Sosok Teuku Iskandar, Pencatat Peradaban Aceh dan Melayu Pencipta Kamus Dewan
Iskandar adalah seorang guru besar, kritikus sastra, dan juga leksikografer yang menempuh pendidikan di Universitas Leiden.
Provinsi Aceh melahirkan banyak ulama besar yang tersohor di masanya. Tak hanya itu, sejumlah tokoh asal Aceh juga turut menciptakan berbagai macam karya sastra. Sayangnya banyak di antaranya yang berantakan lantaran Aceh mengalami perang berkepanjangan melawan penjajah Belanda dan kitab-kitab karya mereka banyak yang tidak terekam dengan baik.
Agar seluruh kitab karya milik ulama Aceh ini terkumpul dengan baik, tentunya perlu sosok yang mampu menyusun secara periodik dan runtut sesuai dengan peristiwa yang terjadi pada saat itu. Salah satu putra Aceh pun tergerak untuk ambil peran dalam mengumpulkan kitab-kitab tersebut, ia adalah Teuku Iskandar.
-
Siapa yang bisa terinspirasi dengan membaca pantun Aceh lucu? Dengan meresapi kata-kata yang cerdas dan penuh imajinasi, pembaca dapat terinspirasi untuk menciptakan karya-karya sendiri atau bahkan mengembangkan bakat sastra mereka.
-
Apa saja contoh kata-kata sastra Indonesia yang puitis dan bijak? 1. "Hidup ini bagaikan sebuah buku, jangan terpaku pada halaman yang sudah lewat, lihatlah ke depan dengan semangat."2. "Bunga tak perlu membandingkan dirinya dengan bunga lain, karena setiap bunga memiliki keindahan yang unik."3. "Keluh kesah adalah titipan waktu, terimalah dan biarkan ia berlalu."4. "Cinta seperti angin, sulit untuk dilihat namun mudah untuk dirasakan."5. "Kegagalan adalah kunci kesuksesan yang tersembunyi, jangan takut untuk mencobanya." 6. "Saat hujan turun, biarkan air mata mengalir dan bersihkan hati dari duka."7. "Setiap langkah yang diambil membawa kita lebih dekat pada impian yang diinginkan."8. "Kata-kata baik adalah seperti embun yang mampu menyegarkan hati yang tengah panas."9. "Jika malam datang, biarkan bintang-bintang menjadi pengingat bahwa cahaya selalu ada di kegelapan."10. "Rindu adalah cinta yang tengah menunggu, jangan biarkan ia menyakiti hati." 11. "Ketulusan adalah kunci dari setiap hubungan yang abadi."12. "Jangan takut untuk tumbuh, karena setiap pohon besar dulunya adalah biji kecil yang tumbuh."13. "Mimpi adalah bunga dari hati yang ingin mekar, jangan biarkan ia layu tanpa usaha."14. "Kesendirian adalah waktu yang tepat untuk menemukan diri sendiri."15. "Cinta sejati adalah cinta yang mampu bertahan meski banyak cobaan datang." Kata-Kata Sastra Puitis 16. "Jangan biarkan luka masa lalu menghalangi langkah menuju masa depan yang cerah."17. "Kesabaran adalah kuncinya, semua akan indah pada waktunya."18. "Kesenangan adalah bagian dari hidup, namun jangan biarkan ia menjadikan kita terlena dalam kenyamanan."19. "Ketakutan adalah bayangan dari diri kita sendiri, berani hadapi dan biarkan cahaya hati menerangi kegelapan itu."20. "Bahagia adalah pilihan, buatlah pilihan yang tepat untuk dirimu sendiri." 21. "Kesuksesan adalah hasil dari kesabaran dan kerja keras yang tak pernah kenal lelah."22. "Cinta adalah perjalanan yang panjang, jangan biarkan ia berakhir sebelum sampai pada tujuannya."23. "Rahasia kesuksesan adalah terus bergerak maju meski banyak batu sandungan di jalan."24. "Dunia ini seperti panggung, kita adalah pemainnya yang harus tampil dengan penuh peran."25. "Perjalanan hidup adalah hal yang tak pernah berhenti, nikmati setiap detiknya dengan sungguh-sungguh." 26. "Bersyukur adalah kunci yang membuka pintu kebahagiaan sejati."27. "Dalam setiap kesulitan, terdapat peluang untuk tumbuh dan berkembang."28. "Mimpi adalah permulaan dari segala hal yang mungkin."29. "Kekecewaan adalah bahan bakar untuk menjadi lebih kuat dan bijaksana."30. "Hidup adalah petualangan yang menunggu untuk dijelajahi, jangan biarkan kesempatan itu terlewat begitu saja." Kata-Kata Sastra Bijak 31. "Aku adalah sinar silau panasmu dan bayang-bayang hangat mentarimu, bumi pasrah langitmu". - Gus Mus, Sajak Cinta32. "Wahai, rembulan yang pudar. Jenguklah kekasihku! Ia tidur sendirian, hanya berteman hatinya yang rindu". - W.S. Rendra, Permintaan33. "Aku ingin mencintaimu dengan sederhana. Dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu". - Sapardi Djoko Damono, Aku Ingin34. "Kenapa tisu bermanfaat, karena cinta tak pernah kemarau". - Sujiwo Tejo 35. "Malam Minggu. Hatiku ketar-ketir. Ku tak tahu apakah demokrasi dapat mengantarku ke pelukanmu dengan cara saksama dan dalam tempo sesingkat-singkatnya". - Joko Pinurbo, Malam Rindu36. "Bahwa yang selain bunga pun harus mekar tanpa menunggu musim panas yang segar". - D. Zawawi Imron, Refrein Den Haag Sore37. "Apakah yang telah memautkan kita selain kata. Seperti darah ketika luka mengungkapnya". - Iswadi Pratama38. "Hujan kali ini bagai kata-kata cinta, yang mesra diucapkan Tuhan, dan kita khusuk menunduk mendengarnya". - Arifin C. Noer 39. "Asal mula adalah kata. Jagat tersusun dari kata. Di balik itu hanya ruang kosong dan angin pagi". - Subagio Sastriwardoyo 40. "Cinta itu saling menyukai, bukan saling melukai". - Sujiwo Tejo
-
Siapa yang dikenal sebagai tokoh intelektual, pendidik, penulis, dan tokoh pergerakan asal Minangkabau? Seorang tokoh intelektual, pendidik, penulis, dan tokoh pergerakan asal Minangkabau ini hidup di masa Hindia Belanda dan Orde Lama. Sosok Ibrahim Marah Sutan, Kaum Intelek Masa Hindia Belanda Asal Padang Pariaman Setiap daerah tentu memiliki sosok atau tokoh intelektual yang cukup berpengaruh bagi kehidupan sosial masyarakat. Sama halnya dengan salah satu sosok kaum intelektual asal Padang yang satu ini bernama Ibrahim Marah Sutan.Ia dikenal sebagai sosok intelektual, tokoh pendidik, penulis, hingga tokoh pergerakan awal kemerdekaan Indonesia di masa Hindia Belanda maupun Orde Lama. (Foto: Wikipedia)
-
Apa itu inspirasi? Inspirasi adalah tindakan atau kekuatan untuk melatih pengaruh yang mengangkat atau menstimulasi kecerdasan atau emosi.
-
Siapa yang menginspirasi dengan kisahnya? Perempuan 22 tahun itu baru saja mengikuti program Singapore-Indonesia Youth Leaders Exhange Program (SIYLEP). Dia didapuk menjadi Duta Pemuda Indonesia 2023 dan mewakili Provinsi Banten di Program Pertukaran Pemuda Antar Negara (PPAN) yang diselenggarakan oleh Kemenpora RI. Kisahnya turut menginspirasi. Banten provinsi wisata dan budaya Disampaikan Sheila, dirinya bersama 34 perwakilan dari berbagai daerah di Indonesia lainnya bertandang ke Singapura selama lima hari.SIEYLAP sendiri mengusung tema pariwisata yang dikenalkan secara maksimal oleh dirinya. "Sekaligus memperkenalkan tentang Banten dan mengenalkan potensi wisata Banten kepada delegasi Singapura.
-
Mengapa Chatib Sulaiman dianggap sosok inspiratif? Melalui kebiasannya itulah memicu pola pikir untuk semakin memajukan masyarakat di era gempuran kolonial Belanda.
Iskandar adalah seorang guru besar, kritikus sastra, dan juga leksikografer yang menempuh pendidikan di Universitas Leiden. Bukan hanya mengumpulkan kitab-kitab miliki ulama tersohor Aceh, ia juga terjun sebagai sastrawan yang turut melahirkan berbagai macam karya yang hebat.
Profil Singkat
Prof. Dr. Teuku Iskandar lahir di Trienggadeng, Pidie Jaya, Aceh pada 14 Oktober 1924. Ia merupakan keturunan dari Uleebalang yang begitu bersemangat untuk menempuh pendidikan di Universitas Leiden. Tidak diketahui pasti riwayat pendidikan formalnya, tetapi Iskandar lulus dari Universitas Leiden pada tahun 1950.
Pada tahun 1955 ia meraih gelar doktor dengan disertasinya yang kemudian diterbitkan menjadi buku berjudul De Hikajat Atjeh. Pemilihan judul ini tak lepas dari dirinya yang menjadi bagian generasi pertama Aceh yang bersekolah di Universitas Leiden. Semenjak pendidikan, ia sangat jatuh cinta dengan kebudayaan Aceh.
Kembali ke Aceh
Pada tahun 1960-an, Teuku Iskandar diminta untuk kembali ke Tanah Air oleh Soekarno dan beberapa tokoh pendidikan di Aceh. Ia dimintai langsung oleh Soekarno untuk mendirikan universitas di sana yang kemudian diberi nama Universitas Syiah Kuala dan sempat menjadi Dekan Fakultas Ekonomi.
Di samping itu, ia juga masih memperdalam sastra dan kebudayaan Melayu yang membawa dirinya sampai ke Malaysia. Selama 13 tahun ia bekerja di sana sebagai tenaga pengajar dan bekerja di Dewan Bahasa dan Pustaka.
- Sosok Ibrahim Marah Sutan, Kaum Intelek Masa Hindia Belanda Asal Padang Pariaman
- Mengenal Sosok Abah Guru Sekumpul, Ulama Karismatik Asal Kalimantan Selatan
- Bareskrim Periksa Sihol Situngkir Tersangka TPPO Magang di Jerman Hari Ini
- Sosok Teungku Chik Pante Kulu, Ulama Besar Aceh Penulis Karya Sastra Hikayat Prang Sabi
Dari sinilah ia berhasil melahirkan karya Kamus Dewan yang terbit pertama kali pada tahun 1970 silam. Iskandar juga sempat diminta untuk mengajar di Universitas Brunei Darussalam dan mendapatkan gelar profesor.
Mengajar di Universitas Leiden
Seperti yang dikutip dari kebudayaan.kemdikbud.go.id, Teuku Iskandar mengajar Universitas Leiden serta menetap di Belanda. Di sana ia menjadi guru besar untuk bidang Sastra Aceh dan Melayu serta memberikan kelas khusus untuk Bahasa Aceh.
Selama di Belanda, Iskandar turut merilis beberapa karyanya seperti Catalogue of Acehnese Manuscripts yang disusun bersama Voorhoeve, dua jilid besar Catalogue of Malay, Minangkabau and South Sumatra, dan sebagainya. Ia juga menekuni manuskrip kesusastraan klasik dan pekerjaan ini tidak semua orang bisa melakukannya. Tentunya butuh keahlian khusus dan juga konsentrasi.
Beberapa buku-buku miliknya juga berisikan berbagai macam catatan dari arsip sejarah Aceh dan Melayu dalam rentang abad 16 sampai 18.
Semua yang ia lakukan ini adalah sebagai bentuk rasa cintanya terhadap kebudayaan Aceh dan juga Melayu. Ia selalu menekuni dunia yang ia sukai sampai akhirnya membawa dirinya menjadi seorang yang kaya akan ilmu.
Menyukai Arsitektur
Tidak hanya di bidang sastra, Teuku Iskandar juga bergairah di bidang arsitektur. Kediamannya yang berada di Jakarta didesain oleh dirinya sendiri. Selain itu dia juga membangun rumah peristirahatan dengan kebun bergaya English Garden di Bogor.
Sementara itu, rumahnya di Belanda juga terdapat perapian yang didesain sendiri. Bahannya terbuat dari kayu bekas jembatan berusia ratusan tahun dengan sentuhan dekorasi ala Aceh. Iskandar mengembuskan nafas terakhirnya di Leiden, Belanda pada 5 September 2012.