Rumah Ong Boen Tjit, Peninggalan Saudagar Tionghoa di Palembang yang Kini Jadi Destinasi Wisata
Selain bangunan yang bernilai sejarah tinggi, rumah Ong Boen Tjit juga menjadi saksi bisu perkembangan Kota Palembang dari waktu ke waktu.
Sebuah bangunan peninggalan orang Tionhoa di Palembang ini dulunya adalah seorang pedagang kaya yang bergerak di bidang hasil bumi.
Rumah Ong Boen Tjit, Peninggalan Saudagar Tionghoa di Palembang yang Kini Jadi Destinasi Wisata
Rumah Baba Boen Tjit atau biasa dikenal dengan rumah Ong Boen Tjit adalah bangunan yang didirikan oleh seorang pedagang tersohor bernama Ong Eng Tuan. Ia merantau ke Palembang untuk berdagang rempah-rempah lalu memilih menetap di Palembang.
Bangunan yang berada di Lorong Saudagar Yucing, Kelurahan 3-4 Ulu ini konon sudah berusia kurang lebih 300 tahun. Sekarang, rumah Ong Boen Tjit sudah menjadi bagian dari wisata sejarah di Palembang. (Foto: Instagram/pasarbababoentjit)
-
Di mana Desa Wisata Huta Tinggi berada? Desa wisata yang satu ini bahkan berhasil meraih peringkat kelima dalam ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021 kategori Konten Kreatif.
-
Apa saja yang ditawarkan tempat wisata di Sumedang? Tempat wisata Sumedang akan memberikan pengalaman seru dan menarik selama liburan. Tempat wisata Sumedang ini sayang untuk dilewatkan.
-
Mengapa wisata Tebing Masigit dikatakan menantang? Wisata hammock Gunung Masigit terbilang menakutkan lantaran berada di atas ketinggian.
-
Apa saja objek wisata yang ditawarkan di Tulungagung? Tidak hanya dikenal dengan kekayaan budayanya saja, Tulungagung juga menjadi destinasi wisata yang menarik perhatian. Ya, kabupaten ini menawarkan pengalaman wisata yang beragam, memadukan keindahan alam, kearifan lokal, dan warisan sejarah.
-
Di mana Gedung Cerutu terletak di Kota Tua Surabaya? Mengutip Liputan6.com, ada dua bangunan cagar budaya di Kota Tua Surabaya kawasan Jalan Rajawali.Pertama, Gedung Cerutu.
-
Kapan Rumah Joglo Tanjung ditetapkan sebagai desa wisata? Mengutip situs Cagar Budaya Pemprov DIY, pada tahun 2001, Tanjung tetapkan sebagai desa wisata.
Selain bangunan yang bernilai sejarah tinggi, rumah Ong Boen Tjit juga menjadi saksi bisu perkembangan Kota Palembang dari waktu ke waktu. Meski berusia ratusan tahun, bangunan ini masih nampak kokoh dan masih terlihat ornamen Tiongkok.
Penasaran dengan keindahan rumah Ong Boen Tjit di Palembang? Simak rangkuman informasinya yang dihimpun merdeka.com (14/6) dari berbagai sumber berikut ini.
Dibangun Abad 17
Dihimpun dari berbagai sumber, rumah Ong Boen Tjit ini konon sudah dibangun sejak abad 17. Ada tiga area utama yang ada di dalam rumah ini, di antaranya ebagai tempat untuk menerima tamu, bagian tengah sebagai Altar Dewa, dan Altar Leluhur sebagai tempat ibadah.
Kemudian pada bagian belakangnya digunakan untuk tempat kediaman keluarga inti keturunan ke-6 dari Ong Boen Tjit. Proses pembangunan rumah ini juga berjalan lambat, artinya secara bertahap hingga menghabiskan waktu bertahun-tahun.
Berbentuk Rumah Kayu
Bahan untuk mendirikan rumah ini mayoritas menggunakan kayu yang hebatnya sampai sekarang tetap kokoh. Dari segi arsitekturnya, tampak jelas adanya percampuran budaya antara Tiongkok-Melayu-Palembang.
- Bangunan Bersejarah di Obyek Wisata Kaliurang Ini Terkenal Angker, Ini Kisah di Baliknya
- Rumah Adat Tertua Sejak Zaman Sriwijaya, Ini Fakta Menarik Rumah Rakit dari Palembang
- Begini Bentuk Rumah Orang Terkaya 400 Tahun Lalu, Kampung China Pertama Palembang
- Menengok Sejarah Masjid Agung Palembang, Warisan Peninggalan Kesultanan Palembang Darussalam Abad 18
Terlihat pula ukiran-ukiran Tiongkok yang dipadukan dengan budaya Melayu dan Palembang pada bagian dalam rumah tersebut. Untuk kayunya, barangnya diimpor langsung Tiongkok yang diangkut menggunakan kapal.
Tak hanya itu, ornamen-ornamen bergaya Tionghoa juga dibawa dari Tingkok, salah satunya ornamen ukiran 12 Shio yang diambil dari bahasa Mandarin yang mengandung banyak arti.
Destinasi Wisata
Kehadiran Rumah Ong Boen Tjit ini sudah menjadi bagian dari destinasi wisata sejarah di Palembang. Selain itu, perannya juga penting untuk menjadi media koneksi antara masa lalu dan masa kini.
Lebih dari sekadar peninggalan sejarah, rumah tersebut juga menjadi salah satu ikon dari Kota Pempek tersebut. Rumah ini bisa diakses melalui jalur darat maupun jalur sungai.