Sosok Guru Somalaing Pardede, Panglima Perang Sisingamangaraja XII yang Terkuat
Pria panglima perang ini dianggap penjajah Belanda sangat berbahaya dan kuat dibandingkan dengan pemimpinnya sendiri.
Pria panglima perang ini dianggap penjajah Belanda sangat berbahaya dan kuat dibandingkan dengan pemimpinnya sendiri.
Sosok Guru Somalaing Pardede, Panglima Perang Sisingamangaraja XII yang Terkuat
Sisingamangaraja XII merupakan salah satu tokoh besar dari Batak yang begitu gigih melakukan perlawanan terhadap Belanda hingga puluhan tahun. Namun, di balik kekuatan pasukan perang miliknya tak lepas dari seorang panglima yang hebat dan kuat bernama Guru Somalaing Pardede. (Foto: togapardede.wordpress.com) Beliau merupakan panglima yang dianggap penjajah Belanda paling ditakuti dan salah satu yang terkuat. Guru Somalaing juga terus mendorong Sisingamangaraja XII untuk terus menggelorakan perlawanan terhadap Belanda.
Lahir di Desa Lumban Jabi-Jabi, Balige Raja pada tahun 1832, ia merupakan keturunan dari Toga Laut Pardede. Semasa hidupnya, Guru Somalaing sudah terlibat dalam Perang Batak dan ikut berjuang di era kepemimpinan Sisingamangaraja XI.
Memecah Belah
Ketika Belanda sudah mulai memasuki Tanah Batak, mereka pun melancarkan paham yang memicu terjadinya pecah belah antar sesama. Hal ini mengakibatkan terjadinya amarah yang begitu besar terhadap para tokoh-tokoh Batak, salah satunya Guru Somalaing.
-
Apa yang dilakukan Sisingamangaraja XII untuk melawan Belanda? Sisingamangaraja XII menjadi sosok yang berjuang melawan penjajah Belanda. Dia memimpin perlawanan bersenjata melawan Belanda untuk mempertahankan wilayah dan kebudayaan Batak. Perlawanannya menjadi simbol perlawanan rakyat Batak terhadap kolonialisme Belanda.
-
Bagaimana cara Soeratin menentang kolonialisme Belanda? Soeratin dan rekan-rekannya ingin mengimplementasikan amanat Kongres Pemuda II 28 Oktober 1928 (Sumpah Pemuda). Dia sendiri punya keinginan menyemai nasionalisme di kalangan pemuda melalui sepak bola. Hal ini sekaligus menjadi bentuk menentang kolonialisme Belanda.
-
Siapa sosok pahlawan dari Tanah Batak yang berjuang melawan kolonialisme Belanda? Sosok pahlawan dari Tanah Batak yang begitu berjasa melawan kolonialisme Belanda yang sudah mulai dilupakan. Masa kolonialisme Belanda begitu banyak melahirkan pahlawan-pahlawan yang tak gentar membela tanah kelahirannya sekaligus Bangsa Indonesia.
-
Siapa Sisingamangaraja XII? Sisingamangaraja XII, juga dikenal sebagai Raja Tuan Marhajan Siregar, adalah seorang pahlawan dari Tanah Batak yang memimpin perlawanan sengit melawan invasi militer Belanda pada abad ke-19.
-
Siapa yang meneliti sejarah Sidoarjo? Mengutip artikel berjudul Di Balik Nama Sidoarjo karya Nur Indah Safira (Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo, 2000), Kabupaten Sidoarjo terkenal dengan sebutan Kota Delta yang merujuk pada sejarah daerah ini yang dulunya dikelilingi lautan.
-
Siapa yang menceritakan tentang masa penjajahan Belanda di Kampung Gantungan Sirah? Wardiman, salah seorang warga Kampung Gantungan Sirah, mengatakan bahwa kini nama kampung itu sudah diganti dengan nama “Gunung Sari”. Ia mengatakan, saat masih bernama “Gantungan Sirah”, di kampung itu sering terjadi warga yang bunuh diri dengan cara gantung diri. Wardiman bercerita, waktu zaman penjajahan Belanda, lokasi kampung itu digunakan sebagai tempat para tentara Belanda melakukan kekerasan terhadap warga pribumi. Mereka melakukan eksekusi terhadap para warga dengan digantung kepalanya.
Pada tahun 1863, Guru Somalaing beserta pasukannya mulai melakukan serangan terhadap Belanda mulai dari Humbang sampai Toba. Peperangan sengit pun tidak terhindarkan.
Setahun kemudian, setelah era kepemimpinan Sisingamangaraja XI hilang karena meninggal dunia, akhirnya kursi tersebut digantikan oleh Patuan Bosar Sinambela atau Sisingamangaraja XII pada tahun 1864.
Bikin Belanda Kewalahan
Setelah pergantian kepemimpinan serta penataan pemerintahan, usaha-usaha milik Belanda yang berdiri di Tanah Batak juga semakin berkembang pesat. Akan tetapi, dengan berkembangnya usaha mereka justru semakin menekan warga pribumi.
Lantas, amarah Guru Somalaing pun semakin memuncak. Perang tidak terhindarkan di Balige yang membuat tentara Belanda begitu kewalahan dan melarikan diri.
Belanda yang sempat memberikan surat damai kepada Sisingamangaraja XII rupanya ditolak mentah-mentah. Hal tersebut mengakibatkan pihak Belanda tersinggung. Mereka memutuskan untuk mengirim pasukan dari Aceh untuk menyerang Tanah Batak bagi siapa saja yang tidak tunduk kepada mereka.
Akhirnya, pada Juni 1865, terjadilah perang sengit di Desa Silangit. Mereka akhirnya dipukul mundur dan mengakui kekalahan.
Tolak Penawaran
Kegigihan Guru Somalaing untuk melawan Belanda tidak sampai situ saja. Ia juga sempat ditawarkan kenaikan pangkat namun menolaknya karena jika menerima maka merupakan sebuah tindakan pengkhianatan.
Belanda pun menggunakan cara lain, yaitu mengadu domba para tokoh-tokoh Batak, termasuk adik kandung Guru Somalaing sendiri. Tak hanya itu, para keturunan Toga Laut juga turut dihabisi oleh Belanda.
Guru Somalaing juga sempat berhasil ditangkap Belanda dan diasingkan ke Pulau Jawa. Semangat juang dalam dirinya masih menggelora ketika sudah ditangkap, ia berpesan kepada pemuda Batak untuk terus melakukan perlawanan kepada Belanda.
- Sosok Pak Satpam ini Jadi Pahlawan Seorang Pria Diserang Anjing, Korban Sampai Nemplok Digemblok Bak Anak Kecil
- Sosok Pong Tiku, Pemimpin Asal Bugis yang Melawan Kolonial Belanda Terlama di Sulawesi Selatan
- Sosok Nyi Mas Gamparan, Panglima Muslimah Asal Serang yang Tolak Keberadaan Belanda di Banten
- Ketum Kaesang Minta PSI Bengkulu Menangkan Prabowo-Gibran Satu Putaran
Meski tidak diketahui pasti meninggalnya Guru Somalaing Pardede, namun semangat juang dalam mempertahankan tanah leluhurnya patut diapresiasi dan bisa menjadi contoh bagi generasi yang akan datang.