Srikandi Asal Aceh Ini Jadi Panglima Perang Lawan Penjajah Belanda, Penerus Perjuangan Cut Nyak Dien
Sosok srikandi asal Aceh menjadi panglima perang menggantikan Cut Nyak Dien saat melawan Belanda.
Sosok pahlawan perempuan asal Aceh satu ini begitu gigih melawan penjajahan Belanda dan menjabat sebagai panglima perang.
Srikandi Asal Aceh Ini Jadi Panglima Perang Lawan Penjajah Belanda, Penerus Perjuangan Cut Nyak Dien
Namanya Pocut Baren, seorang pahlawan sekaligus panglima perang yang begitu gigih dalam melawan penjajahan Belanda di Aceh. Selain menjadi panglima, srikandi yang satu ini rupanya juga seorang ulama wanita.
Di tanah Aceh, Pocut Baren begitu terkenal hingga memiliki pengikut setia yang ikut membantu dirinya dalam pertempuran melawan Belanda. Selama perjuangannya, Pocut Baren ikut dalam pasukan yang dipimpin Cut Nyak Dien dan menggantikan posisinya saat berada di medan perang.
-
Kapan Purnawarman meninggal? Purnawarman meninggal tahun 434 M.
-
Kenapa Acha Septriasa potong rambut pendek? Jadi aku memang dalam film ini bulan April tahun ini potong rambut pendek, kayaknya pixy cut gitu atau short bob dan itu permintaan sutradara aku.
-
Minuman pahlawan itu apa? Minuman Pahlawan MPLS Tebak-tebakan dalam event MPLS penuh dengan ide yang unik dan kreatif. Salah satunya, para siswa baru disuruh untuk mencari tahu apa yang dimaksud dengan minuman pahlawan oleh panitia.Jika hanya mendengarnya sekilas, Anda pasti akan bertanya-tanya dan sedikit bingung dengan apa yang dimaksud dengan minuman pahlawan itu.Ternyata, jawaban dari tebak-tebakan minuman pahlawan MPLS adalah susu kotak Ultra Milk!
-
Siapa Pratama Arhan? Lemparannya Nyaris Jadi Goal, Simak Deretan Fakta Pratama Arhan Siapa Pratama Arhan? Lemparan dalam nyaris jadi goal Pertandingan Indonesia vs Argentina yang digelar kemarin (19/6) membawa nama Pratama Arhan jadi sorotan.
-
Kapan Dewi Khotijah dibunuh? Saat ia sedang salat, para punggawa kerajaan menyerangnya dengan tombak dan keris.
-
Kapan wabah Kolera menyerang Aceh? Aceh menjadi salah satu daerah yang terkena wabah virus pada saat Agresi Militer Belanda II.
Lahir di Kalangan Uleebalang
Mengutip berbagai sumber, Pocut Baren lahir di Kabupaten Aceh Barat tahun 1880. Ayahnya bernama Teuku Cut Anmat Tungkop, seorang Uleebalang sebuah daerah di Kecamatan Sungai Mas, Kabupaten Aceh Barat.
Beranjak dewasa, Pocut Baren menikah dengan Keujruen yang menjadi Uleebalang Gume. Sang suami meninggalkan Pocut Baren untuk selamanya ketika berperang melawan Belanda.
Rasa duka yang menyelimutinya justru menjadi bahan bakar penyemangat untuk terus bergerilya dan berperang melawan Belanda. Uniknya, Pocut Baren selalu dikawal oleh puluhan pria. Kemana ia pergi, selalu membawa pedang tajam (Peudeung) atau sejenis kelewang.
Tak Pernah Absen Melawan Belanda
Pocut Baren sudah berperang dengan kolonial Belanda sejak 1903. Sedari muda, ia sudah terjun di medan perang demi mempertahankan tanah Aceh. Tak heran dirinya begitu familier dan andal dalam seni berperang.
Kontribusi Pocut Baren tak sampai situ, dirinya juga ikut berperang bersama pasukan yang dipimpin oleh Cut Nyak Dien. Pada 1905, Pocut Baren pernah memimpin pasukan perang menggantikan Cut Nyak Dien yang ditangkap oleh pihak Belanda.
Akibat serangan tinggi, Pocut Baren terdesak sampai ke hutan yang memaksanya untuk menetap di sebuah gua di Gunung Mancang. Keberadaannya pun akhirnya ketahuan oleh pihak Belanda. Ia sempat melawan tetapi kakinya terkena peluru panas dan pasukannya tewas.
- Potret Rumah Singgah Cut Nyak Dhien di Sumedang, Begini Kondisi Kamarnya Banyak Misteri
- Digelar Meriah Serba Hitam, Intip Momen Perayaan Ulang Tahun ke-17 Xavier Anak Cut Keke
- Kisah Panglima Perang Pilihan Soekarno, Sempat Dibenci Karena Kemampuannya
- Kisah Ki Bagus Rangin, Pejuang Rakyat dari Cirebon di Zaman Penjajah Belanda
Tak bisa melawan, Pocut Baren pun ditangkap dan dipenjara di Meulaboh. Sejak saat itu, perlawanannya berhenti seketika. Luka bekas peluru yang menghujam kakinya itu semakin hari semakin memburuk. Minimnya pengobatan dan tindakan dari tim medis, akhirnya kaki Pocut Baren harus diamputasi.
Semangat Perjuangan
Kobaran semangat Pocut Baren tak berhenti dengan mudah. Meski kakinya diamputasi, ia tetap menyemangati anak buahnya dalam berperang melalui pantun dan syair yang dibuatnya.
Pocut Baren cukup andal di bidang pemerintahan, saat memimpin wilayah Tungkop berhasil mengubah daerah yang aman dan makmur. Ketika Belanda menduduki wilayah itu sangat senang. Mereka pun akhirnya memberikan sebuah kaki palsu terbuat dari kayu yang dibawa langsung dari Belanda.
Pocut Baren wafat tahun 1933 dan dimakamkan di kampung halamannya. Atas jasanya yang begitu besar, namanya pun diabadikan jadi nama jalan di Aceh.