Sejarah Kaum Tsamud, Penyembah Berhala yang Diazab oleh Allah SWT
Kaum Tsamud adalah suatu masyarakat yang hidup setelah kaum Ad, yang juga disebutkan dalam Al-Qur'an.
Kaum Tsamud adalah suatu masyarakat yang hidup setelah kaum Ad, yang juga disebutkan dalam Al-Qur'an.
Sejarah Kaum Tsamud, Penyembah Berhala yang Diazab oleh Allah SWT
Kaum Tsamud adalah suatu masyarakat yang hidup setelah kaum Ad, yang juga disebutkan dalam Al-Qur'an.
Mereka diberikan nikmat dan kenikmatan oleh Allah, namun mereka memilih untuk berpaling dari ajaran Allah dan membangkang terhadap rasul-rasul yang diutus untuk membimbing mereka.
Nabi yang diutus untuk kaum Tsamud adalah Nabi Saleh. Nabi Saleh datang kepada kaum Tsamud dengan risalah tauhid dan kepatuhan kepada Allah.
-
Di mana Kaum Tsamud tinggal? Kaum Tsamud adalah sebuah kaum yang diutus Nabi Saleh dan mengalami azab dari Allah SWT. Mereka merupakan keturunan dari Kaum Nuh dan hidup di daerah Hijjāz, di Arab Saudi sekarang ini.
-
Apa azab yang diterima oleh Kaum Tsamud? Gempa yang Menimpa Kaum Tsamud Gempa menimpa Kaum Tsamud terjadi di wilayah Madain Saleh, Arab Saudi. Kaum Tsamud dikenal karena mereka durhaka kepada Allah dan Nabi Shaleh yang diutus untuk memberi peringatan kepada mereka.Penyebab terjadinya gempa tersebut terkait dengan sikap durhaka mereka.
-
Kapan gempa bumi yang menghancurkan Kaum Tsamud terjadi? Gempa yang Menimpa Kaum Tsamud Gempa menimpa Kaum Tsamud terjadi di wilayah Madain Saleh, Arab Saudi.
-
Apa yang dimaksud dengan tayamum? Tayamum adalah praktik bersuci dari hadas besar maupun kecil dengan mengusap wajah dan tangan menggunakan debu, tanah atau permukaan bumi lainnya yang bersih dan suci.
-
Siapa yang memimpin kaum Tsamud? Nabi Saleh AS Petunjuk dari Allah SWT Nabi Saleh AS adalah salah satu Nabi yang diutus oleh Allah SWT untuk memberikan petunjuk kepada Kaum Tsamud yang hidup dalam kekufuran dan kejahatan.
-
Apa itu tayamum? Tayamum adalah salah satu cara pengganti wudhu atau mandi wajib ketika air tidak tersedia atau ada hambatan untuk menggunakannya.
Allah juga memberikan mukjizat kepada Nabi Saleh untuk membuktikan kebenaran risalahnya.
Salah satu mukjizat yang paling terkenal adalah kemunculan unta betina dari bebatuan yang dipecahkan oleh Nabi Saleh. Allah memerintahkan agar unta tersebut dibagikan secara adil di antara mereka sebagai bukti kekuasaan-Nya.
Meskipun menerima mukjizat tersebut, sebagian kaum Tsamud tetap menolak kebenaran dan tunduk kepada petunjuk Allah.
Kehidupan Nabi Saleh
Saleh adalah seorang tokoh dalam Al-Qur'an, yakni seorang rasul yang diutus Allah swt kepada kaum Tsamūd. Nama Nabi Shaleh disebutkan sembilan kali dalam Al-Qur'an.
Kisahnya dan kaum Tsamud disebutkan dalam surah Al-A'raf (7): 73-79, Hud (11): 61-68, Al-Hijr (15): 80-84, Al-Isra' (17): 59, Asy-Syu'ara' (26): 141-159, An-Naml (27): 45-53, Fushshilat (41): 17-18, Al-Qamar (54): 23-32, dan Asy-Syams (91): 11-15.
Sebagian ulama menyebutkan bahwa silsilah Nabi Shaleh adalah Shaleh bin Ubaid bin Masih bin Ubaid bin Hadir bin Tsamud bin Atsir bin Aram/Iram bin Sem/Sam bin Nuh. Menurut pendapat yang masyhur, Shaleh diutus sebelum masa Ibrahim, meski sebagian ulama menyatakan setelahnya.
Nabi Saleh diutus pada saudara sekaumnya sesama keturunan Tsamud yang berkuasa setelah kehancuran kaum 'Ad awal. Sebagaimana para nabi lain dalam Al-Qur'an, kisah Shaleh juga sangat menekankan pesan keesaan Allah.
"Dan kepada kaum Ṡamūd (Kami utus) saudara mereka Saleh. Dia berkata, "Wahai kaumku! Sembahlah Allah! Tidak ada tuhan (sembahan) bagimu selain Dia. Sesungguhnya telah datang kepadamu bukti yang nyata dari Tuhanmu. Ini (seekor) Unta betina dari Allah sebagai tanda untukmu. Biarkanlah ia makan di bumi Allah, janganlah disakiti, nanti akibatnya kamu akan mendapatkan siksaan yang pedih."
— Qur'an Al-A'raf:73
Mendengar seruan yang telah dikumandangkan oleh Nabi Saleh A.S, para kaum Tsamud malah marah dan menjawab,
"Hai Saleh, sesungguhnya kamu sebelum ini adalah seorang di antara kami yang kami harapkan. Apakah kamu melarang kami untuk menyembah apa yang disembah oleh bapak-bapak kami? Sesungguhnya, kami ragu dan khawatir terhadap agama yang kamu serukan kepada kami,." (QS Hud ayat 62).
Dengan adanya respons tersebut, sekelompok kecil dari kaum Tsamud memang telah menerima ajaran Nabi Saleh, namun sebagian besar orang-orang kaya dan berkedudukan tinggi tetap bersikeras menolak. Mereka menganggap ucapan Nabi Saleh hanyalah kosong belaka.
Kaum Tsamud Menentang Seruan Nabi Saleh
Saleh menyeru kaum Tsamud agar menyembah Allah semata dan bertakwa kepada-Nya. Dia juga menegaskan tidak meminta imbalan pada mereka atas dakwahnya.
Saleh sebenarnya merupakan salah satu orang yang dihormati di kalangan kaum Tsamud dan diharapkan menjadi penerus tradisi mereka.
Namun para pemuka kaum Tsamud kecewa setelah Saleh menyeru agar mengesakan Allah dan mengharuskan untuk meninggalkan sesembahan yang sudah menjadi bagian adat mereka secara turun-temurun.
Sebagian dari kaum Tsamud ada yang beriman kepada Saleh, sedangkan sebagian yang lain tidak menaatinya, bahkan menentangnya, sehingga kaum Tsamud terbelah menjadi dua kelompok yang saling bermusuhan. Pemimpin dari pengikut Shaleh adalah Junda' bin Amru bin Mahlah bin Lubaid bin Jawwas dan dia merupakan salah satu pemuka kaum Tsamud.
Beberapa tokoh lain juga berkeinginan untuk mengikuti Shaleh, tetapi Dzu'ab bin Amru bin Lubaid Al-Habbab dan Rabbab bin Sha'r bin Julmas yang merupakan pemuka kaum Tsamud penentang Saleh menghalang-halangi niatan mereka. Saleh juga mengajak sepupunya, Junda' bin Syihab, agar mengikuti ajarannya, tetapi Dzu'ab dan Rabbab mencegahnya.
Oleh para penentangnya, Saleh kemudian dituduh sebagai orang yang terkena sihir. Mereka juga tidak menerima bila utusan Allah hanyalah manusia biasa seperti mereka, sehingga Saleh dianggap pendusta dan orang yang sombong.
Doa Nabi Saleh untuk Kaum Tsamud
Nabi Saleh memohon kepada Allah untuk memberikannya suatu mukjizat agar kaum Tsamud percaya kepadanya.
Allah memerintahkan Nabi Saleh untuk memukulkan tangannya ke atas permukaan batu yang ada di depannya. Lalu muncullah seekor unta betina yang sangat besar dan gemuk dari Allah.
Setelah diturunkannya mukjizat tersebut, Nabi Saleh berkata :
"Hai kaumku, inilah unta betina dari Allah sebagai mukjizat (yang menunjukkan) kebenaran untukmu, sebab itu biarlah dia makan di bumi Allah, dan janganlah kamu mengganggunya dengan gangguan apapun yang akan menyebabkan kamu ditimpa azab yang dekat." (QS Hud ayat 64).
Para kaum Tsamud melihat peristiwa tersebut langsung terperanjat. Sebagian mengakui akan kenabiannya. Namun, kebanyakan dari mereka masih menganggap yang dilakukan Nabi Saleh adalah permainan sihir untuk mengelabui mereka.
Nabi Saleh berpesan kepada kaumnya untuk tidak mengganggu unta betina tersebut. Dia mengizinkan kaumnya untuk bergantian memerah dan meminum susu unta ajaib tersebut.
Namun, keberadaan unta ajaib tersebut membuat khawatir beberapa kaum Tsamud yang menentang ajaran Nabi Saleh. Karena unta betina tersebut meminum banyak air di sumber air kaum Tsamud.
Selain itu, banyak ternak kaum Tsamud yang kekurangan air. Hal itulah yang menjadi dasar kaum Tsamud untuk melakukan rencana jahat, yakni membunuh unta betina tersebut.
Suatu hari, dua pemuda kaum Tsamud yang bernama Mushadda bin Muharrij dan Gudar bin Salif berhasil membunuh unta betina tersebut dengan cara mengawasi unta saat akan minum. Dengan cepat Mushadda memanah betis betina tersebut dan Gudar menikam pedangnya di perut unta tersebut.
Melihat unta yang telah dibunuh oleh kaum Tsamud membuat Nabi Saleh bersedih. Lalu, Dia mengatakan bahwa akan datang azab bagi kaum Tsamud yang tidak kembali ke jalan yang benar.
Kaum Tsamud Diazab oleh Allah SWT
Tanda-tanda kaum Tsamud diazab oleh Allah adalah pada hari pertama, saat terbangun mereka akan menemui wajah mereka menjadi kuning.
Pada hari kedua, wajah mereka akan berubah menjadi merah. Dan pada hari ketiga, wajah mereka akan berubah menjadi hitam. Pada hari keempat, turunlah azab Allah.
Sebelum hari turunnya azab Allah, Nabi Saleh serta para pengikutnya pergi meninggalkan daerah tersebut. Mendengar ancaman dari Nabi Saleh kaum Tsamud berencana akan membunuh Nabi Saleh.
Ketika mereka akan membunuh Nabi Saleh tiba-tiba muncullah petir yang menggelegar dan gempa bumi yang sangat sangat dahsyat. Tiba-tiba batu-batu besar yang tidak diketahui dari mana datangnya menimpa kepala mereka.
Saleh dan kaum Tsamud yang beriman selamat dari kejadian tersebut. Al-Qur'an sendiri tidak menjelaskan kehidupan Shaleh setelahnya. Ada yang mengatakan bahwa dia dan pengikutnya pindah ke daerah Ramlah di kawasan Palestina. Pendapat lain menyatakan bahwa mereka pindah ke Al-Haram Makkah.
Hikmah di Balik Kisah Nabi Saleh AS
Nabi Saleh AS melakukan perjalanan dakwah ke Al-Hijr untuk menyampaikan ajaran tauhid kepada Kaum Tsamud. Kaum Tsamud merupakan masyarakat yang sangat mahir dalam bercocok tanam, menggunakan hasil tanaman, serta memiliki kemampuan dalam arsitektur dan merawat ternak.
Mereka hidup di daerah yang tandus dan gersang namun mampu mengelola lahan pertanian dengan baik.
Kaum Tsamud terkenal dengan pahatan-pahatan dan bangunan megah mereka yang menjadi penanda kekuatan arsitektur mereka.
Bangunan-bangunan ini mencerminkan kekayaan dan keunggulan mereka dalam membangun tempat tinggal yang kuat dan kokoh.
Namun, sayangnya keunggulan mereka dalam hal ini tidak diimbangi dengan ketundukan kepada ajaran Allah SWT yang dibawa oleh Nabi Saleh AS.
Namun, meskipun memiliki keahlian dalam berbagai bidang, Kaum Tsamud gagal untuk merespons dakwah Nabi Saleh dengan baik.
Mereka menolak untuk mengikuti ajaran Nabi Saleh AS dan akhirnya mengalami kehancuran sebagai akibat dari perbuatan mereka yang melanggar ketentuan Allah SWT.
Kisah ini mengajarkan pentingnya kesetiaan kepada ajaran agama dan kepatuhan kepada Allah SWT.