual, meskipun detailnya mungkin telah diubah atau dilebih-lebihkan seiring waktu. Legenda biasanya berkaitan dengan tokoh-tokoh atau peristiwa tertentu yang penting bagi identitas suatu kelompok atau masyarakat. Tokoh-tokoh dalam legenda sering kali adalah pahlawan atau tokoh bersejarah yang kehidupannya telah diceritakan dari generasi ke generasi, dan kadang-kadang dikaitkan dengan situs atau peninggalan sejarah tertentu. Legenda sering kali digunakan untuk merekonstruksi sejarah atau untuk memberikan pelajaran moral.
-
Bagaimana Asisi Suharianto menyajikan kisah-kisah sejarah? Asisi dan sang istri pun mendapatkan pengalaman luar biasa selama keliling dunia. Keduanya bertemu dengan saksi mata maupun para korban perang masa lalu di beberapa negara.
Legenda Si Pahit Lidah ini masih berkaitan dengan Si Mata Empat yang diceritakan keduanya saling adu kesaktian.
Kisah Si Pahit Lidah yang memiliki nama Serunting Sakti ini tak hanya sebagai pesan moral saja. Bagi masyarakat Besemah sosoknya juga dianggap sebagai seorang pemimpin pondasi dasar nilai budaya dan norma Suku Semidang.
Kepercayaan ini tumbuh di daerah Kenidai, Serunting Sakti dan Si Pahit Lidah menjadi simbol persatuan dari keturunannya yang ada sekarang serta alat kontrol sosial.
Nyata atau Tidak?
Melansir dari situs kebudayaan.kemdikbud.go.id, keberadaan cerita Si Pahit Lidah ini tak lepas dari beberapa penemuan benda megalitik.
Masyarakat sekitar percaya bahwa legenda tersebut masih berhubungan erat dengan keberadaan batu-batu megalitik.
Masyarakat Besemah percaya, jika adanya bebatuan megalitik itu merupakan hasil kesaktian dari Si Pahit Lidah. Setiap makhluk yang dikutuk olehnya pasti akan berubah wujud menjadi batu.
Dengan adanya bukti nyata dari batu megalitik ini, adakah kemungkinan wujud Si Pahit Lidah itu nyata?
Atau batu-batu megalitik itu merupakan bagian dari zaman pra-sejarah? Sampai sekarang belum ada jawaban pasti.
Nenek Moyang
Lebih dari kisah legenda, masyarakat Besemah khususnya Suku Semidang meyakini jika Si Pahit Lidah adalah figur sekaligus pahlawan. Bahkan, mereka juga menganggap sebagai nenek moyang yang kemudian disebut dengan Puyang.
Mereka turut meyakini sampai sekarang jika kesaktian dan kekuatan Puyang-nya itu masih terus hadir serta melindungi perkampungan. Adapun peninggalan Si Pahit Lidah berupa sebilah keris yang dikenal dengan nama Tata Renggane. Konon keris ini adalah media pemersatu keturunan Suku Semidang di manapun berada.
- Kisah Hidup NH Dini Penulis Legendaris Asal Semarang, Mantan Pramugari yang Hidup Berkelana di Luar Negeri
- Cerita Seni Kutukuprak yang Punah di Sumedang, Dulu Digelar untuk Hibur Warga yang Ditinggal Wafat Anggota Keluarga
- Mengenal Senjata Tradisional Masyarakat Suku Mentawai, Jadi Sandangan Utama Para Kaum Laki-laki Dewasa
- Mengenal Sekura, Tradisi Masyarakat Lampung Rayakan Lebaran dengan Sukacita
Si Pahit Lidah pun kini menjadi sosok panutan. Hal ini turut memengaruhi perilaku mereka, salah satunya adalah menjaga dengan baik batu-batu peninggalan megalitik tersebut dari tangan-tangan tidak bertanggung jawab.
Ada Makam
Selain peninggalan keris, hubungan masyarakat dengan Puyang masih terjalin kuat karena ada makam Puyang Serunting Sakti dan batu Tapak Kaki Puyang Serunting Sakti.
Hingga saat ini masyarakat setempat masih menjaga dan merawat makam tersebut yang menjadi pusara dari nenek moyang mereka. Selain makam, tapak kaki juga menjadi salah satu media untuk berhubungan dan emosional antara Si Pahit Lidah dengan keturunannya.