Di Lokasi Ini Ilmuwan Menemukan Lempengan Tektonik Kuno
Tak menduga di sinilah lempengan tektonik kuno ditemukan.
Tak menduga di sinilah lempengan tektonik kuno ditemukan.
Di Lokasi Ini Ilmuwan Menemukan Lempengan Tektonik Kuno
Ilmuwan terkejut. Mereka tak sengaja menemukan lempengan tektonik kuno. Ditemukan setelah mereka melakukan rekonstruksi.
Rekonstruksi ini berhasil dilakukan mahasiswa doktor geologi di Universitas Utrecht, Belanda bernama Suzanna van de Lagemaat bersama timnya.
-
Apa jenis teka-teki yang dibahas dalam kumpulan ini? Dalam kehidupan yang penuh tekanan dan tantangan, terkadang kita semua membutuhkan hiburan sederhana yang bisa membuat senyum tersungging di wajah. Salah satu bentuk hiburan yang populer adalah teka-teki lucu, yang tak hanya mengundang tawa, tetapi juga mengasah otak dengan cara yang menyenangkan.
-
Bagaimana peneliti menemukan lempeng tektonik purba ini? Peneliti menetapkan keberadaan lempeng ini dengan menggabungkan data geologi dari pegunungan dan pecahan samudera yang terletak di atas lempeng benua di wilayah Asia-Pasifik.
-
Bagaimana lempeng tektonik bekerja jika Bumi datar? “Ketika melakukan perhitungan sederhana seperti, 'Jika lempeng ini bergerak sejauh ini dan lempeng itu bergerak sejauh itu,' semuanya harus dilakukan pada sebuah bola,”
-
Apa yang dimaksud dengan pantun teka-teki? Pantun teka-teki berisi teka-teki untuk para pendengarnya.
-
Apa yang dimaksud dengan pantun teka-teki lucu? Pantun teka teki lucu dan jawabannya ini cocok sebagai hiburan saat kumpul bersama.
-
Siapa yang menemukan lempeng tektonik di Kalimantan? Prediksi keberadaan kerak Bumi ini muncul ketika Suzanna van de Lagemaat, ahli geologi lulusan Universitas Utrecht di Belanda, dan supervisornya, Douwe van Hinsbergen, menganalisis data geologi dari pegunungan di kawasan Asia-Pasifik.
Menurut laporan IFLScience, Kamis (12/10), van de Lagemaat dan tim mempelajari area di sekitar Filipina, di mana batuan cair pernah meletus ke permukaan dan lempengan tektonik bergerak terpisah.
“Filipina terletak di persimpangan kompleks dari sistem lempeng yang berbeda,”
Peneliti utama, Suzanna van de Lagemaat.
Wilayah di sekitar Filipina hampir seluruhnya terdiri dari kerak samudera, dengan beberapa bagian yang meninggi di atas permukaan laut.
Bagian-bagian ini menunjukkan batuan dengan usia yang sangat berbeda dengan yang lainnya.
Dengan menggunakan data geologi, van de Lagemaat berhasil merekonstruksi pergerakan lempeng antara Jepang dan Selandia Baru.
Dari sini, dia menemukan bahwa lempeng kuno yang pernah ada di sana berukuran sangat besar, sekitar seperempat ukuran Samudera Pasifik, sebelum akhirnya lenyap.
Sebelumnya, Zona subduksi kuno atau zona di mana suatu lempeng tektonik tenggelam di bawah lempeng tektonik lainnya pernah teridentifikasi di daerah ini sebelas tahun yang lalu, ketika sebuah tim memeriksa data seismiknya.
Awalnya, lempeng-lempeng ini diperkirakan adalah bagian dari yang telah diketahui para peneliti. Tetapi penelitian ini membuktikan bahwa prediksi ini salah. Sampel yang dikumpulkan di Borneo (Sumatera) menjelaskan hal ini.
“Kami awalnya mengira bahwa kami berurusan dengan barang-barang peninggalan lempeng yang sudah hilang dan sudah kami ketahui,” jelas van de Lagemaat.
Sisa-sisa lempeng ini sekarang disebut sebagai Pontus, dan juga berada di pulau Palawan di Filipina Barat dan Laut China Selatan.
Pembimbing van de Lagemaat, Douwe van Hinsbergen, menyatakan bahwa sebelas tahun yang lalu, para peneliti mengira bahwa sisa-sisa Pontus mungkin berada di utara Jepang.
Sekarang, van de Lagemaat telah berhasil merekonstruksi setengah dari rangkaian pegunungan ‘Ring of Fire’ dari Jepang melalui Guinea Baru hingga Selandia Baru.