Kisah Ilmuwan Mempertaruhkan Hidupnya untuk Menemukan Danau Lava yang Sangat Langka
Riset dilakukan sejak 2001, namun pada 2020 para ilmuwan baru memberanikan diri survei lokasi.
Riset dilakukan sejak 2001, namun pada 2020 para ilmuwan baru memberanikan diri survei lokasi.
Kisah Ilmuwan Mempertaruhkan Hidupnya untuk Menemukan Danau Lava yang Sangat Langka
Sebuah ekspedisi yang dimulai pada tahun 2001 telah berakhir dengan penemuan yang berhasil menggegerkan dunia ilmu pengetahuan.
Para penjelajah dan ilmuwan yang melakukan ekspedisi ini berhasil menemukan danau 'api' yang aktif di dalam gunung berapi Michael di Pulau Saunders, Kepulauan Sandwich Selatan.
Danau 'api' yang dimaksud adalah danau lava. Danau lava sendiri merupakan fenomena alam yang sangat langka dan baru ditemukan tujuh di dunia. Dengan demikian, danau lava yang ditemukan ini menjadi yang ke delapan.
Laporan dari Live Science dan Indy100, Jumat (27/10), menyatakan bahwa ekspedisi ini berawal pada tahun 2001, ketika satelit NASA melakukan pemindaian di dekat Antartika dan berhasil menemukan anomali termal yang menarik perhatian para ilmuwan.
Satelit telah berhasil mendeteksi tanda-tanda danau batuan cair yang menggelegak, dan hanya ada tujuh di dunia saat itu. Namun, deteksi melalui satelit saja belum cukup untuk memastikan keberadaan danau lava. Ekspedisi secara langsung perlu dilakukan.
Survei Lokasi
Akhirnya pada tahun 2020, para penjelajah dan ilmuwan memutuskan untuk mencoba mencapai lokasi gunung lava itu.
Namun cuaca yang buruk memaksa mereka untuk kembali tanpa hasil.
Baru pada November 2022 lalu, pendakian yang sukses berhasil dilakukan setelah persiapan selama bertahun-tahun.
Salah satu ilmuwan yang ikut dalam ekspedisi ini adalah Emma Nicholson, seorang ahli vulkanologi dan profesor ilmu bumi di University College London, Inggris. Kepada Live Science, dia menyatakan bahwa ekspedisi ini sangat penting untuk dilakukan.
“Danau lava adalah salah satu laboratorium alami terbaik yang kita miliki untuk mempelajari proses vulkanik. Danau lava tidak permanen; secara geologis bersifat sementara, jadi ketika kita menemukan laboratorium baru, kita harus memanfaatkannya secepat mungkin,”
Emma Nicholson, Ahli Vulkanologi dan profesor ilmu bumi dari University College London, Inggris.
Bukan hanya untuk melihat danau lava secara sekilas, ekspedisi ini juga dilakukan untuk menyempurnakan model aktivitas gunung berapi.
Hal ini karena biasanya semua proses pergerakan magma dan pelepasan gas tersembunyi di bawah tanah.
Hal ini menyebabkan para peneliti harus menafsirkan apa yang terjadi.
Fenomena danau lava menyebabkan pergerakan ini terjadi di sana, dan dapat dilihat secara langsung.
Ekspedisi danau lava ini berhasil memberikan wawasan unik baru mengenai proses vulkanik, sekaligus meningkatkan pemantauan vulkanik di seluruh dunia.