Cincin Saturnus Mulai Menipis dan Kemungkinan Menghilang, Ilmuwan Dibuat Takjub
1,5 miliar kilometer jauhnya dari Bumi, terdapat dunia bercincin yang memukau para astronom dengan keindahannya. Ya, itu adalah Planet Saturnus. Planet yang dikenal tidak hanya karena ukurannya yang sangat besar, yakni sembilan kali lebih lebar dari Bumi beserta cincin ikoniknya.
1,5 miliar kilometer jauhnya dari Bumi, terdapat dunia bercincin yang memukau para astronom dengan keindahannya. Ya, itu adalah Planet Saturnus. Planet yang dikenal tidak hanya karena ukurannya yang sangat besar, yakni sembilan kali lebih lebar dari Bumi beserta cincin ikoniknya.
Dilaporkan IndiaToday, Sabtu (6/5), namun cincin itu dalam bahaya dan perlahan menghilang. Para peneliti telah mengungkapkan bahwa cincin Saturnus, yang terdiri dari bongkahan es besar sedang terkikis.
-
Apa yang menjadi ciri khas planet Saturnus? Saturnus terkenal dengan cincin ikoniknya yang terbuat dari es dan batu.
-
Apa saja ciri khas orang Saturnus? Tampilan planet ini diidentikan seperti orang tua. Ia menggunakan topi khas cincin Saturnus. Di sekeliling topinya itu ada semacam selang dan alat pengukur tekanan.
-
Kenapa ilmuwan terkejut dengan penemuan di Saturnus? Tidak ada seorang pun di tim Cassini-Huygens yang membayangkan bahwa bulan-bulan kecil Saturnus bisa aktif secara kimiawi dan menghasilkan molekul-molekul berat. Ini adalah kejutan terbesar dan mungkin merupakan penemuan Cassini yang paling penting,” tambah Blanc.
-
Mengapa cincin Saturnus akan menghilang? Ketinggian vertikal dari sistem cincin ini pendek, biasanya 10 meter sehingga ketika Saturnus terlihat sempurna dari samping, cincin tersebut hampir mustahil untuk dilihat.
-
Bagaimana proses hilangnya cincin Saturnus terjadi? Cincin tersebut menjadi rumah bagi banyak fragmen es dan diselimuti oleh lapisan debu. Meskipun usia sebenarnya masih menjadi topik perdebatan, penelitian terbaru menunjukkan kemungkinan cincin-cincin tersebut merupakan fenomena baru dalam panorama kosmik, mungkin terbentuk hanya 400 juta tahun lalu dan menjadikannya lebih muda daripada sepersepuluh usia Saturnus.
-
Dimana cincin Saturnus akan jatuh? Selain itu, pesawat Antariksa Cassini juga menjelaskan materi cincin yang jatuh ke khatulistiwa planet ini dapat menyebabkan cincin-cincin itu lenyap bahkan lebih cepat, yaitu dalam 100 juta tahun.
Ilmuwan pun tidak tahu berapa lama cincin itu akan bertahan. Hal ini karena adanya bongkahan es yang mengelilingi planet menabraknya yang menyebabkan penipisan cincin secara misterius misterius hingga membuat para astronom takjub.
"Kami masih mencoba mencari tahu seberapa cepat mereka terkikis," kata James O'Donoghue, yang memimpin penelitian tentang hilangnya cincin Saturnus dalam sebuah pernyataan.
Meskipun banyak yang percaya bahwa cincin-cincin itu selalu menjadi bagian dari Saturnus, namun justru kemunculan cincin Saturnus tersebut relatif baru.
Cincin tersebut baru berumur 100 juta tahun, yang kelihatannya lama dalam skala kosmik, tetapi tidak terlalu lama. Para ilmuwan sekarang sedang mencoba mencari tahu masa depan cincin ini.
Sementara penelitian menunjukkan bahwa cincin itu bisa memakan waktu 100 juta tahun lagi untuk menghilang sepenuhnya, James O'Donoghue masih menyebutnya sebagai "kematian cepat".
"Saat ini, penelitian menunjukkan bahwa cincin itu hanya akan menjadi bagian dari Saturnus selama beberapa ratus juta tahun lagi. Ini mungkin terdengar lama, tetapi dalam sejarah alam semesta, ini adalah kematian yang relatif cepat. Kami bisa sangat beruntung berada di sekitar saat cincin itu ada," kata James.
Tim sedang mencoba untuk mendapatkan Teleskop Luar Angkasa James Webb untuk mempelajari lebih dalam fisika cincin Saturnus dan apa yang sebenarnya memicu bongkahan es ini jatuh di planet tempat mereka mengorbit.
Menurut NASA, sistem cincin Saturnus memanjang hingga 2.82.000 kilometer dari planet tersebut. Cincin-cincin itu relatif dekat satu sama lain, kecuali celah selebar 4.700 kilometer yang disebut Divisi Cassini yang memisahkan Cincin A dan B.
Sistem ini memiliki total tujuh cincin. Cincin ini diyakini sebagai potongan komet, asteroid, atau bulan yang hancur yang pecah sebelum mencapai planet karena dihancurkan oleh gravitasi planet yang kuat.
"Partikel cincin sebagian besar berkisar dari butiran es kecil seukuran debu hingga bongkahan sebesar rumah. Beberapa partikel berukuran sebesar gunung," kata NASA.
(mdk/faz)