Ada Komet Gelap yang Ditemukan Astronom, Berbahaya?
Komet gelap merupakan objek dengan ciri khas yang menarik, terlihat mirip asteroid, namun menunjukkan perilaku khas komet.
Tim astronom dari NASA baru-baru ini mengumumkan penemuan tujuh komet gelap yang baru, yang hasil penelitian ini dipublikasikan dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Science pada 9 Desember 2024.
Dengan penemuan ini, jumlah komet gelap yang telah teridentifikasi di tata surya kita kini mencapai 13, menambah wawasan kita tentang objek-objek langit yang unik ini.
-
Apa itu 'komet setan'? Karena penampakan batunya yang menyerupai tanduk dan menonjol keluar, komet ini dijuluki sebagai "komet setan", dan diperkirakan terdiri dari gas dan debu.
-
Di mana puing-puing komet yang menyebabkan hujan meteor berasal? Komet umumnya tidak tersusun dari bongkahan batuan padat. Inti komet terdiri dari kombinasi bahan es dan 'batuan' atau 'tanah' yang terkonsolidasi secara longgar.
-
Apa itu hujan meteor Geminid? Hujan meteor Geminid adalah salah satu hujan meteor terbesar yang terjadi setiap tahun pada pertengahan Desember.Fenomena ini berasal dari sisa debu dan puing-puing dari objek bernama 3200 Phaethon yang menjadi asal usul hujan meteor ini. Phaethon sendiri dianggap sebagai "asteroid hampir" atau "komet berkarang".
-
Apa itu hujan meteor? Hujan meteor adalah suatu fenomena alam luar angkasa yang terjadi ketika meteor jatuh terbang di angkasa.
-
Asteroid sebesar apa yang melintasi Bumi? Sebuah asteroid yang hampir sebesar Piramida Giza sedang dalam perjalanan melintasi Bumi hari ini, dan NASA telah memberikan peringatan terkait hal tersebut.
-
Kapan puncak hujan meteor Geminid terjadi? Pada tahun ini, puncak hujan meteor geminid diperkirakan terjadi pada tanggal 14 hingga 15 Desember 2023.
Sesuai informasi dari laman Space pada Selasa (17/12), komet gelap memiliki ciri khas yang menarik, karena secara visual mirip dengan asteroid, tetapi menunjukkan perilaku yang khas dari komet.
Komet ini umumnya tidak memiliki ekor terang seperti yang biasanya terlihat pada komet lainnya, namun gerakannya mengindikasikan adanya pelepasan gas dari permukaannya. Fenomena ini pertama kali menarik perhatian para ilmuwan pada Maret 2016 ketika terjadi penyimpangan orbit pada asteroid 2003 RM.
Penyimpangan kecil tersebut tidak dapat dijelaskan dengan efek percepatan standar asteroid, seperti efek Yarkovsky yang disebabkan oleh radiasi termal. Meskipun tidak ada ekor komet yang terdeteksi, penyimpangan orbit tersebut memberikan indikasi bahwa 2003 RM memiliki sifat-sifat mirip komet yang sedang mengalami pelepasan gas.
Pada tahun 2017, penemuan objek luar tata surya pertama, 1I/2017 U1 ('Oumuamua'), semakin mendukung hipotesis mengenai keberadaan komet gelap ini. Objek tersebut menunjukkan pergeseran lintasan yang serupa akibat pelepasan gas dari permukaannya, meskipun tanpa adanya ekor yang terlihat.
Para astronom mengelompokkan komet gelap ini menjadi dua kategori utama berdasarkan ukuran dan orbitnya. Komet gelap luar memiliki karakteristik yang mirip dengan komet dalam keluarga Jupiter, dengan orbit yang sangat eksentrik (berbentuk elips) dan ukuran yang besar, mencapai ratusan meter atau lebih.
- 5 Hujan Meteor akan Terjadi pada Desember 2024
- Seberapa Besar Kemungkinan Asteroid Menabrak Bumi dalam Waktu Dekat? Begini Kata Ilmuwan
- 4 Asteroid Besar Mendekati Bumi, Ada yang Seukuran Gedung Pencakar Langit, Bahaya jika Hantam Planet Ini
- Asal Usul Meteor yang Kerap Menghantam Bumi Ternyata dari Planet Sebelah
Sementara itu, komet gelap dalam memiliki ukuran yang lebih kecil, biasanya puluhan meter atau kurang, dan bergerak dalam orbit yang lebih mendekati bentuk melingkar di dalam tata surya.
Komet Gelap Jadi Ancaman
Objek misterius yang sulit terlihat ini dapat menimbulkan ancaman yang lebih besar bagi Bumi dibandingkan dengan yang diperkirakan oleh para ilmuwan. Objek-objek kecil yang berputar dengan cepat ini berkeliaran di sekitar Bumi, kemungkinan berasal dari lokasi yang lebih jauh di dalam tata surya.
Mereka mungkin mengandung air dan unsur-unsur volatil lainnya, yang berpotensi menimbulkan bahaya. Komet berasal dari wilayah paling luar tata surya, di mana suhu yang rendah memungkinkan molekul seperti air membeku.
Meskipun umumnya memiliki orbit yang stabil, kadang-kadang komet dapat terganggu akibat interaksi gravitasi dengan planet raksasa, yang mengakibatkan beberapa batuan es bergerak menuju tata surya bagian dalam. Ketika ini terjadi, panas dari matahari dapat menghancurkan mereka.
Di sisi lain, asteroid umumnya berada di tata surya bagian dalam, antara Mars dan Jupiter. Asteroid memiliki komposisi yang lebih berbatu dibandingkan komet, sehingga dapat bertahan lebih lama di bawah sinar matahari. Namun, asteroid juga kadang-kadang jatuh ke orbit yang tidak stabil, yang membawa mereka mendekati Bumi.
Komet gelap, yang berperilaku mirip dengan asteroid dan komet, memiliki ukuran kecil, hanya puluhan kilometer lebar. Menurut laman Live Science pada Senin (16/12/2024), komet ini tidak menunjukkan tanda-tanda keluarnya gas atau penguapan unsur volatil seperti air.
Meskipun demikian, komet gelap tidak bergerak dalam orbit yang sempurna dan menunjukkan tanda-tanda percepatan "nongravitasi". Dengan kata lain, terdapat beberapa gaya lain yang dapat memengaruhi orbit komet gelap tersebut.
Para peneliti berkesimpulan bahwa komet gelap memiliki komposisi serupa dengan asteroid dan merupakan hasil dari fragmentasi objek yang lebih besar. Dengan bukti-bukti ini, mereka menduga bahwa komet gelap kemungkinan besar berasal dari sabuk asteroid utama yang telah keluar dari orbitnya karena pengaruh gravitasi Saturnus.
Orbit yang tidak stabil dan sifat-sifat unik dari komet gelap menjadikannya objek yang sangat berbahaya bagi Bumi. Komet gelap berukuran kecil, bergerak cepat, dan sulit untuk dideteksi. Selain itu, perilaku mereka yang tidak seperti asteroid dan komet membuatnya sulit untuk diprediksi.