Mengunjungi Bukit Menumbing, Tempat Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia di Bangka Belitung
Bukit Menumbing menjadi saksi bisu pengasingan tokoh-tokoh pejuang.
Bukit Menumbing menjadi saksi bisu pengasingan tokoh-tokoh pejuang.
Mengunjungi Bukit Menumbing, Tempat Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia di Bangka Belitung
Profil Singkat Bukit Menumbing
Bukit Menumbing terletak di dataran tinggi Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Bangka Belitung. Bukit ini memiliki ketinggian 500 meter di atas permukaan laut dan bagian dari Taman Hutan Raya (Tahura) Gunung Menumbing. Tak hanya meninggalkan jejak sejarah, tempat ini juga terdapat berbagai macam flora dan fauna yang beragam seperti kucing hutan hingga pohon pala raksasa berusia 150 tahun.
-
Kapan nama surat kabar Benih Merdeka diubah? Akhirnya pada tahun 1920, ia mengubah nama menjadi "Mardeka".
-
Apa yang diabadikan dalam Monumen Lingga di Sumedang? Monumen Lingga ini menggambarkan kebesaran hati dan kepemimpinan Pangeran Suria Atmaja.
-
Apa saja yang ditemukan di Situs Banten Girang sebagai bukti peradaban di masa lampau? Di area tersebut terdapat kompleks bangunan, arca hingga makam dari tokoh agama yang cukup berpengaruh kala itu.
-
Di mana bukti penyebaran tungau ditemukan? Ini berdasarkan temuan baru para arkeolog di situs garnisun Romawi di Vindolanda di Northumberland, di selatan Tembok Hadrian.
-
Siapa saja yang dibebani dengan pajak di Sumut? Pajak adalah pembayaran wajib yang harus dibayarkan oleh individu atau badan usaha kepada pemerintah sesuai dengan undang-undang.
-
Kapan Rohana Kudus mendirikan surat kabar Soenting Melajoe? Sebagai jurnalis perempuan pertama di Indonesia, Rohana Kudus mendirikan surat kabar khusus perempuan yang ia pimpin sendiri, bernama Soenting Melajoe pada 10 Juli 1912.
Tempat Pengasingan
Mengutip indonesia.go.id, Bukit Menumbing menjadi tempat pengasingan bagi tokoh-tokoh nasional pada saat Agresi Militer Belanda II pada 1948. Para tokoh yang ditangkap dan diasingkan saat itu ada Soekarno, Sutan Sjahrir dan Agus Salim. Kemudian, menyusul Mohammad Hatta, Ali Sastroamidjojo, Mohammad Roem, Ass'at, Soerjadi Soerjadarma, dan AG Pringgodigdo diasingkan ke Muntok.
Moh Hatta dan kawan-kawan kemudian dibawa ke Bukit Menumbing dengan menempuh jalur darat yang dikelilingi hutan lebat. Sebuah bangunan di Bukit Menumbing digambarkan berlantai dua dan terdapat Bungalow yang belum rampung dicat. Di lantai dua terdapat sejumlah kamar dan atapnya berbentuk datar mirip sebuah ruang terbuka yang dipakai para pemimpin bangsa yang diasingkan untuk menghangatkan badan sembari memandangi Kota Muntok dari segala sisi.
Tetap Berjuang
Meski mereka diasingkan dan jauh dari manapun, mereka tetap berusaha keras dengan memperjuangkan kemerdekaan dari dalam rumah di Bukit Menumbing tersebut. Di sana mereka menyiapkan konsep untuk mempertahankan kedaulatan Indonesia dari tangan Belanda.
Menjadi Museum
Bukit Menumbing saat ini menjadi tempat sejarah dan museum perjuangan tokoh-tokoh Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Pada 2010, tempat ini menjadi salah satu benda, situs atau kawasan cagar budaya oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Tak hanya itu, kastil peninggalan masa kolonial juga dijadikan cagar budaya peringkat nasional. Sejumlah peninggalan-peninggalan penting juga dipamerkan di Pesanggrahan Menumbing. Mulai dari tempat tidur, surat-surat Soekarno saat di kamar pengasingan. Kemudian ada meja, buku-buku bacaan para pemimpin bangsa yang diasingkan ke lokasi tersebut. Paling legendaris adalah mobil sedan hitam buatan Amerika tahun 1938 menambah kesan kembali ke masa lalu tepatnya pasca kemerdekaan.
- Mengunjungi Bukit Siguntang Palembang, Wisata Sejarah Kerajaan Sriwijaya yang Selalu Ramai Jelang Pemilu
- Cak Imin Sesumbar Bakal Bagi-Bagi Jutaan Hektare Tanah Jika AMIN Menang
- 50 Kata Ucapan Peringatan G30S PKI, Kobarkan Semangat Juang Kenang Jasa Pahlawan dalam Peristiwa Kelam
- Mengunjungi Danau Maninjau, Keindahan Alam Sumatra Barat yang Wajib Dikunjungi