Menilik Taman Hutan Raya Bukit Soeharto, Kisah Perjalanan Darat Presiden Kedua RI Balikpapan-Samarinda
Taman Hutan Raya yang identik dengan nama Presiden kedua RI ini memiliki sejarah panjang mulai dari digunakan oleh penjajah hingga perjalanan darat.
Pulau Kalimantan sebagian besar wilayahnya diselimuti oleh ratusan hingga ribuan hektare hutan-hutan yang dihuni oleh ragam jenis flora dan fauna yang unik. Tak sedikit juga negara membangun dan mengelola taman raya untuk wisata maupun rumah bagi hewan dan tumbuhan langka.
Namun, di wilayah ini terdapat taman hutan raya yang identik dengan nama Presiden RI kedua, yaitu Taman Hutan Raya Bukit Soeharto yang terletak di Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.
-
Di mana letak situs peninggalan Majapahit di Kalimantan Barat? Situs tersebut berada di tengah pemukiman penduduk dan hanya berjarak 300 meter dari tepi Sungai Pawan.
-
Bagaimana situs Bukit Kerang terbentuk? Sampah-sampah ini berupa kerang atau remis yang seiring berjalannya waktu terus menumpuk hingga membentuk bukit.
-
Di mana letak Situs Bukit Kerang? Situs Bukit Kerang yang berada di Desa Mesjid, Kecamatan Bendahara, Kabupaten Aceh Tamiang ini adalah salah satu jejak peninggalan manusia purba yang hidup sekitar ribuan tahun silam.
-
Dimana letak Taman Nasional Bukit Barisan Selatan? TNBBS membujur dari Bengkulu hingga Lampung dengan luas 355.511 hektare.
-
Di mana Bukit Santiong terletak? Obyek wisata yang terletak di Subang, Jawa Barat ini menawarkan panorama alam yang begitu menawan.
-
Di mana Taman Balai Kota Bandung terletak? Taman Balai Kota Bandung sendiri sering dianggap sebagai taman tertua di Kota Bandung. Bahkan, kehadirannya sudah lebih dulu ada sebelum Bandung menjadi gemeente alias Kotapraja.
Lahan seluas 61.850 hektare ini pernah ramai diperbincangkan di media lantaran akan menjadi kandidat lokasi Ibu Kota Negara (IKN) menggantikan Jakarta sehubungan dengan kunjungan Presiden Joko Widodo.
Keberadaan Taman Hutan Raya Bukit Soeharto ini tak lepas dari peristiwa sejarah yang cukup panjang. Konon dulunya kawasan tersebut pernah digunakan oleh tentara Jepang untuk tempat penyiksaan hingga perjalanan darat Presiden Soeharto dari Balikpapan ke Samarinda.
Sejarah Bukit Soeharto
Penamaan Bukit Soeharto memang tidak terlepas dari sejarah Presiden Kedua RI melakukan perjalanan darat dari Balikpapan ke Samarinda yang berjarak 120 km lalu melintasi bukit tersebut. Dengan kondisi infrastruktur jalan yang masih sangat buruk, tentunya momen Soeharto melewati jalanan tersebut terasa heroik.
Kemudian, Soeharto ingin menempatkan kawasan ini menjadi "etalase" keberhasilan negara dalam mengelola hutan tropis. Faktor ini didukung dengan letak kawasan yang mudah dijangkau sehingga dipilih menjadi etalase program konservasi.
Dalam eksistensinya, hutan ini kerap dikunjungi sejumlah tamu negara untuk melihat Indonesia dalam menjaga kelestarian lingkungan. Seperti halnya Menteri Kehutanan di era Orde Baru, yaitu Djamaludin Suryohadikusumo yang selalu membawa tamu negara ke Bukit Soeharto, salah satunya Ratu Beatrix dari Belanda.
- Mengenang Petisi 50, Surat Protes Kepada Presiden Soeharto yang Ditandatangani 50 Tokoh di Indonesia
- Pernah Terkenal di Masa Presiden Soeharto, Taman Wisata di Tengah Hutan Jati Blora Kini Terbengkalai
- Potret Lawas Presiden Soeharto Mendapat Pangkat Jenderal Besar Bintang 5, Didampingi Sosok Jenderal Bintang 4
- Menilik Rumah Fatmawati di Bengkulu, Jadi Saksi Bisu Kisah Percintaan Bersama Presiden Soekarno
Proyek Reboisasi
Mengutip berbagai sumber, kawasan Bukit Soeharto ini dulunya merupakan wilayah tambang-tambang batu bara yang cukup kaya. Tetapi pada tahun 1990-an, Soeharto menyuruh Departemen Kehutanan beserta pemegang Hak Pengelolaan Hutan (HPH) di Kaltim untuk melakukan reboisasi.
Proyek reboisasi ini berjalan cukup sukses namun lahannya jadi mudah terbakar. Pada saat musim kemarau panjang, kawasan hutan di Bukit Soeharto ini kerap kali terbakar dengan hebat.
Jauh sebelum digunakan untuk tambang dan proyek reboisasi, di era penjajahan kawasan ini pernah digunakan Tentara Jepang untuk menyiksa dan kompleks pemakaman Romusha atau warga Pribumi yang menjadi korban kerja paksa. Namun, sampai saat ini belum ada bukti konkrit terkait peristiwa tersebut.
Salah Satu Hutan Raya di Indonesia
Mengutip situs indonesia.go.id, Taman Hutan Raya Bukit Soeharto merupakan salah satu dari 28 Taman Hutan Raya yang ada di Indonesia. Memiliki curah hujan berkisar 2.000 mm sampai 2.500 mm per tahunnya dengan kondisi suhu antara 20 sampai 30 derajat.
Bukit Soeharto juga dihuni oleh beragam jenis fauna seperti orang utan, beruang madu, banteng, macan dahan, burung enggang dan lain sebagainya.
Sementara itu, ada berbagai jenis fauna yang hidup di hutan ini, mulai dari meranti, keruing, mahang, mengkungan, ara, medang, kapur, kayu tahan dan masih banyak lagi.
Kemudian lahan ini memang didominasi oleh pohon-pohon hasil reboisasi, yaitu ada akasia, sengon, johar, sungkai, hingga mahoni.
Kawasan Pelestarian Alam yang Gagal
Berdasarkan SK Menteri Kehutanan SK.577/Menhut-II/2009. telah ditetapkan sebagai hutan konservasi dengan status kawasan pelestarian alam. Dalam klasifikasi kawasan hutan, merujuk UU Kehutanan status hutan konservasi ialah berada pada posisi tertinggi, di mana status hutan lindung dan hutan produksi berada di bawahnya.
Namun pada kenyataannya kawasan ini justru tidak lebih baik pasca Orde Baru. Dalam perkembangannya hutan ini mengalami deforestasi dan degradasi hutan sebagai akibat maraknya kebakaran, perambahan dan pembalakan liar, serta pemanfaatan hutan ilegal.
Pada tahun 2006, kawasan ini sebagian besar didominasi oleh alang-alang dan semak belukar, kemudian beberapa wilayah juga digunakan untuk pemukiman, kebun, lahan terbuka, dan lain sebagainya.