6 Sisi Positif Perang Nuklir Menurut Sains
6 Sisi positif perang nuklir menurut sains. Potensi terjadinya perang nuklir tak bisa diabaikan. Berdasar laporan yang dibuat oleh para ilmuwan dari Oxford University menyatakan bahwa perang nuklir adalah salah satu hal yang bisa membawa dunia pada akhirnya.
Potensi terjadinya perang nuklir tak bisa diabaikan. Berdasar laporan yang dibuat oleh para ilmuwan dari Oxford University menyatakan bahwa perang nuklir adalah salah satu hal yang bisa membawa dunia pada akhirnya, selain pandemi dan juga perubahan iklim.
Sangat perlu digarisbawahi bahwa senjata nuklir juga berpotensi besar untuk menghancurkan seluruh umat manusia. Hal ini disampaikan oleh Piers Millet, parak biosecurity dari Future of Humanity Institute.
-
Siapa Nurul Hikmah? Pada Rabu (24/7) lalu, sebanyak 991 mahasiswa program pascasarjana UGM menjalani upacara wisuda. Di antara mereka ada Nurul Hikmah (25). Dia berhasil lulus dari Program Studi Magister Farmasi Klinik, Fakultas Farmasi UGM, dengan IPK sempurna 4.00.
-
Apa yang diamati oleh para ilmuwan? Para ilmuwan berhasil menyaksikan dua pasang lubang hitam supermasif yang hampir bertabrakan. Dua fenomena alam itu terletak jutaan hingga miliaran tahun cahaya dari Bumi.
-
Apa yang ditemukan oleh para ilmuwan? Ilmuwan menemukan dua spesies dinosaurus baru, yang hidup 66 juta tahun lalu.
-
Mengapa penelitian ini penting? Selain membantu memahami lebih lanjut tentang sistem cuaca unik di planet es, temuan ini juga dapat membantu menjelaskan mengapa medan magnet Neptunus dan Uranus berbeda dengan medan simetris yang dimiliki Bumi.
Tak cuma bisa memusnahkan umat manusia dalam hitungan detik, namun yang tidak terkena dampak ledakan bisa terkena dampak radiasi. Dalam hal ini, bahkan orang yang meninggal di detik pertama ledakan mungkin bisa jadi justru orang yang beruntung.
Namun meski belum terjadi, mari kita pelajari beberapa dampak ledakan nuklir yang ternyata tak selamanya negatif. Dilansir dari Listverse, berikut ulasannya.
Kehidupan Akan Tetap Berjalan
Tentu kita tahu bahwa dulu asteroid menghujam Bumi hingga memusnahkan dinosaurus. Namun, kehidupan ternyata masih bisa berjalan hingga sekarang. Jika kita petik sisi positifnya, jika asteroid yang jutaan kali lebih buruk ketimbang perang nuklir saja kehidupan masih bisa berjalan, nuklir seharusnya tak akan membuat Bumi ini kiamat.
Jika melihat beberapa studi, beberapa makhluk hidup bisa bertahan di radiasi yang tinggi. Beberapa makhluk hidup tersebut antara lain adalah beberapa spesies lebah, lalat buah, tardigrade, serta masih banyak lagi.
Dengan ini, populasi serangga akan makin banyak dan mempercepat pulihnya ekosistem Bumi yang lebih baik.
Efek Samping Radiasi
Ledakan nuklir memiliki masalah terbesar berupa radiasi yang bisa menghancurkan kehidupan. Namun efek radiasi ternyata berbeda-beda.
Ternyata menurut hasil dari deretan uji coba, radiasi telah tereliminasi setelah beberapa detik bom nuklir meledak. Sebenarnya yang tersisa adalah elemen radioaktif yang lebih sedikit tapi memang lebih kuat.
Dampak radioaktif akan sangat terasa jika bom dijatuhkan di permukaan tanah, layaknya yang terjadi di Hiroshima Nagasaki. Jika bom meledak di udara. material radioaktif akan berpencar di udara dan tak akan memberi dampak masif.
Namun tak bisa dipungkiri, jika meledak permukaan tanah, situasi akan buruk. Zona jatuhnya bom di Hiroshima dan Nagasaki baru bisa ditinggali dalam waktu beberapa dekade setelahnya karena bahaya radiasi.
Adaptasi Spesies Terhadap Radiasi
Dalam Teori Evolusi Darwin, disebut bahwa spesies dapat beradaptasi ke perubahan lingkungan melalui "seleksi alam." Adaptasi ini terjadi pada level genetik dan dapat berimbas kepada pengembangan spesies.
Dalam konteks nuklir, evolusi dan seleksi alam bahkan tak berlangsung dengan lama. Di kecelakan reaktor nuklir Chernobyl pada 1986 silam, tanah yang berada di sekitar reaktor nuklir tersebut penuh dengan elemen radioaktif. Di atas tanah yang seharusnya beracun ini, ilmuwan justru dikagetkan dengan tumbuhnya jejamuran yang mengonsumsi murni elemen radioaktif.
Setelah diadakan penelitian oleh ilmuwan Inggris, ditemukan bahwa beberapa bakteri bahkan mampu menetralisir limbah radioaktif. Adanya bakteri ini hanya berjarak beberapa tahun pasca kecelakaan reaktor nuklir.
Hal ini memperlihatkan bahwa lingkungan pasca-nuklir yang buruk pun bisa ditetap diterjang oleh makhluk hidup dan seleksi alam akan menjaring yang terbaik dan mereka akan memperbaiki ekosistem Bumi kembali.
Pencegahan Gempa
Kita di Indonesia tentu sudah sangat familiar dengan konsep pergeseran lempeng yang menyebabkan gempa. Ternyata, ledakan nuklir mampu meredam getarannya, bahkan mencegah gempa yang lebih besar terjadi.
Di 2017 silam, uji coba nuklir di Korea Utara berbarengan dengan gempa 6,3 SR yang terjadi di semenanjung Korea. Dalam fenomena ini, ternyata gelombang kejutan nuklir dapat meredam tekanan gempa dan membuatnya tersimpan di kerak Bumi. Hal ini membuat tegangan tektonik bisa diredam dengan adanya ledakan.
Hal ini juga diduga dapat menghilangkan tekanan lempeng dengan cara pelepasan tremor kecil, dan membuat stabilitas geologi Bumi jauh lebih bagus sehingga gempa dengan ukuran besar justru dapat dihindari.
Perbaikan Lapisan Ozon
Lapisan ozon terletak di 10 hingga 50 kilometer di atas permukaan Bumi, dan merupakan aspek penting dalam menjaga kehidupan di dalam Bumi terutama menjaga Bumi dari radiasi ultra-violet dari matahari.
Jika ada perang nuklir terjadi, ledakan bom nuklir akan merilis banyak sekali nitrogen monoksida yang dapat mendisintegrasi lapisan ozon. Lapisan ozon akan tereduksi dan penghuni Bumi akan terpapar UV. Namun, nitrogen monoksida ini justru akan bereaksi dengan beberapa elemen seperti hidrokarbon, untuk membentuk lapisan ozon baru dengan jumlah besar, namun di ketinggian yang rendah.
Dengan kata lain, ledakan nuklir sebenarnya justru dibutuhkan oleh lapisan ozon kita. Jika proses ini terjadi, makin lapa lapisan ozon troposferik akan terbentuk, dan justru akan melindungi Bumi dari radiasi yang berasal dari luar Bumi. Bahkan, temperatur global juga akan menurun.
Bumi Tak Akan Hancur
Nuklir didengung-dengungkan sebagai senjata pemusnah masal, yang mampu untuk menghancurkan umat manusia. Namun pada dasarnya hal ini tidak benar. Memang akan ada korban berjatuhan dalam radius tertentu jika sebuah bom nuklir dijatuhkan.
Sisi positifnya, meskipun peperangan adakan jadi hal terburuk yang terjadi pada umat manusia, perang nuklir tidak berarti kiamat seperti yang didengung-dengungkan selama ini.
Menurut para ilmuwan, asteroid Chicxulub yang digadang-gadang sebagai penyebab dunia "kiamat" pada saat itu, ternyata kekuatannya sangat masif. Diperkirakan, kekuatan asteroid tersebut 10 milyar kali lebih bertenaga ketimbang bom Hiroshima.
Dampak dari asteroid ini tentu saja punahnya dinosaurus, namun masih ada 25 persen kehidupan yang masih bertahan pasca hujaman asteroid tersebut.
Perkiraan jumlah hulu ledak nuklir yang dimiliki berbagai negara adalah 14.500. Meskipun akan ada jutaan korban berjatuhan, hujaman bom ini tak akan merusak Bumi.
(mdk/idc)