Mengunjungi Kompleks Makam Papan Tinggi, Jejak Penyebaran Agama Islam di Tanah Barus
Masuknya peradaban Islam di Indonesia tentunya meninggalkan bukti-bukti sejarah yang menjadi petunjuk dan menjadi penanda bahwa telah terjadi peristiwa tersebut. Salah satu peninggalan sejarah peradaban Islam di Indonesia yaitu kompleks Makam Papan Tinggi.
Masuknya peradaban Islam di Indonesia tentunya meninggalkan bukti-bukti sejarah yang menjadi petunjuk dan menjadi penanda bahwa telah terjadi peristiwa tersebut. Salah satu peninggalan sejarah peradaban Islam di Indonesia yaitu kompleks Makam Papan Tinggi.
Terletak di Desa Penanggahan, Kecamatan Barus, Kabupaten Tapanuli Tengah, kompleks makam ini berada di atas bukit setinggi kurang lebih 3000 meter di atas permukaan air laut.
-
Kenapa Masjid Nurul Islam Tuo Kayu Jao penting bagi sejarah Islam di Sumatra Barat? Masjid tertua di Sumatra Barat ini menjadi peninggalan dari penyebaran dan peradaban agama Islam.
-
Siapa Syaikh Muhammad Suhaimi? Salah satu karamah yang dipercaya dimiliki oleh sosoknya adalah bisa menghadiri pengajian di banyak tempat dalam satu waktu yang sama. Ini juga yang kemudian menjadikannya sebagai sosok wali yang misterius.
-
Bagaimana Imlek dirayakan di Sumut? Sejarah perayaan Imlek di Indonesia telah ada sejak abad ke-15 ketika pedagang Tionghoa datang ke Nusantara. Perayaan ini telah menjadi bagian dari budaya Indonesia, dengan tradisi seperti memasang lampion, menyiapkan makanan khas Imlek, dan memberikan angpao.
-
Apa yang menjadi pusat penyebaran Islam di Sidoarjo pada masa silam? Masjid Jami' Al Abror di Jalan Kauman Desa Pekauman merupakan salah satu saksi bisu sejarah berdirinya Kabupaten Sidoarjo. Masjid ini juga merupakan pusat penyebaran Islam di Sidoarjo pada masa silam.
-
Bagaimana Tarekat Sufi menyebarkan Islam di Indonesia? Mereka menggunakan pendekatan mistik dan keagamaan yang mendalam untuk menarik hati masyarakat dan menyebarkan ajaran Islam dengan lebih lembut.
-
Di mana Syekh Sulaiman menuntut ilmu agama? Mengutip beberapa sumber, sejak tahun 1881 Sulaiman sudah memperdalam ilmu agama Islam. Saat itu ia belajar Al-Qur'an kepada Syekh Abdurrahman dan Syekh Muhammad Arsyad di Batukampar.
Dengan adanya makam kuno di kawasan Barus yang merupakan wilayah Emporium dan pusat perdagangan komoditi kapur barus yang di ekspor sampai ke Arab dan Persia menunjukkan bahwa di Tanah Barus terdapat jejak-jejak penyebaran agama Islam.
Penasaran dengan Makam Tinggi di Barus? Simak ulasannya yang dihimpun dari beberapa sumber berikut ini.
Makam Dengan 1000 Tangga
kebudayaan.kemdikbud.go.id ©2023 Merdeka.com
Sesuai dengan namanya, kompleks pemakaman ini terletak berada di atas bukit yang cukup tinggi. Bagi pengunjung yang ingin mencapai ke kompleks makan, diharuskan dengan berjalan kaki dan menaiki tangga yang berjumlah 708 anak tangga.
Saat ini, masyarakat sekitar telah membangun pos-pos peristirahatan bagi para pengunjung di setiap 150 anak tangga.
Melansir dari situs kebudayaan.kemdikbud.go.id, kompleks makam ini memiliki luas 40 meter X 15 meter, dengan pagar pembatas di sekelilingnya setinggi 160 cm.
Terdapat 7 Makam
direktoripariwisata.id ©2023 Merdeka.com
Masih dari sumber yang sama, di dalam kompleks makam ini terdapat 7 makam berupa batu nisan tanpa menggunakan Jirat Enam makam yang tergabung dalam satu kelompok.
Material yang digunakan pada makam-makan tersebut terbuat dari batu kali. Adapun makam yang bernisan besar berjumlah 3 buah, kemudian nisan kecil berjumlah 3 buah dan 1 makam lainnya terletak secara terpisah.
Salah satu makam itu memiliki nisan berbentuk segi empat yang pipih dan pada ujungnya berbentuk bulat. Pada bagian luar nisan terpadat kaligrafi Arab yang sudah mulai rusak.
Adapun ukuran nisan yang berkaligrafi Arab itu memiliki tinggi 144 cm, lebar 46 cm, dan tebal 13 cm. Panjang nisan dari bagian kepala hingga kaki mencapai 8,15 meter.
Makam Saudagar Arab
cagarbudaya.sumutprov.go.id ©2023 Merdeka.com
Salah satu dari makam yang ada dalam kompleks Makam Papan Tinggi itu salah satunya adalah makam Syekh Mahmud. Dia adalah seorang pendatang dari Yaman sekitar abad ke-7 dan juga saudagar dari Arab Persia yang menyebarkan Agama Islam pertama di Indonesia.
Syekh Mahmud sendiri disinyalir hendak melakukan pelayaran dari Yaman menuju ke Kerajaan Samudera Pasai di Aceh. Namun, saat berlayar kapal Syekh Mahmud tiba-tiba salah arah dan terdampar di Barus.
Pada saat itulah, Syekh Mahmud memutuskan untuk berdakwah dan menyebarkan Agama Islam di Barus. Tak hanya itu, dirinya pun juga menjadi pedagang dan berbisnis komoditas kapur barus yang begitu mahsyur di zaman itu.
Namun dalam proses penyebaran Agama Islam, Syekh Mahmud sempat ditentang oleh Kerajaan Barus dan diasingkan ke Aceh Singkil. Tetapi dia tetap menyebarkan Agama Islam selama di Aceh Singkil hingga paham Islam sudah tersebar di penjuru Nusantara.