Ada Komet Gelap yang Ditemukan Astronom, Berbahaya?
Komet gelap merupakan objek dengan ciri khas yang menarik, terlihat mirip asteroid, namun menunjukkan perilaku khas komet.
Tim astronom dari NASA baru-baru ini mengumumkan penemuan tujuh komet gelap yang baru, yang hasil penelitian ini dipublikasikan dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Science pada 9 Desember 2024.
Dengan penemuan ini, jumlah komet gelap yang telah teridentifikasi di tata surya kita kini mencapai 13, menambah wawasan kita tentang objek-objek langit yang unik ini.
-
Kenapa ilmuwan khawatir dengan komet ini? Komet sebesar ini jika menabrak Bumi tentu bisa berakibat fatal. Maka wajar ilmuwan astronomi khawatir.
-
Apa yang ditemukan astronom? Astronom dunia telah mengonfirmasi penemuan sebuah planet yang memiliki kecepatan orbit yang tinggi. Planet yang baru ditemukan tersebut adalah TOI-1347 b. Ia mengorbit bintangnya hanya selama 20 jam 24 menit atau 0,85 hari.
-
Kenapa asteroid berbahaya? Kekuatan Asteroid Perlu diketahui, bahwa bahkan asteroid kecil berukuran 500 meter ini dapat memberikan dampak yang sangat besar pada Bumi.
-
Mengapa asteroid penting diteliti? Meskipun jumlahnya tidak banyak, tetapi terdapat segelintir asteroid yang dapat menjadi ancaman bagi kehidupan Bumi.
-
Asteroid apa yang ditemukan? Para ilmuwan dari Asteroid Institute (Institut Asteroid) dan Universitas Washington telah menemukan 27.500 benda langit yang baru diidentifikasi menggunakan teknologi canggih.
-
Siapa yang mendeteksi asteroid? Berita ini pertama kali diumumkan oleh akun resmi European Space Agency (ESA) melalui sebuah postingan di platform X.
Sesuai informasi dari laman Space pada Selasa (17/12), komet gelap memiliki ciri khas yang menarik, karena secara visual mirip dengan asteroid, tetapi menunjukkan perilaku yang khas dari komet.
Komet ini umumnya tidak memiliki ekor terang seperti yang biasanya terlihat pada komet lainnya, namun gerakannya mengindikasikan adanya pelepasan gas dari permukaannya. Fenomena ini pertama kali menarik perhatian para ilmuwan pada Maret 2016 ketika terjadi penyimpangan orbit pada asteroid 2003 RM.
Penyimpangan kecil tersebut tidak dapat dijelaskan dengan efek percepatan standar asteroid, seperti efek Yarkovsky yang disebabkan oleh radiasi termal. Meskipun tidak ada ekor komet yang terdeteksi, penyimpangan orbit tersebut memberikan indikasi bahwa 2003 RM memiliki sifat-sifat mirip komet yang sedang mengalami pelepasan gas.
Pada tahun 2017, penemuan objek luar tata surya pertama, 1I/2017 U1 ('Oumuamua'), semakin mendukung hipotesis mengenai keberadaan komet gelap ini. Objek tersebut menunjukkan pergeseran lintasan yang serupa akibat pelepasan gas dari permukaannya, meskipun tanpa adanya ekor yang terlihat.
Para astronom mengelompokkan komet gelap ini menjadi dua kategori utama berdasarkan ukuran dan orbitnya. Komet gelap luar memiliki karakteristik yang mirip dengan komet dalam keluarga Jupiter, dengan orbit yang sangat eksentrik (berbentuk elips) dan ukuran yang besar, mencapai ratusan meter atau lebih.
Sementara itu, komet gelap dalam memiliki ukuran yang lebih kecil, biasanya puluhan meter atau kurang, dan bergerak dalam orbit yang lebih mendekati bentuk melingkar di dalam tata surya.
Komet Gelap Jadi Ancaman
Objek misterius yang sulit terlihat ini dapat menimbulkan ancaman yang lebih besar bagi Bumi dibandingkan dengan yang diperkirakan oleh para ilmuwan. Objek-objek kecil yang berputar dengan cepat ini berkeliaran di sekitar Bumi, kemungkinan berasal dari lokasi yang lebih jauh di dalam tata surya.
Mereka mungkin mengandung air dan unsur-unsur volatil lainnya, yang berpotensi menimbulkan bahaya. Komet berasal dari wilayah paling luar tata surya, di mana suhu yang rendah memungkinkan molekul seperti air membeku.
Meskipun umumnya memiliki orbit yang stabil, kadang-kadang komet dapat terganggu akibat interaksi gravitasi dengan planet raksasa, yang mengakibatkan beberapa batuan es bergerak menuju tata surya bagian dalam. Ketika ini terjadi, panas dari matahari dapat menghancurkan mereka.
Di sisi lain, asteroid umumnya berada di tata surya bagian dalam, antara Mars dan Jupiter. Asteroid memiliki komposisi yang lebih berbatu dibandingkan komet, sehingga dapat bertahan lebih lama di bawah sinar matahari. Namun, asteroid juga kadang-kadang jatuh ke orbit yang tidak stabil, yang membawa mereka mendekati Bumi.
Komet gelap, yang berperilaku mirip dengan asteroid dan komet, memiliki ukuran kecil, hanya puluhan kilometer lebar. Menurut laman Live Science pada Senin (16/12/2024), komet ini tidak menunjukkan tanda-tanda keluarnya gas atau penguapan unsur volatil seperti air.
Meskipun demikian, komet gelap tidak bergerak dalam orbit yang sempurna dan menunjukkan tanda-tanda percepatan "nongravitasi". Dengan kata lain, terdapat beberapa gaya lain yang dapat memengaruhi orbit komet gelap tersebut.
Para peneliti berkesimpulan bahwa komet gelap memiliki komposisi serupa dengan asteroid dan merupakan hasil dari fragmentasi objek yang lebih besar. Dengan bukti-bukti ini, mereka menduga bahwa komet gelap kemungkinan besar berasal dari sabuk asteroid utama yang telah keluar dari orbitnya karena pengaruh gravitasi Saturnus.
Orbit yang tidak stabil dan sifat-sifat unik dari komet gelap menjadikannya objek yang sangat berbahaya bagi Bumi. Komet gelap berukuran kecil, bergerak cepat, dan sulit untuk dideteksi. Selain itu, perilaku mereka yang tidak seperti asteroid dan komet membuatnya sulit untuk diprediksi.