Bertujuan teliti alien di Mars, roket ExoMars akhirnya lepas landas
Sejauh ini, ini adalah misi kedua dari European Space Agency untuk mencoba meneliti Mars, dari 43 misi yang pernah ada.
Sebuah roket diluncurkan untuk bepergian sejauh lebih dari 77 juta kilometer, ke tempat yang digadang-gadang jadi rumah masa depan umat manusia: Mars.
Dilansir dari Wired (14/3), sebuah roket yang menandai misi pertama dari ExoMars, diluncurkan dari Baikonur, Kazakhstan. Peluncuran ini adalah kerjasama dari Europoean Space Agency dan Roscosmos, space agency dari Rusia. Proyek yang diberi nama ExoMars ini akan mencoba meneliti apakah pernah ada kehidupan di planet merah tersebut. Penelitian ini dilakukan dengan mengirim 2 pesawat luar angkasa, yakni ExoMars Trace Gas Orbiter, dan sebuah pesawat kecil bernama Schiaparelli.
-
Kapan penelitian ini dilakukan? Studi ini didasarkan pada National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES) 1999–2018, yang melibatkan lebih dari 17.000 wanita berusia 20 hingga 65 tahun.
-
Apa yang ditemukan para ilmuwan di luar angkasa? Para ilmuwan telah menemukan dua bintang dengan sifat misterius. Benda langit ini memancarkan gelombang radio setiap 20 menit. Anehnya lagi ia berkedip dan mati saat berputar menuju maupun menjauh dari Bumi. Para ilmuwan berasumsi bahwa mereka mungkin mewakili objek bintang tipe baru.
-
Mengapa penemuan LTT9779b disebut sebagai tonggak sejarah dalam penelitian luar angkasa? Penelitian juga menandai tonggak sejarah besar karena menunjukkan bagaimana planet seukuran Neptunus dapat bertahan hidup di gurun yang panas di Neptunus.
-
Di mana penelitian ini dilakukan? Tim peneliti dari Universitas Yonsei di Seoul, Korea Selatan, berhasil mengembangkan varietas beras hibrida yang dipadukan dengan protein daging sapi dan sel lemak.
-
Dimana penelitian tentang selada berbahaya di luar angkasa dilakukan? Mengutip ScienceAlert, Selasa (6/2), berdasarkan penelitian Universitas Delaware, Amerika Serikat (AS), tanaman berdaun seperti selada dan bayam di luar angkasa bisa menimbulkan bakteri.
-
Mengapa penelitian tentang respons tubuh terhadap penerbangan luar angkasa penting? Penemuan ini penting mengingat peran gender dalam penelitian respon fisiologis terhadap lingkungan ekstrem seperti luar angkasa masih minim dipahami dengan baik.
ExoMars 'Orbiter,' akan meneliti sekaligus mengklasifikasikan kandungan atmosfir Mars, sementara robosensor yang melengkapinya, akan mencari berbagai gas seperti Metana yang mungkin bisa memberi petunjuk bagaimana cara bisa bertahan di planet tersebut, yang akan berguna untuk misi-misi Mars selanjutnya.
Namun, proses ini tak bisa langsung mulai begitu saja. Ternyata, hal yang dilalui untuk memulai sebuah penelitian luar angkasa prosesnya cukup lama. Setelah lepas landas dari Bumi dan sampai ke orbit Mars, hal yang pertama kali dilakukan adalah mengitari Mars selama 7 bulan dengan tenaga surya. Setelah menganalisa kondisinya, The Orbiter akan masuk lebih dekat ke orbit Mars, sementara Schiaparelli mencari tempat landasan dan terjun menggunakan parasut. Barulah sistem 'aerobrake' bisa diaktifkan dari Bumi, dan pesawat akan menurunkan ketinggiannya ke permukaan Mars. Dengan proses yang lama ini, penelitian baru akan dilakukan di akhir 2017.
Sejauh ini, ini adalah misi kedua dari European Space Agency untuk mencoba meneliti Mars. Dari 43 misi sebelumnya yang pernah ada, misi-misi tersebut dilakukan oleh Amerika Serikat atau Rusia.
Baca juga:
Rusia luncurkan roket untuk cari kehidupan di Mars
Penampakan UFO berbentuk 'cerutu' muncul dekat stasiun luar angkasa
Setelah 340 hari di luar angkasa, astronot Kelly nyatakan pensiun
4 Astronot ini lebih muda saat pulang ke Bumi, layaknya time travel
Eksperimen berhasil, tanaman ini mampu tumbuh di tanah Mars!
Mantan perwira AS: basis alien bawah laut ada di Guantanamo Bay
Misterius, 'kubah' ini ditemukan di Planet Ceres