Mengulik Keni Gayo, Kerajinan Tradisional Gerabah Khas Suku Gayo yang Multifungsi
Dalam budaya Gayo Aceh terdapat salah satu kerajinan yang dari masa ke masa begitu berguna bagi kehidupan masyarakat setempat.
Dalam budaya Gayo Aceh terdapat salah satu kerajinan yang dari masa ke masa begitu berguna bagi kehidupan masyarakat setempat.
Mengulik Keni Gayo, Kerajinan Tradisional Gerabah Khas Suku Gayo yang Multifungsi
Setiap suku di Indonesia tentunya memiliki karya budaya yang sudah ada sejak zaman dahulu. Tak sedikit karya mereka begitu berpengaruh bagi kelangsungan hidupnya.
Dalam masyarakat Suku Gayo Aceh, salah satu karya budaya tradisional yang sudah ada sejak zaman pra-sejarah yaitu Keni Gayo. Benda ini merupakan hasil kerajinan tangan yang multifungsi dari perempuan Gayo. Tak hanya sebagai wadah air minum, Keni Gayo juga sebagai salah satu perlengkapan saat upacara pernikahan.
-
Apa yang menjadi salah satu ciri khas budaya di Kecamatan Gegesik, Cirebon? Masyarakat Cirebon mengenal Gegesik sebagai salah satu kecamatan yang terletak di sisi barat kota tersebut. Selain identik dengan kuliner Gayamnya, ternyata wilayah ini juga dikenal sebagai pelestari budaya lokal, salah satu yang unik adalah berburu tikus.
-
Apa yang dilakukan oleh nelayan Aceh dalam tradisi Khanduri Laot? Khanduri Laot atau biasa disebut Kenduri Laut merupakan sebuah adat istiadat peninggalan nenek moyang yang dipertahankan oleh para nelayan Aceh.
-
Apa makna dari tradisi Seumuleung Raja di Aceh Jaya? Mengutip bbg.ac.id, arti Seumuleung Raja artinya menyulang atau menyuapi yang merupakan upacara khusus oleh Sultan Inayat Syah untuk menobatkan anaknya sebagai sultan Kerajaan Daya.
-
Kenapa Serune Kalee disebut sebagai alat musik tradisional Aceh? Sejarah Singkat Masyarakat Aceh memiliki beragam alat musik tradisional legendaris. Salah satunya adalah serune kalee yang sudah ada sejak zaman Islam mulai masuk di daerah itu.
-
Di mana tradisi Meugang dirayakan di Aceh? Tak hanya itu, hampir seluruh daerah Aceh menggelar tradisi tersebut sehingga sudah mengakar dalam masyarakatnya.
-
Bagaimana cara tari tradisional berkembang dan lestari? Tari tradisional adalah tarian yang berkembang dan dilestarikan secara turun temurun di suatu daerah tertentu.
Saat ini Keni Gayo telah ditetapkan sebagai salah satu Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) oleh Direktorat Warisan Budaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sejak tahun 2018.
Penasaran dengan kerajinan khas Gayo yang satu ini? Simak ulasannya yang dihimpun dari beberapa sumber berikut.
Dibagi Empat Macam
Dalam masyarakat Gayo ada empat macam bentuk Keni Gayo yang disesuaikan dengan jenis kelamin yang memakainya.
Contohnya seperti Keni Rawan yang berkaki tinggi dan lebar ke bawah yang biasa digunakan oleh kaum laki-laki. Kemudian, ada model Keni Banan yang berbentuk bulat tanpa kaki yang digunakan oleh kaum perempuan.
Model Keni Ganyong yang mirip seperti buah labu berukuran kecil biasa digunakan oleh anak-anak. Secara umum, fungsi Keni Gayo sendiri adalah sebagai wadah air minum.
Kerajinan Kuno
Mengutip dari berbagai sumber, keberadaan kerajinan Keni Gayo sudah ada sejak 8000 tahun yang lalu dan berada di tepian laut Danau Lut Tawar.
Adapun perbedaan motif yang terukir di setiap sisi Keni yang cenderung banyak motif Kerawang Gayo. Bedanya dengan Keni sekarang, motif Kerawang Gayo cenderung lebih sedikit.
Dalam proses pembuatannya, masyarakat Gayo hanya menggunakan dua bahan utama yaitu Dah atau tanah liat dan Kresik (sejenis pasir halus berwarna hitam). Untuk penggunaan Kresik sendiri adalah untuk menghasilkan warna hitam di bagian sisi Keni.
Alat dan Cara Membuat
Mengutip dari kebudayaan.kemdikbud.go.id, dalam pembuatannya, masyarakat Gayo menggunakan beberapa peralatan seperti Pelandas, Batu Penggilas, Wat atau papan gebuk, Atu Lenesan atau Batu Bulat, Sendok Makan, Batu Pipih, Munuk atau Pisau, Bulu Landak, dan Mata uang logam, pecahan piring serta lidi.
Proses pembuatan Keni ini tentunya membutuhkan keahlian yang cukup teliti terutama dalam melukis ornamen Kerawang Gayo di setiap sisi Keni. Lalu, Keni dikeringkan selama 5 hari lalu dibakar agar bisa digunakan sebagai penampung air.
Untuk mendapatkan kualitas Keni yang baik, kuncinya pada proses pembakaran yang dilakukan dari pagi hingga sore hari menggunakan sekam atau ampas padi.
- Mengenal Tradisi Ngalungi Sapi, Budaya Masyarakat Blora Warisan Nenek Moyang
- Mengenal Dongkrek, Kesenian Tradisional dari Madiun yang Hampir Punah
- Ganjar Hadiri Tradisi Ya Qowiyyu di Klaten: Luar Biasa, Dua Tahun Pandemi Tak Bisa Kita Rayakan
- Tradisi Bedah Teteg Cueran di Klaten, Warga Saling Berebut Ikan di Kolam Lumpur
Identitas Masyarakat Gayo
Karya tradisional ala perempuan Gayo ini ternyata tak hanya sekedar wadah minum saja. Melainkan saat ini sudah mengandung nilai-nilai seni dan budaya sekaligus warisan budaya orang Gayo.
Keni pun kini sudah digunakan untuk upacara perkawinan di Gayo, hal ini berguna untuk mempertahankan eksistensi dan melestarikan karya asli Gayo agar tidak punah termakan zaman.
Keni menjadi bagian dari identitas masyarakat Gayo khususnya kaum perempuan karena sudah menjadi bagian dari identitas mereka. Selain itu, Keni Gayo sebagai bukti kreativitas mereka yang bisa memberikan kesejahteraan.